(Versi Indonesia) Chapter 1 {Pelayan.?}

"apa semuanya sudah siap.?" Tanya seorang wanita mengenakan jaket dengan mantel berbulu. "semuanya sudah ada pada posisinya dan siap kapan pun" jawab seorang pria menggenggam telepon genggam di tangan samping wanita itu. dia mengenakan kacamata hitam. Sepertinya pria ini adalah pengawal wanita yang disebelahnya. "ini sungguh aneh sekali." Kata seseorang dengan aura kebingungan yang menyelimutinya. Dia berada di atas atap dengan beberapa orang yang sedang mengenakan senjata di lengan mereka dan siap menembak kapan pun. "ada apa.?" Tanya teman di samping "ini sungguh aneh. Mengapa tidak ada sama sekali sniper dimana pun.? Apakah mereka kumpulan orang bodoh atau orang yang baru terjun dalam dunia ini" jawab orang yang kebingungan itu.

"hahah (tertawa) mungkin saja mereka orang polos. Jadi biarkan saja. Yang terpenting kita hanya perlu mengikuti perintah saja, tidak perlu mengurusi serta memikirkan lawan kita." Kata teman nya dengan bahagia. "semoga saja" jawab orang yang kebingungan tadi {bromm, Creett} (suara mobil melaju hendak berhenti) "baiklah semuanya, mereka telah datang. {clack} (suara pintu mobil terbuka) suara langkah muncul dengan tenang. Keluar seorang wanita yang sangat cantik dan elegan yang dapat membuat beberapa pria terpesona. "haah (menghela nafas) apakah sudah sampai.? Sungguh tempat yang sedikit memuakan, mengapa harus di tempat seperti ini.?" Kata seorang wanita cantik tadi kepada seorang wanita yang membukakan pintu mobil. Ternyata seorang wanita yang membukakan pintu mobil itu adalah pengawalnya. Di malam hari yang lumayan dingin sedang ada pertemuan yang begitu penting.

"jangan seperti itu tuan Ratu. Ini semua demi bisnis anda dan juga client kita juga sudah menunggu kita, sebaiknya kita harus memberi salam yang sopan kepada mereka." Jawab wanita pengawal. "hmm kamu benar. Sebaiknya aku memasang wajah senyumku" jawab wanita itu. "ini.? (terkejut) tidak mungkin, bagaimana mungkin bisa bertemu dengan wanita itu.?" kata seorang penembak di atap. Aura nya berubah dengan sangat drastis, semua kebingungan yang dipertanyakan dalam hatinya kini telah terjawab, siapa yang mengira bahwa orang yang sangat dia kenal akhirnya bertemu kembali, bahkan yang lebih mengejutkan kembali bahwa orang-orang itu kini menjadi lawan nya. "Ms. Sevheskov. Ini bahaya. Aku ingin kita batalkan untuk melakukan penyerangan terhadap mereka. Saya mohon tarik mundur dan hentikan semua ini. Sepakati saja kesepakatan nya" kata penembak yang terkejut tadi.

"hah.? Apa maksudmu.?" Tanya Ms Sevheskov dengan kebingungan. "ini berbeda dengan yang kukira. Aku tidak mengira bahwa harus berhadapan dengan orang itu." kata orang itu. "aku tidak mengerti. Apa kamu takut dengan 2 orang.? Kamu adalah salah satu prajurit bayaran yang berbakat dalam membunuh orang yang kamu target kan." Tanya Ms Sevheskov "bukan itu. yang aku takutkan sosok bayangan dia. Seseorang yang selalu ada di dekat dia, tapi bukan wanita di samping nya saat ini." Kata orang itu. "hah.? Aku sungguh tidak mengerti. Jika kamu tidak ingin ikut maka pergi saja dari sini. Dan aku memecat mu" jawab Ms Sevheskov. Emosi marahnya meruak dari tubuhnya. Dia tidak memiliki waktu untuk meladeni seorang pengecut. "baiklah. Aku akan segera pergi." Jawab penembak itu dengan segera pergi meninggalkan pos serta senjata nya. "ada 1 orang yang pergi. Apa aku harus menembaknya.?" Suara seseorang muncul dalam suara alat komunikasi di telinga Wanita elegan cantik jaket mantel berbulu.

