Semua Karena Pria Itu Datang dengan Beringas

Shen Fanxing beristirahat di rumah seharian. Kemudian, ia menelepon Xu Qingzhi untuk memberitahu bahwa ia sudah keluar dari rumah sakit. Kabar itu jelas membuat Xu Qingzhi sedikit tidak senang.

"Aku belum begitu sering membesukmu saat kamu masih di rumah sakit. Kamu juga tidak mengabariku sebelumnya bahwa kamu sudah diperbolehkan keluar rumah sakit. Kamu sengaja ingin membuatku merasa bersalah, ya?" keluh Xu Qingzhi.

"Iya, kamu harusnya merasa bersalah. Aku baru saja bisa makan nasi sekarang," ujar Shen Fanxing, lalu tertawa ringan. Ia tiba-tiba merasa bahwa hidupnya masih tidak seburuk itu.

Xu Qingzhi yang sedang duduk di kantornya tiba-tiba mengangkat alis saat mendengar suara Shen Fanxing yang agak riang. Ia merasa ada yang aneh karena ia mengira bahwa seseorang yang begitu keras kepala seperti Shen Fanxing pasti akan putus asa untuk sementara waktu. Xu Qingzhi sudah menyiapkan banyak kata untuk menghibur Shen Fanxing dan ia juga tahu bahwa Shen Fanxing belum tentu bisa mengerti semua hikmah dari apa yang dialaminya.

Sebenarnya, semua orang itu sama saja. Mereka pasti berusaha memahami hikmah dari semua hal yang terjadi. Namun, ketika masalah itu terjadi pada diri sendiri, tidak akan ada yang datang untuk membagi beban di hati mereka dengan mudah. 

Xu Qingzhi sudah memperkirakan bahwa suasana hati Shen Fanxing tidak akan begitu baik. Karenanya, ia benar-benar merasa sedikit aneh saat mendengar suara Shen Fanxing yang riang hari ini. Tetapi, ini untuk yang terbaik.

"Bukannya kamu baru makan sekali, ya? Jika kamu mampu makan sampai segunung, aku juga mampu membayarnya untukmu."

"Sayang sekali kalau begitu. Sementara ini aku masih belum mampu makan sebanyak itu," jawab Shen Fanxing. Saat ia berjalan keluar dari kamar mandi, cuaca di luar jendela sudah sepenuhnya gelap.

"Kapan kamu akan pergi ke perusahaan Su Heng untuk mengundurkan diri?" Xu Qingzhi telah memikirkannya untuk waktu yang lama dan akhirnya memutuskan untuk tetap menanyakannya pada Shen Fanxing, "Aku sebenarnya ingin kamu cepat datang kemari denganku, meskipun selama dua hari ini keadaan di sini masih baik-baik saja. Aku hanya ingin kamu cepat-cepat memutuskan hubungan dengan mereka. Fanxing, aku akan memberitahumu sejak sekarang. Su Heng adalah orang yang tidak boleh dimaafkan sampai kapan pun. Aku tahu kamu tidak sebanding dengannya. Bagaimana bisa ia mengkhianatimu setelah kalian menjalin hubungan selama delapan tahun? Bahkan, ia akhirnya bersama dengan Shen Qianrou! Orang yang tampan... tapi kejam dan munafik!"

Suara Xu Qingzhi terdengar semakin marah. Namun, ajaran rumah yang baik sejak kecil membuatnya tidak bisa mengatakan sumpah serapah yang terlalu buruk untuk merutuki Su Heng. Wajah Shen Fanxing langsung berubah menjadi agak sedih. Siapapun juga tahu bahwa hubungan yang telah dijalani selama delapan tahun tidak akan mudah untuk ditinggalkan atau dilupakan begitu saja. Namun, ternyata Su Heng dan Shen Qianrou benar-benar bisa melakukan hal seperti itu padanya.

Shen Fanxing menghela napas berat dan menutup mata untuk meredam rasa sedih yang mulai membuat matanya panas. Setelah ia membuka matanya lagi, ia menarik napas dalam-dalam dan menghembuskannya dengan pasrah. "Aku tahu… Besok aku akan pergi ke sana untuk mengundurkan diri.

Xu Qingzhi terdiam sejenak, kemudian menjawab pelan, "...Baik."

Xu Qingzhi harus bekerja lembur malam itu sehingga mereka berdua tidak mengobrol terlalu banyak dan segera mengakhiri telepon. Setelah itu, Shen Fanxing meletakkan ponselnya di meja teh dan menuangkan segelas air hangat. Ia berjalan ke sisi jendela, lalu melihat hujan dan kabut yang menutupi Pingcheng dari atas sampai ke bawah. Malam yang seharusnya diterangi lampu-lampu kota pun menjadi sedikit redup. Jalanan masih dipenuhi mobil, tetapi seluruh kota jelas terlihat lebih sepi dibanding biasanya.

Shen Fanxing hanya berdiri terdiam untuk waktu yang lama dan melamun memikirkan banyak hal. Hujan di malam yang sunyi seperti ini adalah saat yang tepat untuk mencurahkan segala perasaan. Ia kira sekali saja sudah cukup untuk meluapkan semua emosi yang ia rasakan karena pengkhianatan Su Heng. Namun, kali ini ia kembali membiarkan dirinya merasa sedih karena patah hati yang begitu dalam. Shen Fanxing merasa kasihan pada diri sendiri karena ia telah ditinggalkan dan ia menangis agar air matanya dapat menghapus cintanya yang telah mati.

Shen Fanxing sudah mempersiapkan diri. Bahkan, kali ini ia akan membiarkan rasa sakit hati menghujam jantungnya hingga berdarah tanpa henti. Sayangnya, ia ternyata sudah terlalu kebal hingga tidak bisa merasakan apa-apa lagi. Shen Fanxing tidak menyangkal bahwa ia memiliki perasaan yang tulus terhadap Su Heng. Namun, dibandingkan dengan yang apa yang ia hadapi saat ini, kembalinya rasa sakit hati itu benar-benar terlihat sepele. Ia mungkin menyadari alasannya, tapi tidak ingin mengakuinya. Sepertinya… Semuanya karena pria sombong itu datang menerobos ke dalam kehidupannya dengan beringas.