Tepatkah?

Ketika Bo Jingchuan kembali, entah sejak kapan Shen Fanxing sudah terlelap dalam tidurnya. Meski terlelap, alam bawah sadarnya saat ini sedang mengembara tentang apa yang ia pikirkan sebelum tidur tadi. Itu adalah samudra luas yang berbeda dari samudra biasanya. Air laut berwarna merah semerah kobaran api terhampar luas sepanjang mata memandang hingga tak tampak ujungnya. 

Samar-samar, Shen Fanxing mendengar gesekan pelan pintu yang terbuka, diikuti oleh suara-suara benda yang pelan. Kemudian, ia merasakan sisi kasur empuk sebelahnya tenggelam. Dia merasa ada seseorang yang mengangkat selimut dan masuk ke dalamnya. Matanya bergetar dan mengintip dari celah matanya yang sedikit terbuka. Namun, napas akrab dan dingin dari seseorang di sampingnya membuatnya lagi-lagi menyerah.