"diamkan saja. Aku akan meminta yang lain untuk mengurus nya" jawab wanita jaket mantel bulu. "baiklah" jawab suara yang menghubungi wanita itu. "oh Ms Sofia Yoraslov selamat datang" kata Ms Sevheskov. Senyum nya memenuhi di wajahnya, meskipun ada maksud yang tersembunyi dalam senyumnya itu. "terima kasih atas sambutan anda. Maaf jika telah tidak sopan karena membuat anda menunggu lama." Jawab Ms Sofia. Senyum nya begitu indah. Mereka berdua saling berjabat tangan. "oh tidak-tidak. Tenang saja. Kami baru sampai 10 menit lalu. Jadi anda tidak perlu mengatakan hal seperti itu" kata Ms Sevheskov. "benarkah.? Oh terima kasih. Lalu bagaimana Ms Sevheskov.? Apa anda sudah menyepakati kesepakatan harga jual kami.?" Tanya Ms Sofia. Dia sama sekali tidak mempercayai perkataan lawan nya, meskipun dia tersenyum menanggapi pembicaraan yang diucapkan oleh lawannya, tapi Sofia memperhatikan keadaan sekelilingnya, dia benar-benar mengetahui semua rencana lawan nya. "hmm. Maaf sekali. Bisakah anda mengurangi kembali harga nya.? Itu terlalu mahal untuk kami" jawab Ms Sevheskov dengan wajah yang sedikit memelas.

"maaf jika begitu berarti kesepakatan kita gagal, karena seharusnya anda tahu, jika melakukan perjanjian ketemuan disini, berarti anda menyepakati kesepakatan yang aku ajukan" kata Ms Sofia lalu hendak pergi. "Ms Sofia sepertinya anda telah salah paham" kata Ms Sevheskov "salah paham (memandang wajah)" tanya Ms Sofia dengan menoleh ke belakang. "itu benar. Seharusnya anda menyetujui keinginan kami jika anda masih ingin selamat" kata Ms Sevheskov "selamat.? Apa maksudnya.? Apa anda mengancamku.?" Tanya Ms Sofia. "itu benar. Kami sudah menyiapkan para sniper dan jika anda membatalkan kesepakatan ini lalu mencoba melangkah. Maka 'Bang' tamatlah riwayat anda" jawab Ms Sevheskov. "ara, ara. Bukankah itu sangat buruk. Hmm lalu bagaimana jika aku merasakannya." Kata Ms Sofia seperti menantang. "oh begitu. Dasar wanita yang bodoh. Sayang sekali wajah anda yang indah seperti itu memiliki otak dangkal. Jika begitu. Selamat tinggal" jawab Ms Sevheskov mengangkat lengan kirinya dan menurunkannya.

{bang, bang, bang} suara tembakan beruntun terdengar tanpa jeda. Semuanya terkejut dan hanya Ms Sofia beserta pengawalnya bersikap biasa saja. "oh sepertinya ada penganggu diantara kita Ms Sevheskov." kata Sofia. Ms Sevheskov memalingkan wajah kepada pengawalnya hendak meminta agar pengawalnya menghubungi para sniper. Akan tetapi sungguh tragis. Pengawalnya terkapar bermandikan darah di lantai. Ms Sevheskov terkejut hingga mengeluarkan air mata membasahi pipinya. Dia menutup mulutnya yang hendak berteriak dengan telapak tangan nya. Dirinya kini dipenuhi oleh rasa takut dan kesedihan. Dia tahu bahwa para sniper nya telah tewas dengan di iringi oleh suara tembakan yang bergema. Dia tak tahu harus berbuat apa lagi. Kini dia hanya memiliki pilihan. Yaitu memohon untuk hidup nya agar tidak diambil.

Setelah dia sadar, akhirnya dia menoleh ke arah Ms Sofia. Dengan bergegas dia menghampirinya. Dia tahu hanya dengan memohon agar memberikan kesempatan hidup. "Ms Sofia. Aku mohon. Tolong beri aku kesempatan. Jangan bunuh aku. Aku mohon padamu." Kata Ms Sevheskov. "ara. (menutup mulut dengan telapak tangan). Bukankah anda tadi yang akan melakukan sesuatu seperti mencoba mengancamku.? Lalu mengapa anda sekarang seperti seseorang yang seharusnya saya lakukan saat ini." Tanya Ms Sofia. "aku mohon maafkan aku. Aku akan melakukan apapun. Jadi. Tolong maafkan dan biarkan aku untuk kembali dengan selamat" kata Ms Sevheskov.

