Tidak Hanya Lemah, Masih Mengelak

Ye Qingqiu berteriak sambil membelalakkan matanya pada Li Tingshen. Ia menggenggam erat tangannya sendiri, memiringkan tubuhnya, dan kedua matanya tertuju pada tangannya yang baru saja dicengkeram oleh pria itu. Tangannya baru saja disentuh oleh seorang pemuda kaya yang memiliki jari panjang, putih, dan bersih. Terlihat seperti ada sesuatu yang menetap di dalam mata Ye Qingqiu. Rasa sakit di telapak tangan dan lututnya kini terasa semakin jelas. Sementara itu, Li Tingshen melihatnya dengan tenang. Namun, sorot matanya justru lebih dingin dari hari paling dingin pada musim dingin.

"Mengikutimu?" tanya Li Tingshen. Perlahan tersimpul sebuah senyuman hinaan pada bibir tipisnya. 

Ye Qingqiu mengangkat kepalanya sedikit dan menatap pria yang jauh lebih tinggi di depannya ini, bibirnya tampak sedikit memucat.