Kalau Begitu... Bertaruh Semuanya!

Mana mungkin Bai Ran mengkhawatirkan Quan Rui? Yang benar saja? Mereka hanya bertemu setengah jam saja. Namun, Quan Rui sama sekali tidak keberatan melihat Bai Ran yang seperti ini. Ia malah menatap sisi wajah Bai Ran dengan tertarik, kemudian segera mengambil kartu bulat berwarna merah di depan meja yang bertuliskan ALL IN dan melemparkannya ke arah dealer. Ia pun berkata, "Kalau begitu… bertaruh semuanya!"

Setelah Quan Rui mengumumkan bahwa ia bersedia mempertaruhkan semua chip yang ada di tangannya, semua orang yang berada di sana sontak terkejut dan kompak menarik napas. Mereka jelas berpikir, Seratus juta! Quan Rui mempertaruhkan semuanya! Pangeran keluarga Quan malam ini bersemangat! Sungguh… Seratus juta! 

Jiang Bangyuan dan Jiang Hao turut membeku saat mendengar Quan Rui. Kakak beradik itu saling memandang dan bertukar tatapan takjub. Global Grup yang dipegang Quan Rui mencakup bisnis yang besar hingga termasuk budaya, pakaian, merek, pariwisata, barang mewah, properti... dan tak terhitung! Selain itu, setiap industri di bawah Global Grup selalu jauh memimpin di depan. Dalam beberapa dekade terakhir, Global Grup bisa dibilang telah menarik emas dalam jumlah tak terkira dan juga membawa keluarga Quan berdiri di puncak dunia!

Muncullah pertanyaan utama. Sebenarnya berapa banyak uang yang dimiliki Quan Rui? Tidak ada yang tahu. Dengar-dengar, ada yang pernah menghabiskan banyak tenaga kerja dan sumber daya untuk menyelidikinya namun bahkan tidak berhasil mengidentifikasi satu pun anak perusahaan Grup Global dengan tuntas karena keburu takut melihat angka yang dihasilkan. Seorang pria begitu bergelimang harta, berkuasa, yang berdiri di puncak dunia tapi malah memilih untuk membangun markas besar Grup Global di kota Sanjiang. Sebuah kehormatan besar bagi kota Sanjiang. Belum lagi, Quan Rui juga telah lama dirumorkan bertunangan dengan keluarga terbesar di kota Sanjiang. Hal itu terdengar sangat menakjubkan bagi masyarakat.

Enam puluh persen orang yang menghadiri acara amal malam ini pasti telah mendengar bahwa Quan Rui akan hadir. Karenanya, mereka memutar otak dan berusaha keras mencari cara untuk turut hadir. Ternyata, Quan Rui malam ini tidak mengecewakan mereka. Bagaimana bisa mereka mengalihkan pandangan dari seorang pria seperti Quan Rui?

Selagi semua orang masih membeku karena terkejut, butiran keringat mulai muncul di dahi Meng Fan. Seratus juta… Mungkin seratus juta hanyalah senilai tanah di beberapa bagian kota bagi Quan Rui, tapi bagi Meng Fan nominal itu adalah mimpi yang tak mungkin dicapainya. Karena Quan Rui sudah bertaruh seratus juta, Meng Fan hanya bisa memilih untuk ikut bertaruh seratus juta atau justru memilih untuk melepaskan kartunya. Namun, ia sekarang jelas memiliki kartu yang sudah begitu bagus. Ia pun menundukkan kepala dan kembali melihat kartu di tangannya, yakni K Keriting dan J Keriting. Lalu, empat kartu yang terbuka di atas meja terdiri dari J Hati, 10 Sekop, K Sekop, dan J Wajik. Dalam set kartunya hanya bisa ada tiga J. Jika ditambahkan, Meng Fan akan memiliki total tiga kartu J di deknya.

Quan Rui sudah pasti akan kalah dalam set ini, kecuali jika ia bisa mendapatkan Straight Flush (10 Sekop, J Sekop, Q Sekop, K Sekop, A Sekop). Straight Flush adalah set kartu terbesar dan siapapun yang mendapatkannya pasti langsung jadi pemenang tanpa perlu dipikirkan lagi. Meng Fan tidak percaya jika Quan Rui mungkin saja memiliki peruntungan yang terlampau baik dan benar-benar mendapat Straight Flush. Lagi pula, bukankah wanita yang duduk di pangkuan Quan Rui sudah mengatakan bahwa kartu Quan Rui di set ini tidak baik? Pikirnya.

Otak Meng Fan sedang berputar tanpa henti dan berbagai pertimbangan bergantian melintas di pikirannya. Jika Quan Rui tidak mendapat Straight Flush, aku bisa memenangkan seratus juta dengan enteng! Selain itu, aku juga bisa menjadi terkenal! Batinnya. Selain uang taruhan seratus juta itu, Meng Fan masih memiliki banyak perumahan, saham, dan dana di tangannya. Jika ditambahkan dengan rumah leluhur, mungkin totalnya sekitar enam puluh juta. Lagi pula, jika Meng Fan menang, siapa yang peduli jika ia sebenarnya tidak punya begitu banyak uang?

Meng Fan menggertakkan giginya dan menggerakkan tangannya, namun belum juga melemparkan keluar kartu ALL IN dan masih berakting dengan sangat sombong. Ia mengangkat-angkat dagunya ke arah Quan Rui, lalu berseru, "Jika all in, maka all in!"