"hmm baiklah. Aku akan memaafkan mu. Tapi dengan 1 syarat." Kata Ms Sofia tersenyum. "apa itu.?" tanya Ms Sevheskov. "kamu harga membayar dan membeli nya barang kita kesepakati dengan harga 5 kali lipat dari harga kesepakatan sebelumnya.?" Jawab Ms Sofia tersenyum. "eh.?(terkejut) apa anda bercanda.?" tanya Ms Sevheskov. Wajah nya penuh dengan rasa terkejut, seakan menelan beberapa ranjau dimulutnya. "tentu saja tidak. Seperti yang anda tahu, saat ini harga nyawa anda begitu mahal. Jadi sama halnya kita menculik anda lalu meminta tembusan. Apakah ada yang salah dengan itu.?" tanya Ms Sofia.

"itu.? tapi tetap saja. Itu terlalu berlebihan." Suara teriakan keluar dari mulut Ms Sevheskov. Dia tahu apa yang dia lakukan dapat membunuhnya sekejap. Akan tetapi, permintaan dari Ms Sofia sungguh tidak lah masuk akal. Dia terus melakukan hal seperti itu hingga dia akhirnya sadar bahwa mata Ms Sofia bersungguh-sungguh. Tidak ada pilihan lain. Ms Sevheskov harus segera menentukan pilihannya. Antara hidup dengan mengeluarkan banyak uang, atau mati dan menyelamatkan uangnya. Keringat dingin mengucur deras dari wajahnya. Bulu Pundak nya berdiri semua. Ini adalah kesempatan terakhir yang dikeluarkan oleh Ms Sofia, jika Ms Sevheskov mengambil jawaban yang salah, maka 'bang'wajahnya akan hancur. "baiklah aku menerimanya" suara sendu kecil terdengar di iringi dengan tangisan pada mulut Ms Sevheskov.

Ms Sevheskov mengirimkan uang senilai dengan apa yang telah di sepakati. "terima kasih banyak atas pembeliannya. Senang berbisnis dengan anda." Kata Ms Sofia dengan riang hingga dia melompat-lompat. Ms sevheskov kembali pulang dengan mengendarai mobil miliknya. Semua nya telah usai. Ms Sofia pun masuk ke dalam mobil dan pergi "huaah. Untung yang sangat banyak hari ini. Sepertinya hasil kesabaran ku telah menghasilkan sesuatu yang luar biasa. Bukankah begitu Angelica" kata Sofia dengan rasa senang. Wanita pengawal Sofia adalah Angelica, seorang wanita berambut pirang yang sangat cantik dengan kacamata hitam yang dikenakannya.

"ahahah (tertawa malas) anda benar-benar luar biasa Tuan Ratu." Jawab Angelica. Dia adalah orang yang mengawal dalam pertemuan Ms Sofia dan Ms Sevheskov. Mungkin jika orang yang baru mengenal Sofia akan sangat terkejut dengan apa yang terjadi,a akan tetapi ini adalah Angelica, seseorang yang sudah lama mengenal Sofia, jadi dia sudah tidak heran dengan apa yang telah terjadi, dan hanya menanggapi dengan raut wajah seperti biasanya. "hmm (mengembungkan pipi) sudah kubilang jangan kaku begitu. Panggil saja aku dengan panggilan akrab. Hmph. Dasar Angelica bodoh (memalingkan wajah)" kata Sofia. "maafkan aku Sofia. Iya ini salahku. Jadi maaf ya" kata Angelica tersenyum. "ok aku maafkan" jawab Sofia tersenyum. "tapi tetap saja tadi itu sungguh luar biasa, menembak beruntun hampir tanpa jeda di jarak 1 Km itu suatu yang sungguh tidak masuk akal. Apakah dia sudah terlalu bertambah kuat.?" Tanya Angelica. "haha benarkah.? Apa kah di luar sana tidak dapat melakukan apa dia lakukan.? Jika benar, Berarti keputusan ku untuk mengambilnya dan melatihnya tidak salah dong" kata Sofia bahagia

"ya tentu saja. Semenjak ada dia. Bisnis kita pun semakin menanjak, bahkan nama mu sudah sangat terkenal Sofia. Dan kamu pasti bercanda, bahkan sniper pro saja, kemungkinan kecil dapat melakukan apa yang dia lakukan" Kata Angelica dengan semangat. "ya begitulah. Tapi tetap saja yang paling terkenal dia bukan aku" suara menyedihkan keluar dari mulut Sofia. "oh tenang lah. tenang saja, semua orang tahu bahwa anda adalah tuan orang yang mereka takuti, berarti anda lebih terkenal dibanding dia. Heheh" kata Angelica mencoba menghibur Sofia. "terima kasih Angelica. Hanya kamu saja yang mengerti diriku ini." Kata Sofia memeluk Angelica.

