Menantuku

Sesampainya di gerbang sekolah, Taozi langsung turun dan melambaikan tangannya ke Shen Mochen, "Aku masuk kelas dulu ya." katanya.

"Iya," jawab Shen Mochen yang bergegas turun dari sepedanya, lalu menuntun sepedanya di belakang Taozi. "Taozi!" panggilnya tiba-tiba.

Taozi yang mendengar panggilan Shen Mochen seketika menghentikan langkah dan berbalik badan untuk bertanya, "Apa?"

"Nanti sepulang sekolah pergilah ke depan kelasku dan tunggu aku di sana," jawab Shen Mochen dengan datar. 

Taozi mengangguk, "Apa ada lagi?" tanyanya.

"Tidak," jawab Shen Mochen. Seusai bicara, dia kembali menuntun sepedanya menuju tempat parkir. Dan dalam sekejap, dia sudah tidak melihat sosok Taozi.

Sesampainya di kelas 7B, karena masih terlalu pagi, wali kelas mereka pun juga belum datang. Taozi lalu melihat-lihat sambil mencari tempat duduk yang akan dia duduki.

"Teman, apa disebelah bangkumu ada orang?" tanya seseorang.

Taozi berbalik badan. Dia lalu melihat seorang gadis berkuncir kuda tersenyum manis dengan mata sipitnya seperti bulan sabit. Kemudian, tampak pipi yang bulat dan bibir lembab yang kemerahan.

"Tidak," jawab Taozi sambil menggeleng. Dia lalu mengambil tas sekolahnya yang semula berada di atas meja sebelahnya, kemudian dipindah ke depannya.

"Kalau begitu aku duduk di sini, ya?" ucap gadis itu dengan imut. Dia pun langsung menaruh tasnya di sebelah Taozi, "Namaku Zhao Xue, kamu?" katanya memperkenalkan diri.

"Namaku Su Tao. Tapi mereka biasanya memanggilku Taozi," jawab Taozi sambil menyengir tidak jelas.

"Taozi, lucu sekali!" jawab Zhao Xue. Namun ketika ingin melanjutkan ucapannya, tiba-tiba seisi kelas itu terdiam. Mereka menoleh ke arah pintu kelas, kemudian tampak seorang guru laki-laki gemuk berjalan ke depan kelas. Ternyata beliau adalah wali kelas mereka.

"Selamat pagi semuanya, nama saya Zhao Guang. Mulai hari ini saya akan menjadi wali kelas kalian," sapa Zhao Guang. Senyumnya mengingatkan Taozi dengan Tathagata, mirip sekali! batinnya. (Tathagata: salah satu nama dewa dalam agama Buddha)

"Eh, beliau juga bermarga Zhao. Sama seperti kamu suka tersenyum," ucap Taozi. Dia lalu melihat wali kelas yang sedang berdiri di depan kelas itu, kemudian melihat Zhao Xue yang berada di sebelahnya. Kalau dilihat-lihat, kedua orang ini juga terlihat agak mirip. 

Zhao Xue diam-diam tersenyum sambil menyipitkan matanya, "Hehe, dia itu ayahku." jawabnya.

Taozi mengangguk dan berkata, "Oh, tidak kaget kalau kalian mirip."

Di hari pertama masuk sekolah, tidak ada pelajaran khusus pada pelajaran pertama. Mereka hanya diminta untuk maju satu persatu memperkenalkan diri dan menyebutkan mereka lulus dari sekolah mana, apa hobi mereka, dan semacamnya. 

Setelah semua murid selesai memperkenalkan dirinya, wali kelas Zhao Guang tersenyum lebar kepada anak-anaknya, "Baiklah, semuanya berbaris di depan berdasarkan tinggi badan ya. Kita atur lagi tempat duduk kita. Perempuan ada di depan, dan laki-laki di belakang. Baiklah, semuanya keluar dulu!" katanya.

Kelas yang semula tenang, dengan cepat berubah riuh. Mereka yang baru saja berkenalan berjalan keluar dengan tawa dan canda diantara mereka.

Karena tinggi Taozi yang lumayan pendek, ketika pembagian tempat duduk, dia mendapat baris kedua dari depan. Sedangkan Zhao Xue, karena ayahnya adalah seorang wali kelas, dia tidak akan membuat putrinya duduk di belakang. Karena itu sungguh kebetulan mereka menjadi teman sebangku. Karena ayah Zhao Xue adalah wali kelas mereka, selama tiga tahun ke depan Taozi dan Zhao Xue mungkin akan mendapat banyak perlakuan khusus dari Zhao Guang. Tentu saja ini masih menjadi cerita kedepannya.

Setelah bel pelajaran kedua berbunyi, terdengar musik dari gedung olahraga melalui bel sekolah. Dengan ini, artinya menandakan penyambutan siswa baru setiap tahunnya dimulai...