Matahari Terbit dari Arah Barat

Ye Banxia mengikuti garis pandang Shen Qingyian yang duduk di seberangnya dan menatap dengan berapi-api di. Saat Ye Banxia menoleh ke belakang, seorang pria yang berbalut setelan jas dan sepatu kulit melangkah ke arahnya. Pria itu mengenakan setelan yang sangat rapi dan seluruh tubuhnya memancarkan aura yang sangat elegan dan berkelas. Tidak ada ekspresi di wajah pria tampan itu dan ia mengabaikan tatapan tajam orang-orang di sekitarnya. Ia berjalan tanpa ragu sambil diikuti dua orang yang terlihat seperti sekretarisnya. Satunya adalah Chi Yu, sedangkan satunya lagi tidak Ye Banxia kenal.

Ye Banxia tertegun saat melihat bayangan sosok tinggi itu. Ia tidak mengira bahwa Tuan Mo akan benar-benar datang ke kantin karyawan untuk makan karena tadi pagi ia hanya bercanda. Pria itu sepertinya merasakan sesuatu, lalu meliriknya dengan acuh tak acuh. Wajah Ye Banxia tiba-tiba panas dan matanya tidak bisa berkedip, seperti seorang gadis kecil yang sedang jatuh cinta dan ditatap oleh pemuda yang disukainya. Wajah Ye Banxia memerah dan jantungnya berdetak cepat. Saat ia menyadari bahwa ini hanya pengandaian dirinya sendiri, suhu wajahnya semakin memanas.

Saat Ye Banxia menatap Mo Chenyan lagi, pria itu sudah menemukan meja kosong dan duduk di tempat yang tidak terlalu jauh darinya. Kebetulan dari tempat duduk itu Mo Chenyan dapat melihat ke arah tempat duduk Ye Banxia, tapi orang lain akan tetap bisa memperhatikan bahwa ada hubungan yang tidak biasa di antara mereka berdua.

"Ye Banxia... Ye Banxia..." Shen Qingyan memanggil Ye Banxia.

Ye menarik kembali pandangannya dan menjawab dengan kebingungan, "Ya, kenapa?"

Shen Qingyan mengedikkan dagunya ke arah sana, seperti memberi isyarat, dan bertanya, "Apa kau tahu siapa pria itu?"

"Siapa?" Ye Banxia malah balik bertanya dan tidak menjawab. Ia hanya memalingkan matanya sambil tersenyum. 

"Presiden Mo yang terkenal, Tuan Mo. Jangan bilang kalau kau tidak tahu?" tanya Shen Qingyan dengan terkejut. Lalu, ia melirik Ye Banxia dan bertanya, "Walaupun ini hari pertamamu bekerja di Perusahaan Mo, bukan berarti kamu bisa bersikap bodoh. Bahkan kau juga tidak mengenalnya sebagai anak kedua keluarga Mo?"

Ye Banxia sedang berpikir tentang bagaimana menjawab Shen Qingyan. Namun, ia tiba-tiba mendengar seruan dari arah belakangnya, "Halo, Presiden!"

Semua orang baru bereaksi setelah Mo Chenyan duduk. Ternyata presiden mereka benar-benar datang ke kantin karyawan untuk makan. Ini adalah peristiwa langka yang hanya terjadi sekali selama ribuan tahun! Mereka pernah berpikir bahwa orang bermartabat dari kelas atas seperti Presiden Mo tidak akan datang ke kantin karyawan untuk makan bersama mereka dan memang itu yang terjadi, tapi sebelum hari ini. Entah apakah matahari muncul dari sebelah barat, tapi hari ini mereka bisa melihat sosok presiden mereka di sini. 

Mo Chenyan tidak mengatakan apa-apa dan hanya membalas mereka dengan mengangguk ringan. Chi Yu sudah melihat apa yang dimakan Ye Banxia tadi, kemudian ia memberi Mo Chenyan menu yang kurang lebih sama dengan Ye Banxia. Meskipun tidak banyak peluang bagi orang ;lain untuk bertemu dengan Presiden Mo, masih lebih sulit untuk melihat bagaimana presiden itu makan. Aura Mo Chenyan yang dingin dan berkelas membuat mereka takut untuk menatapnya sehingga mereka hanya meliriknya dari waktu ke waktu.

Shen Qingyan bahkan tidak makan apapun di sini dan hanya menopang dagunya untuk mengobrol dengan Ye Banxia, "Ye Banxia, kau ​​jangan hanya makan. Ini hari pertama kita datang ke perusahaan dan langsung melihat Presiden Mo yang tidak mudah ditemui. Kita bisa menggunakan kesempatan ini untuk melihatnya karena belum tentu ada kesempatan yang bagus seperti ini lagi nanti."

Ye Banxia hanya tersenyum tipis. Ia bisa melihat Tuan Mo lebih dari setengah hari setiap harinya. Jika ia melihat lagi, ia takut akan merasa bosan. Namun, sepertinya ia tidak akan bosan semudah itu. Penampilan Mo Chenyan sama sekali bukan tipe yang membosankan untuk dilihat dan jika semakin dilihat malah semakin membuat orang ingin terus melihatnya. Ye Banxia mengambil sumpit dan perlahan memasukkan nasi ke mulutnya, lalu bertanya, "Jika bekerja di perusahaan yang sama setiap hari, bukankah mudah untuk bertemu dengannya?"