"kami pulang." Teriak dari Sofia masuk kedalam rumah. "selamat datang Ratu. Aku sudah menyiapkan air panas untuk anda mandi. Setelah mandi silahkan ke ruang makan untuk makan malam" kata sosok dengan pakaian pelayan berwarna hitam Berbungkuk menyambut tuan nya yang telah datang. ternyata dia adalah Pelayan Sofia. "oh ternyata kamu sudah pulang Two Face. Akh maaf (menutup mulutnya)" kata Sofia "anda tidak perlu begitu Ratu, anda dapat memanggil ku dengan panggilan apa saja" kata pelayan itu dengan tersenyum. "hahah (tertawa) seperti biasa kamu tidak pernah marah. Oh ya. Menu apa malam ini.?" Kata Sofia. "aku sudah menyiapkan Zharkoye, Cepavi dan shashlyk untuk menu utama lalu makanan penutup puding kholodets machanka untuk makanan penutup." Kata Pelayan itu.

"ok. (mengedipkan mata) ayo Angelica kita mandi bersama" kata Sofia menarik lengan Angelica. Angelica yang berada disamping Sofia hanya terdiam karena sedang berada dalam alam khayal nya "eh akh. Maaf aku tadi melamun. Ayo Sofia" jawab Angelica. Mereka berdua berjalan menuju sebuah kamar mandi dan meninggalkan Pelayan itu di ruang tamu. {sheesh} suara air keluar dari sebuah keran. {bluur} suara air terjatuh dari bak mandi. kulit indah mulus yang tak tertutupi oleh sehelai kain sama sekali. Dua wanita cantik sedang mandi dan mengobrol satu sama lainnya. "haduh. Kamu itu kenapa.?" Tanya Sofia "oh masalah aku melamun tadi.?" Tanya Angelica. "iya tidak seperti biasanya kamu seperti itu, ada apa sebenarnya dengan mu.?" jawab Sofia. "itu karena aku terkejut kembali. Heheh, (senyum dan tertawa dengan menggaruk kepala belakang nya) aku tidak mengira bahwa dia sudah kembali bahkan menyiapkan semua ini. Seakan dia memiliki kloningan" kata Angelica

"hmm begitu ya. Ya padahal 3 tahun lalu bahkan dia hanya dapat terdiam bagaikan orang bodoh." Kata Sofia. "kamu benar." Kata Angelica. "tapi kamu tahu Angelica. Meskipun dia seperti itu. tetap saja ada kekurangan nya. Dan kekurangan nya itu membuat ku sangat sedih. Awalnya aku kira tidak akan apa-apa jika dia memiliki kekurangan nya itu, akan tetapi, kini aku baru mengerti bahwa semua itu sebuah hal yang sangat fatal." Kata Sofia mulai menundukan wajah nya ke permukaan air. Gelembung air mulai tercipta dari nafas yang dikeluarkan oleh sofia di dalam air. "tapi Sofia (memeluk tubuh dan menempelkan wajahnya ke dada) kamu harus tahu, jika dia melakukan semua itu hanya untuk kamu seorang. Bahkan kekurangan yang dia miliki sekarang di tujukan agar kamu sepenuhnya dapat mengatur dia sesukamu. Dia terlalu mengagumi dan bergantung padamu. Karena mau bagaimanapun, kamu lah yang menyelamatkannya di saat dia terpuruk" kata Angelica tersenyum. "terima kasih" kata Sofia mulai tenang dan menikmati keheningan serta kenyaman dari kelembutan tubuh Angelica.

{tap, tap, tap} suara sepatu mulai terdengar dan menuju ke ruang makan. Sofia dan Angelica sudah selesai mandi dan pergi menuju tempat makan. Pelayan itu telah berdiri di samping sebuah kursi yang bagus. Meja telah di hiasi oleh makanan nikmat dan terlihat indah, dibawahnya ada kain lebar dengan motif bunga indah. Dekorasi pada ruangan maupun meja sudah bagaikan berada pada hotel berbintang. Meskipun ini hanyalah makan malam biasa, akan tetapi terlihat bagaikan ada pesta besar menanti. "haah (menghela nafas) nikmatnya. Aroma lavender pada kamar mandi dengan air hangat herbal sangatlah luar biasa." Kata Sofia. "Ratu. Silahkan duduk. Makanan sudah siap saji." Kata Pelayan itu dengan menarik sebuah kursi khusus "terima kasih" kata Sofia kepada pelayan itu. pelayan itu hanya membungkuk disertai dengan mendepak lengan kanan nya di dada kirinya.

