Disini dalam ruangan rahasiaku.
Bersama angin malam yang menyelimuti kalbu.
Ditengah jeritan alunan musik.
Memecahkan kesunyian saat ini.
Detik waktu menunjukkan pukul 12 dini hari.
Melaju kencang bagai roket melambung diudara.
Perasaan kini mulai tak bersahabat.
Bukan marah, hanya sedikit menyesali diri sendiri.
Kecewa bisa dibilang seperti itu.
Bukan salah siapapun, hanya mencoba instrospeksi diri sendiri.
Meratapi perbuatan bodoh yang telah dilakukan kala itu.
Kecewa rupanya telah berharap pada makhluk.
Menanti kabar kembira yang kulakukan saat itu.
Canda tawa yang kusemogakan takkan pudar.
Bahagia hati tuk tak lagi disakiti.
Namun, hanya angan-angan semata.
Semua hanya omong kosong belakang.
Tak ada yang dimengerti rupanya, hanya selalu untuk dimengerti, tak mau mendengar hanya selalu bercerita.
Memang seegois itu rupanya
Kala itu akupun kecewa dalam-dalam.
Harapku telah melebur dengan impianku.
Pergi untuk menenangkan diri diperlukan saat itu.
Namun, yang terjadi malah memperburuk situasi.
Hanya ingin sendiri, namun disebut egoku tinggi.
Kala itu, aku berpikir dalam-dalam.
Apa salahnya rasa iri itu muncul. Memang hal itu penyakit hati toh dalam mencari kebahagiaan bukannya hak semua makhluk?lantas mengapa aku tak bisa menggapainya?.
Dan mengapa saat ingin memiliki waktu sendiri lebih banyak dibilang telah berubah?dan tak bisa memahami yang lain.
Mungkin dengan itu, akupun tersenyum lebar lebar. Dan bertanya hal apa yang harus aku pahami dan mengerti? Bukannya aku telah membuat kalian senang dan kalianpun tak pernah bisa membalas diriku.
Cermin dulu bisa?