Shen Qingyan menatap Ye Banxia dengan heran dan berkata, "Ye Banxia, ​​apakah kau tidak memiliki perasaan layaknya seorang gadis pada umumnya? Seorang pria tampan, kaya, dan bijaksana sedang duduk kurang lebih 800 meter darimu dan kau masih bisa melanjutkan makan dengan acuh tak acuh?"

Ye Banxia tertawa, lalu mengerutkan bibirnya. "Dia sangat tampan, kaya, dan begitu bijak. Tapi, aku juga tidak mungkin langsung kenyang setelah dua kali melihatnya," kata Ye Banxia. Lalu, ia menambahkan dalam hati, Apalagi saat dia ada di rumah. Aku bisa melihatnya setiap saat. Mana mungkin aku perlu memperdulikannya ketika waktu makan di sini?

Shen Qingyan menghela napas dan berkata, "Kau benar-benar bukan orang normal." Ye Banxia mengambil sendok dan garpu, lalu menyuapkan dua pasta ke mulutnya. Shen Qingyan pun melanjutkan, "Aku seharusnya sudah tahu sejak kejadian Liu Hua pagi tadi. Kau bisa duduk di sana dengan acuh tak acuh dan mengabaikan orang lain."

Ye Banxia tidak peduli dan berkata santai, "Aku tidak peduli padanya. Toh, dia tidak terlihat baik? Jika begitu, mengapa aku harus melakukan lebih dari itu?"

Dalam dua puluh empat tahun pertama hidupnya, Ye Banxia tidak sedikit bertemu orang-orang seperti Liu Hua. Orang seperti itu berpikir bahwa dirinya sendiri lebih unggul, namun akan iri dengan sesuatu yang tidak dimilikinya sehingga mencari cara dan melontarkan kata-kata dengan pemikiran yang sempit demi mendapatkan pengakuan dari semua orang. Entah betapa konyolnya perilaku itu. Ketika Ye Banxia tertarik, ia juga akan membantah dan menyangkal orang-orang seperti itu. Sayangnya, ia lebih sering merasa tidak tertarik. Kakek sering mengatakan bahwa setiap orang memiliki pengukuran yang berbeda dan orang lain pasti merasa bahwa ia benar.

Shen Qingyan menatap Ye Banxia dengan serius dan berkata, "Setelah kau mengatakan itu, sepertinya cukup masuk akal."

Ye Banxia hanya menunduk dan melanjutkan makan, tapi tiba-tiba muncul bayangan di sampingnya yang menghalangi cahaya hingga membuat mereka berdua terpana. 

"Nona-nona, apakah kalian tidak keberatan jika saya makan di sini bersama kalian?" 

Shen Qingyan tersedak. Zaman apa ini? Dia masih berbicara dengan cara lama seperti itu? pikirnya. "Jika saya bilang tidak…" Saat Shen Qingyan mendongak, matanya bertemu dengan senyum lembut pria itu. Wajah tampannya dihiasi bingkai kacamata berwarna emas yang membuatnya tampak sangat elegan. Shen Qingyan tiba-tiba kehilangan kata-kata. Sekarang tidak banyak pria yang mengenakan kacamata berbingkai emas dan sangat sedikit yang terlihat pantas mengenakannya. Kesan Shen Qingyan terhadap pria di depannya telah meningkat lebih dari satu level.

"Duduklah," Shen Qingyan bergeser ke samping untuk memberikan tempat duduk. Pria bernama Lu Sinian itu pun duduk berhadapan dengan Ye Banxia, sedangkan Shen Qingyian duduk di seberang kursi yang kosong.

"Terima kasih," gumam Lu Sinian. Mata yang dalam sejenak memancarkan cahaya dari balik lensa kacamata dan menutupi senyum tipisnya yang tidak bisa dilihat. "Apakah Anda Nyonya Ye?" Lu Sinian meletakkan piring makan dan duduk di seberang Ye Banxia. Sudut bibirnya terangkat dan ia menyapa, "Halo, nama saya Lu Sinian."

Ye Banxia mengangguk sopan dan balas menyapa, "Halo." Kemudian, ia terus menundukkan kepalanya dan melanjutkan makan. Karena Lu Sinian berinisiatif untk datang dan mengetahui bahwa nama keluarganya adalah Ye, pria itu pasti tahu namanya dan ia tidak perlu memperkenalkan diri lagi.

Tiba-tiba Ye Banxia merasa seperti ada yang memandangnya dengan dingin dari arah belakang. Ia mengerutkan kening, bertepatan dengan Shen Qingyan yang berdiri dan tersenyum menawan. "Ye Banxia, aku hampir selesai makan, tapi tiba-tiba aku ingat bahwa aku ada urusan. Kau dan Lu Sinian makan pelan-pelan saja. Aku pergi duluan."