Pernikahan Paksa (25)

Shen Fanxing diletakkan di atas kasur kamar tidur tersebut, kemudian Bo Jingchuan melepaskannya. Setelah itu, Shen Fanxing memperhatikan Bo Jingchuan yang menegakkan tubuhnya, menurunkan pandangannya pada dirinya sejenak, lalu diam-diam berbalik. Ia berpikir bahwa Bo Jingchuan pasti ingin pergi ke balkon, tetapi tubuh tegaknya itu sedikit terguncang dan tidak bergerak. Pria itu berbalik lagi dan pasti ingin menuju kamar mandi, namun pria itu masih belum melangkahkan kakinya. Akhirnya, pria itu berbalik ke arah pintu kamar, terdiam dua detik, lalu berjalan keluar.

Shen Fanxing yang melihat sikap Bo Jingchuan sedikit bingung untuk beberapa saat. Pintu kamar itu terbuka, lalu tertutup lagi. Ruangan pun seketika kembali dingin. Ditambah dengan seprai dan selimut abu-abu gelap, semakin membuat Shen Fanxing merasakan dingin yang tidak bisa dijelaskan. Ia melihat pintu kamar yang tertutup rapat dalam diam. Ia tidak melakukan apa pun, hanya mengedipkan matanya.