Pelayan itu membuka tudung saji pada beberapa piring makanan. Muncul beberapa makanan nikmat di barengi keluarnya uap yang memiliki aroma nikmat. Melihat itu Angelica mengeluarkan sedikit air liur nya pada bibir nya. "silahkan dinikmati" kata pelayan itu berbungkuk dan hendak berdiri disamping kursi Sofia. "eeh. Kamu tidak ikut makan dengan kami.?" Tanya Sofia. "tidak pantas seorang pelayanku duduk bahkan makan bersama dengan anda Ratu. "jawab pelayan itu. suaranya begitu lembut dan begitu sopan. Bahkan bila mendengar suara yang di keluarkan itu dan disertai melihat wajah nya mungkin akan membuat manusia merasa nikmat serta tenang dan nyaman.

"tidak. Aku ingin kamu ikut makan dengan kami." Kata Sofia. Mengembungkan pipinya. "apakah itu sebuah perintah.?" Tanya pelayan itu tersenyum "iya lakukan" jawab Sofia. "Yes Your Highness" kata pelayan itu membungkuk jatuh hingga salah satu lututnya tersentuh lantai. Wajah nya dia tundukan untuk menghormati sosok yang dia kagumi dan hormati. Bagaikan selayak seorang kesatria menjawab panggilan seorang putri dan ratu. "baiklah jika begitu ijinkan aku untuk makan bersama dengan kalian." Kata Pelayan itu mulai membawa dan menarik sebuah kursi pada samping meja lalu menempatkan nya di sisi Angelica. Dia tempatkan dengan begitu lembut bahkan hingga tak bersuara. Suara makan mulai terdengar dari mulut mereka bertiga.

"huaah. Seperti biasa makanan mu sungguh nikmat. Bahkan jika meskipun aku pergi ke hotel maupun restoran mungkin aku akan tetap memilih kamu yang memasakan makanan untuk ku." kata Sofia mulai membuka pembicaraan. "hmm (menikmati makanan) nikmat sekali. Kamu tahu. Kamu itu seperti melecehkan dan merendahkan para koki di dunia tahu. Mereka butuh bertahun-tahun untuk dapat membuat sebuah makanan se nikmat ini. Tapi mereka tidak akan dapat membuat pelayanan seperti mu." Kata Angelica. "begitu kah.? Terima kasih atas pujian kalian berdua. Aku sungguh bahagia mendengarnya" kata pelayan itu dengan senyum pada wajah nya. "oh ya besok tolong siapkan untuk keberangkatan berikutnya." Kata Sofia. "baiklah. Akan aku siapkan. Jika boleh tahu, kemana keberangakatan kita selanjutnya" kata pelayan mulai bertanya. "Hawaii (mengedipkan mata)" kata Sofia.

Makan malam telah selesai. Sofia masuk kedalam kamar bersama Angelica. "ada apa Angelica.? Apa ada yang aneh.?" Tanya Sofia. "oh tidak. Hanya saja aku begitu terkejut dengan kinerja dari dia. Membunuh semua Sniper di jarak 1 Km dengan sangat cepat hingga kembali lagi kesini. Bahkan dia dapat berganti pakaian serta menyiapkan air mandi, makan malam, bahkan tempat tidur. Aku sungguh terkejut. Heheh" jawab Angelica jarinya dia garukan di pipinya. Mata dan raut wajahnya menunjukan rasa kagum yang luar biasa. "aduuh kamu itu seperti baru pertama kali saja kenal dengan orang itu. Bukankah dia itu sudah seperti itu dari dulu. Jadi sudah biasa saja. Justru jika dia tidak menyelesaikan misi, itu baru membuat kita terkejut" jawab Sofia.

"kamu benar. Hehe. Dan juga. (memeluk) apa kamu tidak takut gemuk. Makan malam bahkan makanan penutup pun semua nya daging. Lihat tubuh mu ini (memeriksa)" kata Angelica. "hehheh (tertawa) hentikan, itu sangat menggelikan. Kamu tahu kan aku ini suka sekali makan daging. Jadi aku merasa biasa saja tanpa perlu takut merasa gemuk. Kamu tidak perlu khawatir tentang itu" jawab Sofia tersenyum. Angelica hanya dapat menggembungkan pipinya. Dia iri dengan tubuh Sofia yang begitu bagus dan indah bagaikan model. Dia tahu bahwa meskipun Sofia selalu memakan makanan dari daging tapi tetap tubuhnya tidak berubah sama sekali. Dia bingung apa yang membuat nya seperti itu. Rahasia nya apa hingga dapat terus mempertahankan bentuk tubuh indah itu meskipun makan makanan berlemak.