Tidak Pernah Lupa

Qian Deming segera mendekati Tang Qin. Dengan raut wajah yang terlihat sangat bersemangat, ia berkata, "Apa ini? Kamu berhasil mendapatkan permata yang tak ternilai harganya itu?"

"Belum, tapi Kakak Rui sudah tidak waspada lagi padaku. Besok dia akan membawaku ke perusahaan, dan kemudian aku akan mencari kesempatan untuk mendekati brankasnya," ujar Tang Qin. Diam-diam, wanita itu sudah memperhitungkan segalanya.

"Baiklah, besok adalah batas waktumu. Kita akan segera pergi setelah mendapatkan berliannya. Aku sudah mengatur paspor dan juga tiket pesawatnya," kata Qian Deming dengan bersemangat. Ia sudah tahu bahwa rencananya akan berhasil, dan setelah itu ia pasti akan meninggalkan Cina. Jadi, ia kembali lebih awal dan masih ingin menyapa sebelum ia pergi.

Tapi Tang Qin tidak berencana demikian.

"Setelah mengambil barangnya, kamu langsung pergi saja. Jangan datang padaku lagi!" Tang Qin menyipitkan mata pada lelaki tua itu dengan tatapan jijik.