Aku Menginginkanmu.

Setelah Bai Ran berjongkok di rerumputan untuk waktu yang lama dan tiba-tiba berdiri, ia masih merasa kepalanya sangat pusing dan belum kembali tenang saat Jiang Yueping langsung mendorongnya. Bai Ran sama sekali tidak bersiap sehingga tidak sempat melindungi dirinya dan sepertinya ia akan terjerembab hingga kembali mencium tanah. Angin malam hari itu berhembus sedikit dingin. Bai Ran memejamkan matanya dan bersiap merasakan sakit seperti yang ia bayangkan, namun rasa sakit itu tak kunjung datang dan malah digantikan oleh sebuah suara yang berkata lembut di telinganya, "Aku menginginkanmu."

Kata-kata singkat itu tidak terdengar dingin dan tidak terdengar hangat, namun memancarkan aura sombong yang tidak dapat ditolak. Seluruh tubuh Bai Ran mendadak membeku setelah ia merasa bahwa ia terjatuh dalam pelukan seseorang. Ia melihat ke belakang dengan terkejut dan mendapati pria asing yang tadi berdiri di depannya. "Kamu...."

Mulut Bai Ran bergerak dan sebelum ia bisa menyelesaikan kata-katanya, ia melihat pria itu mengulurkan jari telunjuknya dan menutupi bibirnya dengan santai. "Sst…" Sentuhan itu terasa sangat asing di bibirnya hingga membuat seluruh tubuhnya menjadi semakin kaku. Ia sama sekali tidak berani bergerak dan mengucapkan sepatah kata pun karena pose mereka sekarang begitu aneh. Jari telunjuk pria itu berada di bibir Bai Ran dan jika ia berbicara lagi, ia akan terlihat seperti mencium jari pria itu.

Quan Rui terpana melihat gadis dalam pelukannya dan keduanya kini saling memandang. Namun, Jiang Yueping tidak tahan lagi dan berteriak, "Kakak... Kakak Ipar! Mengapa Kakak... Mengapa Kakak Ipar bisa..."

Kakak Ipar? Bai Ran menangkap poin penting perkataan Jiang Yueping. Ia pun menatap pria di sampingnya lagi sambil mengangkat alisnya dan berpikir, Jika orang ini benar kakak ipar Jiang Yueping... Kalau begitu, orang ini pasti Presiden Grup Global, Quan Rui. 

Semua anggota keluarga Jiang sudah tahu soal kontrak pernikahan Jiang Bangyuan dengan Qian Rui sehingga sudah pasti Bai Ran juga tahu. Namun, ini benar-benar pertama kalinya ia bertemu sendiri dengan Quan Rui. Pria itu jelas seperti apa yang dikatakan rumor-rumor; tampak mahal seperti kaisar hingga membuat orang tidak berani melihatnya. Bai Ran benar-benar tidak mengira bahwa ia sekarang berada dalam pelukan Quan Rui dan orang seperti inilah yang memeluknya.

Bai Ran mengerutkan alisnya dan mengulurkan tangannya dengan tenang untuk pria berdominan yang memeluknya itu menjauh. Pria itu adalah Quan Rui yang dijodohkan dengan Jiang Bangyuan. Bai Ran tidak ingin terlibat dengan siapapun yang berhubungan dengan keluarga Jiang, tidak peduli siapapun itu. Bai Ran pun membuka mulutnya, "Tolong lepaskan..."

Bai Ran belum menyelesaikan perkataannya, namun ia dikejutkan oleh Quan Rui yang tiba-tiba memperdekat jarak di antara mereka. Quan Rui membungkukkan tubuhnya dan menghadapkan wajahnya pada Bai Ran hingga mereka sangat dekat. Bibir Quan Rui kini hanya berjarak 2 cm dari Bai Ran dan tidak peduli mau dilihat dari sudut manapun, sangat normal jika pria itu hendak menciumnya. Namun, nyatanya Quan Rui mengendalikan jaraknya dengan sangat tepat.

Quan Rui tidak menyentuh bibir Bai Ran sama sekali. Mereka berdua hanya begitu dekat dan Bai Ran bisa merasakan napas Quan Rui yang berhembus hingga menerpa sisi wajahnya. Perasaan hangat itu seketika memanaskan suasana di antara mereka.

Bai Ran masih menghadap Jiang Yueping dan dari sudut pandang Jiang Yueping, ia hanya bisa melihat tampak belakang Quan Rui. Kalau begitu, Quan Rui sedang mencium Bai Ran?! Dari sudut ini, pasti mereka sedang berciuman! Tapi... Tapi, bukannya Quan Rui calon iparku? Orang yang dia cium itu paling tidak punya tempat di keluarga Jiang. Si jalang kecil itu bahkan tidak bisa memakai marga Jiang! Mengapa kakak ipar bisa menciumnya? pikir Jiang Yueping. Ia menarik napas dingin dan melihat apa yang terjadi di depannya dengan tatapan tak percaya.

Suasana di sana terasa sejenak membeku dan begitu sunyi hingga hanya terdengar sedikit suara angin yang bertiup. Jiang Bangyuan datang dari belakang dan memecahkan keheningan ini, "Rui?! Kalian... Kalian sedang melakukan apa?!"