Ambisi Ratu

Di sisi lain, saat Aran meninggalkan rumah justru ratu melihat semua isi rumah seperti orang kampung yang di bawa ke kota. Ia melihat semua barang-barang tersebut seakan melihat sesuatu yang berharga. " cowok yang tadi ganteng juga. aahh gue mau pacaran sama dia liat aja nanti. gue pasti rebut apa yang Lo punya. " ucap Ratu. " ratu mari kita pulang " ucap ayah. " ayah bagaimana kalau kita tinggal disini saja Aku nggak mau pindah ke Bandung. disini lebih seru. " ucap Ratu antusias. " baiklah kita akan tinggal di sini. tapi kita harus pulang dulu. " ucap Ayah. " tapi kenapa? " tanya Ratu memelas. " kita harus mengurus surat pindah mu dulu dan mengemasi barang-barang yang ada di Bandung." ucap ayah menjelaskan. " baiklah mari kita pulang. dan juga aku mau skolah di tempat Aran sekolah. " ucap Ratu lagi. dan hanya di balas anggukan oleh ayah.

== Di tempat Aran berada ==

" Ngapain Lo ngajakin gue keluar? gue tau ini bukan ngumpul tapi ada yang pengen lu omongin sama gue kan? " tanya aran. Ambar pun menepikan mobilnya di tepi jalan. Mereka berdua terdiam cukup lama. Terdengar suara Aran lagi " Mbar kalau Lo ada masalah, kalau Lo butuh bantuan kita semua pasti bantu. nggak usah sungkan karena kita semua udah kayak saudara. jadi nggak usah ragu buat cerita sama gua. " ucap Aran sambil memegang bahu Ambar. terdengar helaan nafas Ambar yang lumayan berat. " sebenarnya perusahan bokap gue hampir bangkrut dan Setelah kejadian itu ayah gue pengen kembali ke kampung dulu buat nenangin pikiran. dan bunda juga ikut. Tapi saat di perjalanan, mereka kecelakaan. Ayah mengalami cedera di bagian kaki. Namun bunda yang mendapat hantaman paling keras. Dan kata dokter di otak nya terdapat darah beku yang harus segera di angkat. kalau tidak di keluarkan akan berakibat fatal. Untuk kaki ayah sudah di tangani namun untuk operasi bunda gue dan juga ayah udah nggak punya apa-apa lagi. " cerita ambar. " Jadi Lo gimana? " tanya ku. " gue juga bingung mau kemana. Soalnya gw dah coba minjam ke sanak saudara ayah sama bunda tapi ga ada yang mau minjemin gw uang buat biaya operasi. " ucap Ambar dengan raut wajah tertekan. Sejujurnya Ambar sudah putus asa dengan masalah nya ini dan dia juga tidak mau menyusahkan sahabat-sahabatnya karena Sudah sangat banyak menyusahkan nereka. Terlebih lagi Aran, yang selalu membantu nya. Bahkan ketika Perusahaan ayahnya di ambang kehancuran, aran lah yang membantu ia dan keluarganya.

namun di tengah lamunan Ambar mengenang saat-saat itu, terdengar suara Aran memberi intruksi. "Ayo kita ke Rumah Sakit sekarang. gue akan minta temen-temen yang lainnya ke rumah sakit. " ucap ku. Tanpa bertanya Ambar pun menjalankan mobilnya ke rumah sakit. di keheningan di mobil, Aran yang sibuk dengan ponselnya dan Ambar yang tengah fokus menyetir tidak ada percakapan antara mereka berdua. Meskipun Ambar tengah bingung mengapa Aran menyuruhnya untuk menyetir kerumah sakit. entahlah mungkin Ambar sedang kalut dan otaknya tak mampu berpikir dengan jernih.

Tak terasa mereka kini telah sampai di rumah sakit, terlihat perawat dan para dokter yang hilir mudik dengan urusan nya masing-masing. "kita tunggu yang lain disini aja mbar biar bisa bareng-bareng masuk kedalam." terdengar suara Aran setelah turun dari mobil.

=== Rumah Sakit ==

sedangkan dalam Rumah sakit, terlihat ayah Ambar tengah duduk di depan ruangan bunda nya Ambar. dengan duduk di samping kursi roda dan tengah menunggu dengan harap-harap cemas semoga sang anak bisa menemukan pinjaman dan kembali kerumah sakit.

"terdengar suara dari seorang perawat yang baru saja datang "Maaf pak untuk selanjutnya bagaimana? apakah uang biaya operasinya sudah ada? mohon maaf sebelumnya tapi kondisi pasien benar-benar harus segera di operasi. terdengar suara helaan napas dari Ayah Ambar. terdengar kembali suara perawat tadi "jika memang tidak bisa membayar biayanya segera konfirmasi karena sejujurnya masih banyak pasien lain yang harus saya tangani" ucap suster sedikit tidak sabar.

saat suster hendak pergi terdengar suara langkah kaki yang cukup ramai. "LAKSANAKAN OPERASINYA SEKARANG JUGA! SAYA SUDAH MENGURUS ADMINISTRASI NYA DAN LAKUKAN YANG TERBAIK! INI BUKTI PEMBAYARAN DAN SEMUA SURAT KEPERLUAN NYA!" ya tebakan kalian benar itu adalah suara Aran yang terlanjur emosi mendengar ucapan perawat tersebut.

Oh ayolah siapa yang tidak emosi ketika mendengar ucapan perawat tadi.

*TBC*