Wajah tampan pria itu terlihat di depan pintu, sedangkan wajah kedua orang di dalam ruangan itu tampak kebingungan. Tidak… Tidak mungkin. Aku seperti melihat seorang pria dari televisi dan majalah yang keluar ke kehidupan nyata, batin Ling Nian yang belum pernah bertemu dengan pria itu. Sementara itu, Ye Banxia justru menatap sebuah termos hangat di tangan pria itu. Dia bilang dia pergi untuk memarkirkan mobilnya. Apa dia sekalian pergi membeli makan? batin Ye Banxia.
Setelah hening sesaat, Ling Nian bereaksi lebih awal. "Banxia!" serunya, lalu ia terus berkedip ke arah Ye Banxia seakan mengirim kode, Kau harus mengenalkannya!
Ye Banxia mengerjapkan matanya, lalu cepat-cepat bangkit dan tersenyum pada pria yang berdiri di sana. "Ini adalah Ling Nian, sahabat terbaikku," ujarnya sambil menunjuk Ling Nian. Kemudian, ia melanjutkan, "Niannian, ini adalah Mo Chenyan... Suamiku."
"Ternyata pria itu adalah Tuan Mo! Halo, halo!" Ling Nian segera mengangguk pada Mo Chenyan dengan senyum di wajahnya hingga matanya menyipit.
"Halo," balas Mo Chenyan sambil mengangguk. Namun, tidak ada ekspresi berlebihan di wajahnya. Kemudian, ia melangkahkan kaki panjangnya ke meja di ruangan itu. Ia membuka termos makanan dan mengeluarkan makanan di dalamnya. Saat Mo Chenyan melihat ke arah Ye Banxia yang kebingungan melihat tangannya yang sibuk, bibir tipisnya sedikit terbuka dan ia berkata, "Masih ada satu jam lagi sebelum operasi. Makanlah dulu."
Mata Ling Nian tidak berkedip. Saat semalam ia mendengar kabar bahwa pria yang akan menikah dengan Ye Banxia adalah anak kedua keluarga Mo, ia tertawa sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. Ia kira Ye Banxia hanya sedang melamunkan hal yang bodoh. Namun, setelah Ling Nian tenang, ia sangat tahu bahwa Ye Banxia bukan tipe orang yang akan bercanda soal masalah seperti itu. Kemudian, hati Ling Nian mulai gelisah. Mengapa pria terhormat dan luar biasa seperti itu mau menikah dengan wanita miskin? Bukankah seharusnya pernikahan dengan status sosial yang sama itu lebih normal? Apa sebenarnya pria itu hanya ingin memainkan perasaan Ye Banxia atau dia memiliki maksud lain?
Sekarang, setelah Ling Nian melihat Mo Chenyan secara langsung, ia membatin, Jika dibandingkan dengan Li Hanchuan yang brengsek itu, Tuan Mo terlihat begitu menyenangkan. Mo Chenyan tidak hanya tampan, tapi juga memiliki lebih banyak uang. Mo Chenyan juga lembut dan penuh perhatian. Lihatlah makanan yang dibawanya! Sungguh tepat waktu! batinnya lagi.
Ye Banxia perlahan berjalan menghampiri Mo Chenyan. Meskipun ia tidak merasa lapar, pria itu telah membelikan makanan itu secara khusus untuknya. Ia juga pasti tidak enak hati untuk menolaknya karena pasti akan sangat disayangkan. Namun, ia merasa bingung dan berpikir, Dari mana Mo Chenyan mendapatkan termos makanan dalam waktu sesingkat itu? Ye Banxia pun menatap Mo Chenyan dan bertanya, "Apakah kau sudah makan?"
"Ya," Mo Chenyan mengangguk, lalu memberikan sumpit pada Ye Banxia.
———
Satu jam lagi, Ye Hanyan akan menjalani operasi yang berlangsung selama lima jam. Sebenarnya risiko operasinya tidak besar dan tumornya jinak. Dokter Gu telah mengatakan bahwa tingkat keberhasilannya mencapai 80%. Namun, entah mengapa, Ye Banxia masih merasa gugup hingga membuat orang lain juga merasa panik.
Kini seluruh tubuh Ye Banxia terasa dingin karena gugup dan bahkan detak jantungnya menjadi tidak teratur. Ia tidak mungkin lupa bahwa beberapa hari yang lalu, kakeknya juga masuk ke ruangan operasi dan tidak pernah keluar lagi... Ye Banxia perlahan menutup matanya dan jantungnya berdetak cepat seperti ingin meledak. Tiba-tiba, ia merasakan sentuhan hangat di punggung tangannya dan kemudian seluruh tangannya terasa hangat hingga muncul perasaan aman dari dalam hatinya. Ye Banxia bisa mendengar suara rendah Mo Chenyang yang berkata, "Jangan khawatir. Tidak akan terjadi apa-apa."
Lima jam berlalu dengan sangat lambat. Ye Banxia merasa seakan ia telah menunggu begitu lama sampai setengah abad lamanya. Ketika lampu di ruang operasi akhirnya padam, ia segera berdiri dari kursi dan memandangi dokter yang keluar dari dalam ruang operasi. Mo Chenyan dan Ling Nian pun ikut berdiri. "Dokter, bagaimana kondisinya?" tanya Ye Banxia.
