Aku Akan Membiarkanmu Membaca Pikiranku

"Kau berbohong..." cetus Emma. Namun demikian ada keraguan pada suaranya. Bagaimana kalau Xion mengatakan yang sebenarnya dan ayahnya memang sedang menghadapi hukuman mati? Bagaimana mungkin Emma akan sampai hati membiarkan ayahnya dibunuh?

Brengsek! Mengapa kemampuannya membaca pikiran justru menjadi sama sekali tidak berguna di saat yang begini penting?

Tanpa terasa air mata menetes dari kedua sudut matanya saat membayangkan ayahnya yang penyayang sedang menghadapi kematian. Mengapa nasib ayahnya malang sekali?

Kesalahan Jendral Kaoshin Stardust hanyalah mencintai Putri Arreya.

"Tuan Putri... Aku akan membiarkanmu membaca pikiranku dan kau akan dapat menentukan sendiri apakah aku berbohong kepadamu atau tidak..." kata Xion dengan suara lembut.