Kebanggaan

" Apa nya?" Luhan bingung dan kembali bertanya

" Hati mu…" suasana langsung menjadi canggung, Tian-tian juga tergagap " ta.. tangan mu maksud ku.. bukankah tadi pagi kau baru saja memegang kapak berat itu"

Luhan tersenyum dan membuka kedua telapak tangan nya , memperlihatkan tangan nya yang terbaret-baret " kau mengkhawatirkan ku?"

" Tidak" Tian-tian membuang muka nya.. " Aku hanya takut kau tidak bisa membayar hutang mu jika tangan mu terluka, seharus nya aku melukai tangan mu lebih dari ini….biar diri mu sadar"

" Atau kau melukai ku lebih dari ini untuk menahan ku lebih lama di sini?" Tawa Luhan

Tian-tian langsung melempar handuk hangat yang ia telah siapkan dari tadi " Jangan harap…. Aku berharap kalian berdua cepat pergi dari sini .. agar dunia ku lebih tenang"

Xian-xian duduk di halaman dengan mata yang sangat sembab, mata nya membengkak karena semalaman menangis. Ia duduk di sana dengan wajah sepolos mungkin tanpa make up