"Tuan Mo, Nona Ye, operasinya berjalan lancar. Tumor di otak pasien telah berhasil diangkat. Kami akan terus mengamatinya untuk sementara waktu. Jika pemulihan pasien pasca operasi berjalan dengan baik, tidak akan muncul masalah lainnya."
Ye Banxia benar-benar merasa sangat lega dan ada sedikit cahaya di matanya yang berkaca-kaca. "Terima kasih, Dokter…" ucapnya.
Tubuh Ye Banxia yang tegang seketika rileks dan kekuatannya berangsur-angsur mengendur. Mo Chenyan melirik Ye Banxia dan pelan-pelan mengambil dua langkah, seolah takut ia tidak akan berdiri dengan stabil. Setelah Ye Hanyan keluar dari ruang operasi, Mo Chenyan masih menemani Ye Banxia untuk beberapa saat sebelum mengantarnya dan Ling Nian kembali ke Clear Water Bay.
Di perjalanan, Mo Chenyan menelepon sekretarisnya yang bernama Chi Yu. Suaranya yang dingin terdengar pelan di mobil yang sunyi. "Segera pergi ke Paviliun Jingrong dan bungkus makanan untuk dua orang, makanan ringan juga tidak apa-apa. Kirimkan ke Clear Water Bay dalam waktu 20 menit."
Setelah mendengarkan perintah Mo Chenyan, Chi Yu langsung mengerti apa yang Mo Chenyan maksud. Alamat spesifik yang dimaksud di Clear Water Bay tentu saja rumah teman Ye Banxia. "Baik, Tuan Mo, saya mengerti."
Ling Nian berkedip, lalu samar-samar melirik Ye Banxia. Tuan Mo begitu lembut dan penuh perhatian. Apakan Tuan Mo adalah orang yang sudah mengejar Ye Banxia sejak lama? pikirnya. Sementara itu, wajah Ye Banxia terasa panas. Untungnya, kondisi mobil itu sangat gelap sehingga wajahnya tidak terlihat jelas.
Ye Banxia dan Ling Nian sudah berteman selama bertahun-tahun menjadi sehingga secara alami Ling Nian mengerti maksud dari Ye Banxia. Sejujurnya, Ling Nian sendiri cukup terkejut. Seorang pria sehebat Mo Chenyan sepertinya memikirkan segala sesuatu untuk Ye Banxia dengan sangat hati-hati, seolah-olah memang hubungan mereka sudah seharusnya seperti itu. Padahal, Ye Banxia jelas-jelas tidak mengenal Mo Chenyan sebelumnya...
Mobil Chi Yu sudah berada di di Clear Water Bay untuk menunggu mereka sampai di sana. Melihat Bentley hitam yang tidak asing bergerak mendekat, Chi Yu segera berjalan untuk membuka pintu. Ia tertegun sejenak saat melihat mereka keluar, lalu ia berkata, "Tuan Mo, ini makan malam yang Tuan inginkan." Kemudian, ia berbalik dan menyapa dua orang lainnya dengan sopan, "Nona Ye, Nona Ling." Dalam hati, ia membatin, Aku pikir Tuan Mo selalu ingin bersama Nona Ye. Bagaimana mungkin ada yang ketiga?
Ye Banxia dan Ling Nian tidak mengenal Chi Yu dan tidak tahu harus memanggilnya apa. Mereka pun hanya mengangguk dan tersenyum padanya. Lalu, Chi Yu berkata lagi, "Besok saya akan menjemput Anda untuk pergi ke vila Tuan."
Mo Chenyan memberi isyarat kepada Chi Yu untuk memberikan makan malamnya. Lalu, matanya yang dalam menatap Ye Banxia sambil berbisik, "Baik, makanlah pelan-pelan."
Besok? ulang Ye Banxia dalam hati dan ia terdiam agak lama. "Oke," angguknya. Kemudian, ia menambahkan dengan suara lembut, "Terima kasih untuk hari ini. Kau juga, segeralah pulang ke rumah dan cepat makan."
"Hm," Mo Chenyan berdeham dengan suara rendahnya. Lalu, ia menatap Ling Nian yang berdiri di sebelah Ye Banxia, "Maaf karena merepotkan Nona Ling untuk menjaga Ye Banxia."
Ling Nian sangat puas terhadap Mo Chenyan. Ia cepat-cepat melambaikan tangan dan tersenyum. "Tidak masalah! Tidak masalah! Ye Banxia adalah temanku, jadi sudah seharusnya begitu!"
———
Ye Banxia dan Ling Nian sudah kembali ke apartemen. Mereka meletakkan makan malam di atas meja, tapi mereka tidak segera memakannya dan malah berbaring di atas sofa.
Ling Nian berkata, "Ye Banxia, kau ini orang bodoh yang beruntung. Kau baru saja bertemu dengan pria yang baik?"
Meskipun Ye Banxia tahu bahwa ia sama sekali tidak cocok dengan Mo Chenyan, ia melirik Ling Nian dengan tenang dan pura-pura bertanya dengan marah, "Apakah aku sangat buruk?"
"Tentu saja tidak!" jawab Ling Nian dengan suara yang tiba-tiba naik satu oktaf. Lalu, ia tertawa dan berkata, "Ye Bannxia, kau sangat baik. Kau cocok dengan orang seperti Tuan Mo!"
Ye Banxia mengerutkan kening, lalu bertanya, "Ini pertama kalinya kau melihatnya dan kau langsung tahu kalau dia orang baik?"