Pertemuan yang selalu dinanti. Kapan akan kembali sudah tak tahan melihat wajah yang dinanti-nanti. Semenjak pertemuannya dengan Liam sosok lelaki yang berhasil mencuri hatinya. Hari-hari Sena menjadi berwarna, tak pernah murung dan selalu tersenyum. Sena menjadi sosok wanita yang ceria dan humoris. Meski Sena tau Liam tak mungkin suka padanya. Hari kedua masuk sekolah Sena berangkat bersama teman sekelasnya dulu waktu SMP . Sesampainya di sekolah mata Sena tak berhenti mencari sosok Liam. Sena hanya ingin melihat Liam walau hanya dalam kejauhan tanpa harus menghampiri dan bilang sayang.Sudah lama melihat sana kemari tapi Liam tak kunjung ditemukan Sena pun memutuskan untuk masuk kedalam kelas. Ia sangat bersemangat pergi sekolah tapi ia melupakan satu hal yang sangat penting saat masa Mpls yaitu aidikat atau kartu nama. Jam sudah menunjukkan jam 07.00 menandakan acara akan segera dimulai dan sebelum memulai acara tersebut ada pengecekan aidikat ."mati aku hari ini"ucap Sena dalam hati. Sena pun memberanikan diri masuk dan berharap panitia Mpls tidak melihat dirinya yang tidak memakai aidikat . Sena berjalan sedikit cepat sambil bersembunyi di balik krumunan siswa lain. Badan Sena gemetar takut ia akan dihukum jika sampai ketauan. Sena hampir saja lolos dari mata panitia tapi ada satu siswa laki-laki yang malah bertanya kepada Sena."aidikatmu mana kok gak di pakai" ucap laki-laki yang berjalan disamping Sena. Sontak itu membuat mata panitia tertuju pada mereka berdua. Salah satu panitia menghampiri Sena." aidikatnya di pakai dik" ucap salah satu panitia kepada Sena. Sekarang Sena sudah terpojok ia tidak akan bisa lepas lagi. Sambil melihat laki-laki di sampingnya tadi Sena berkata. "aidikat saya ketinggalan kak"jawab Sena. Dalam hati Sena ia ingin sekali memukul wajah laki-laki itu yang sudah membuatnya ketauhan. " kalau begitu kamu ikut saya kedepan" ucap panitia itu."kedepan kenapa kak kedepan" jawab Sena dengan nada gelisah. "gak usah banyak tanya ayo ikut" ucapnya sambil berjalan menuju ke depan. Hati dan pikiran Sena sudah tak karuan. Sena takut sekaligus malu. Hukuman apa yang akan diberikan padanya."Halo adik-adik tolong yang merasa tidak membawa aidikat yang sudah diberikan kemarin. Dimohon kesadarannya untuk maju kedepan" ucap panitia itu menggunakan mikrofon. "semoga ada temennya jadi aku gak sendirian"ucap sena dalam hati. Namun kenyataan berkata lain tak ada siswa lain yang tidak membawa aidikat. Kenapa semuanya sangat tertib gumannya dalam hati. "Kamu tetap disini sampai acaranya selesai" ucap panitia itu. Sena hanya bisa diam dan melaksanakan perintah dari panitia. Tiba-tiba dari arah depan ada sosok laki-laki yang berjalan menuju arah Sena. Tiba-tiba badan Sena jadi kalu dan tegang. Laki-laki itu rupanya adalah Liam. Liam menghampiri Sena dengan tersenyum seolah mengejek tanpa bicara. "Kamu dihukum ya" ucap liam sambil terus tersenyum-senyum." hhh... iya kak " jawab Sena. "Makanya jangan ceroboh" ucap Liam sambil meninggalkan Sena. "astaghfirullah jantungku mau copot " ucap Sena dalam hati sambil menengok ke arah Liam.