Awalnya sitokoh bangga akan memasuki masa sekolah pertama yang meninggalkan sekolah dasar, angkuh merasa sombong karena masuk ke sekolah yang agak berbeda dengan temannya yang tetap sekolah pertamanya itu di satu desa dan kecamatan yang sama.
Tino seorang anak yang keras kepala dan tiada hari tanpa berkelahi di sekolahnya , untuk itu dia sangat disegani walaupun bukan dalam tujuan kebaikan ,melainkan ingin menguasai lapangan sepak bola di sekolahnya.
Hari pertama masuk dan menjalani masa orientasi Tino merasa resah, karena beda penghormatan, penghargaan sosial terhadapnya "Sebelumnya dia paling dikenal dan disegani di sekolah dasarnya".
Bukan yang seperti dibayangkannya mendapat teman baru yang baik , mungkin yang bisa dia pamerkan kepada teman SD nya. Berbeda dengan realitanya dia selalu dicemooh, di ejek dan jadi bahan tertawaan yang karena dia masuk sekolah barunya itu satu dari dua orang saja bersama temannya Yuda dari sekolah dasar yang sama. Sedangkan Yuda sudah punya banyak teman dari sekolah baru itu ,karena banyak anak-anak dari keluarganya di sekolahan baru itu dan meninggalkan Tino.
Hari ke dua masih sama seperti cemoohan dan ejekan yang berlalu. Dan hari ke tiga orientasi Tino mulai keluar jati dirinya yang keras kepala, pandai berkelahi dan selalu ingin dihormati.
Tino berjalan menuju kamar mandi untuk buang air kecil , sesampainya dikelas tiba-tiba tas dan barang bawaan syarat orientasi sudah tidak ada. Dalam keramaian Tino kebingungan sendirian, mencari dan menanyakan pada teman pengejeknya tidak tahu dan semua tertawa terbahak-bahak.
A, W , T dan yang lainnya : Hahahahahhahahhahhaha
Tino mulai curiga dengan teman pencemoohnya itu, terlihat selendang tas menonjol keluar dari tas W. Mata Tino tertuju dan menghampiri lalu mengambil tasnya itu , ternyata benar W lah yang mengerjai Tino dengan menyembunyikan tasnya.
Tino marah sekali ,tanpa memandang Kakak kelas dan teman-teman yang lain , dia menghampiri W dan langsung menampar wajah kusam tanpa pertimbangan apapun.
" Ceeeppplaaaaakkakakakkak " Suara terdengar kencang telapak tangan dengan pipi betepuk.
W menangis dan teman lainnya terdiam dengan ketakutannya, mencuri pandang melihat anak yang pendiam lalu marah.
Disitulah awal mula Tino mendapat teman yang mencemoohi mulai banyak mendekati untuk membeli jajanan jalanan dan minuman gopean.