"Eh, Taozi dimana?" tanya Profesor Chen yang belum mengetahui kalau Taozi berperan sebagai pohon. Pandangannya dengan jeli mencari sekumpulan anak-anak yang menari, tapi dia tetap tidak menemukan sosok Taozi.
"Eh, iya. Kok aku tidak melihat Taozi?" tanya He Yue yang juga penasaran. Dia ingat kalau anaknya benar-benar mengatakan kalau kelas tari Taozi akan menampilkan 'Tarian Angsa'. Tapi, dia tidak memberitahu bahwa Taozi akan berperan menjadi apa. Chen Chen hanya berkata kalau mereka harus membuka mata lebar-lebar untuk menemukannya.
Profesor Chen tidak menemukan sosok Taozi di anak-anak yang sedang menari itu. Ia lalu refleks menoleh ke orang tua Taozi dengan tatapan penuh tanda tanya. Hanya saja, ekspresi ayah dan ibu Taozi juga penasaran saat itu. Ternyata, mereka berdua juga tidak menemukan sosok Taozi di sana.
Ayah Taozi menggaruk kepalanya, "Apa jangan-jangan penampilan ini tidak ada Taozi?" katanya yang menjadi penasaran di dalam hatinya.
"Tidak mungkin. Taozi memberitahu Chen Chen kalau mereka akan menampilkan 'Tarian Angsa'" jawab Profesor Chen dengan sangat yakin. Dia tidak mengatakan kalau tidak ada Taozi, hanya saja mereka belum menemukannya.
"Coba cari lagi dengan teliti, mungkin masih ada pemeran yang belum keluar," lanjut Profesor Chen. Keempat orang dewasa itu lalu membuka matanya dan mencari Taozi lebih cermat lagi. Mereka 'menyapu' satu persatu penari yang ada di panggung, bahkan lalat kecil pun tidak luput dari pandangan mereka. Tapi, tetap saja tidak ada hasil apapun.
Musik 'Tarian Angsa' pun akhirnya berakhir. Suara riuh tepuk tangan penonton mengisi seisi ruangan itu. Para penari kecil itu lalu berjejer di depan panggung, dan memberikan hormat kepada penonton di sana. Saat itu, para penonton baru menyadari kalau pohon natal yang terus berdiri di belakang juga ikut maju ke depan panggung. Kemudian, dia memberikan hormat kepada penonton juga. Penonton yang melihatnya seketika langsung tertawa.
"Hahaha…"
"Ternyata dari awal pohon itu juga diperankan oleh siswa."
"Hahaha. Lucu sekali, dia terlihat seperti sebuah pohon natal."
"Lihat, ditengah pohon itu ada wajah bulat yang lucu."
"Iya, iya, pasti sangat tidak mudah."
Ditengah suara keramaian para penonton, setelah penari-penari kecil itu memberikan salam, tirai panggung itu pun tertutup. Pembawa acara lalu kembali melanjutkan membawakan acaranya.
Ibu Taozi yang kebetulan menoleh ke He Yue untuk mengatakan sesuatu, dia lalu menyadari kalau tempat duduknya entah sejak kapan sudah kosong. "Eh, Ibu Chen Chen kemana?" tanyanya kepada Profesor Chen.
Profesor Chen pun kemudian memperhatikan sekitarnya, "Entah, mungkin ke kamar mandi," jawabnya. Kemudian, baru saja pandangannya tertuju pada pohon natal yang diperankan oleh Taozi, seketika dia pun langsung tertawa. Namun, sejak awal dia tidak memerhatikan He Yue yang menghilang.
Penampilan kedua dimulai. Anak-anak kecil tersebut kini sedang memainkan musik instrumen dan membawakan lagu, "Sungai, bunga, dan indahnya malam musim semi."
Ketika penampilan tersebut berjalan setengah, He Yue kembali dengan ekspresi tawa di wajahnya. Ketika pencahayaan kembali meredup, Ibu Taozi melihat He Yue kembali.
"Ibu Chen Chen barusan pergi kemana?" tanya Ibu Taozi dengan suara pelan.
Senyum He Yue semakin sumringah ketika mendengar suara Ibu Taozi. Dia yang baru saja duduk langsung mengeluarkan kameranya. Karena dia tidak sabar untuk memberitahu Ibu Taozi apa yang baru saja dia lakukan, "Cepat lihat. Aku baru saja pergi ke belakang panggung. Aku mengambil foto Chen Chen dan Taozi sebelum Taozi mengganti kostumnya." katanya.
Ibu Taozi segera memperhatikan foto itu dengan seksama. Background-nya adalah tirai berwarna merah. Taozi yang mengenakan kostum pohon natal tampak tersenyum lebar menghadap kamera. Sedangkan Shen Mochen yang berada disampingnya, hanya melihat kamera tanpa ekspresi, bahkan dia juga menciptakan jarak diantara Taozi...