Hari ini Kita Tidak Menjalankan Bisnis

"Tidak perlu," jawab Bo Jingchuan dengan santai sambil melambaikan tangannya, "Aku bilang aku akan percaya padanya. Jika aku ingin menyelidikinya, bukankah itu berarti aku menyepelekan perkataanku sendiri?"

"Tapi rumor tidak selalu salah…" kata Yu Song. Ia tidak bisa menahan diri untuk tidak bicara lebih jauh. Ia benar-benar tidak mengira bahwa Bo Jingchuan akan bertindak seperti itu dan semudah itu mempercayai seorang wanita dengan begitu yakin.

Bo Jingchuan berdiri dan berjalan ke jendela hingga menampakkan sisi wajahnya. Ia mengawasi mobil hitam yang berhenti perlahan di lantai bawah dan bibirnya sedikit berkerut. "Selama aku ingin percaya, yang palsu juga bisa menjadi kenyataan."

Suara rendah Bo Jingchuan tidak terdengar kuat dan tidak juga terdengar lembut. Namun, Yu Song bisa mendengar kesombongan dan amarah dari kata-kata itu hingga hatinya mendadak terguncang. Yu Song merasa tidak asing dengan Bo Jingchuan yang seperti ini. Setiap kali Bo Jingchuan hadir di rapat untuk membuat keputusan bisnis yang tak ubahnya seperti membuat keputusan antara hidup dan mati, ia selalu menerobos kesulitan demi kesulitan itu satu persatu. Ia memiliki kepercayaan diri dan kemampuan yang bisa meyakinkan banyak orang. Namun, itu hanya dalam bisnis. Yu Song belum pernah melihat Bo Jingchuan bertindak seperti ini karena seorang wanita sebelumnya.

Namun, karena perkataan Bo Jingchuan, Yu Song mulai separuh yakin untuk menganggap Shen Fanxing sebagai tuannya juga. Alasannya sederhana. Yu Song selalu percaya bahwa jika Bo Jingchuan menyukai sesuatu, hal itu harus ia miliki. Bagaimanapun, pada akhirnya Shen Fanxing akan menjadi nyonya di rumah Bo Jingchuan. Mengapa ia harus repot-repot untuk ragu berada di tempat seperti ini?

"Turunlah dan beri tahu manajer toko bahwa hari ini kita tidak menjalankan bisnis."

"Baik!" jawab Yu Song. Mendengar perintah mendadak Bo Jingchuan, ia tidak berhenti sejenak dan langsung berbalik untuk segera meninggalkan ruangan.

Sementara itu, di pintu masuk Ruyi Xuan, seorang pengemudi menurunkan kaca jendela mobil hingga wajah serius Jiang Rongrong, Shen Defan, dan Yang Liwei muncul bergantian dari kedua sisi jendela mobil. Di saat yang sama, beberapa orang juga sedang memandang ke arah depan bangunan Ruyi Xuan. Pelayan yang duduk di kursi pengemudi segera keluar dari mobil dan pergi untuk mengambil nomor antrean.

"Toko ini sangat terkenal, tetapi mengapa bosnya tidak ingin mencoba membuka cabang lain?"

"Ini adalah spesialisasi restoran ini. Keahlian setiap koki pasti berbeda dan rasanya juga pasti sangat berbeda, bahkan meskipun memasak hidangan yang sama. Membuka cabang cepat atau lambat akan menghancurkan nama Ruyi Xuan!"

Jiang Rongrong mengatakan bahwa ia juga memiliki sedikit keraguan di dalam hatinya. Ia telah mendengar soal kejayaan Ruyi Xuan sejak ia sendiri masih muda. Namun, toko ini masih belum membuka cabang setelah beberapa dekade lamanya. Bos toko ini benar-benar keras kepala karena mengabaikan peluang bisnis yang 100% menguntungkan.

Suasana Ruyi Xuan sekarang tampak jauh lebih lengang daripada biasanya. Hari ini pengunjung jauh lebih sedikit dan mereka telah cepat-cepat datang kemari. Tampaknya, hari ini mereka bisa makan dengan puas berkat restu Shen Qianrou. Namun, tepat saat Jiang Rongrong memperhatikan pelayannya yang baru saja berjalan ke mesin pencetak nomor antrean, mesin itu tiba-tiba terblokir begitu saja dan tidak membiarkan pelayannya mengambil nomor antrean. Jiang Rongrong sontak mengerutkan kening. Jika ia masih tidak bisa melihat bahwa perbuatan ini disengaja setelah hidup bertahun-tahun di dunia ini, maka hidupnya benar-benar sia-sia. Padahal, terlihat jelas bahwa orang-orang di belakang pelayannya tetap berbaris dan bisa mengambil nomor dengan lancar

"Apa maksud mereka... " gumam Yang Liwei yang juga terkejut, "Mengapa mereka jelas sekali hanya melakukannya pada kita?"

Jelas, para pelayan yang mengantre di sana menyadari hal itu dan sekarang berdiskusi dengan mereka. Jiang Rongrong menyipitkan matanya dan menatap ke depan. Tidak butuh waktu lama sebelum pelayan itu kembali dengan wajah dingin.

"Apa yang terjadi?" tanya Jiang Rongrong dengan suaranya yang berat.

"Nyonya Besar, orang-orang di toko mengatakan bahwa hari ini mereka tidak menjalankan bisnis."

"Omong kosong! Seseorang baru saja mendapatkan nomor di belakangmu! Kenapa mereka tidak membiarkanmu mengambilnya?!" kata Jiang Rongrong dengan murka.

Melihat wajah Jiang Rongrong yang mendadak sangat suram, Yang Liwei yang berada di sampingnya pun ikut memarahi pelayan. Pelayan yang bingung itu hanya bisa mengeluh dalam hati.

"Aku akan pergi melihatnya!"