Negosiasi

"Kamu tidak punya hak membuat keputusan untuknya," ucap seorang pria. Tangannya yang besar diletakkan di atas meja kayu, suaranya yang dalam membawa ketegangan dan keagungan.

"Aku ingin bertemu dengannya," balas Bo Jingchuan.

"Tidak mungkin." Pria yang duduk di seberang Bo Jingchuan menunjukkan aura agung tanpa pamrih layaknya sebuah gunung kokoh. Ketampanan di wajahnya merupakan kemantapan yang telah dianugerahkan pada hidupnya selama bertahun-tahun.

"Sekarang, dia adalah istriku… Pergi atau tinggal di sini, tentu saja aku memiliki hak untuk memutuskannya. Jangan bersikeras membawa seorang 'mayat' pergi demi kebahagiaan semua orang."

"Demi kebahagiaan semua orang?" Mata hitam Bo Jingchuan menyapu dengan tenang. Chu Boyang mengangguk dan tidak mengelaknya. 

"Siapa yang suka? Apa dia yang mempertahankan situasi sekarang atau ini adalah caramu?" tanya Bo Jingchuan.