Ini adalah hari kedua setelah pernikahan mereka, semalam tidak ada yang namanya malam pertama. Merekan menikah tanpa cinta jadi tak ada rasa nafsu sedikit pun di antara mereka. Hari ini Kila sudah berangkat mendahului Sadewa pergi ke kampusnya ia tidak mau berangkat bersama dengan Sadewa.
Sementara itu Sadewa baru saja bangun dari tidur nya, ia saat ini sedang mandi di kamar mandi, jadi kamar mandi mereka hanya ada satu dan terletak di dekat dapur. Setelah selesai mandi Sadewa melihat roti isi sudah tersedia di meja makan, rupanya Kila tetap tidak melupakan sarapa Sadewa pagi ini.
Setelah selesai menakan sarapannya Sadewa langsung berangkat menuju kampusnya, dengan membawa tas hitam yang berisikan banyak buku di dalamnya. Setelah sampai di kampus banyak sekali murid-murid yang berjalan menghampiri Sadewa hanya untuk melihat wajahnya dan mengucapkan selamat pagi padanya.
Tanpa Sadewa sadari ada sepasang mata yang sedang menatapnya tajam ke arah Sadewa, " Woy biasa aja kali liatinnya nanti lu kepincut sama tuh dosen, " kaget Bunga pada orang yang menatap tajam pada Sadewa.
Orang itu adalah Kila, Kila berbalik menatap ke arah Bunga, " Gak ada dalam kamus gue, gue kepincut sama orang yang bisanya cuman pamer ketampanan, " balas Kipa kecut sambil berjalan menuju kelasnya.
"Jangan ninggalin gue dong, " teriak Bunga yang di tinggalkan oleh Kila.
Mereka berdua sampai di kelas dan langsung duduk di kursi paling pojok, mereka berdua adalah orang yang paling malas mendengar seorang dosen mendongen di depan kelas, mereka bilang cuman bikin pusing saja.
Tiba-tiba seorang guru tampan yang tak lain ia adalah Sadewa masuk ke kelas itu untuk memberikan beberapa materi di hari ini, pasti saja Kila bernafas kalas saat melihat pria itu bersikap manis di depan banyak orang.
"Dasar tukang caper, " gumam Kila sambil tersenyum kecut.
"Ngomong apa lu barusan? " tanya Bunga yang mendengar samar-samar ucapan Kila.
"Gak ngomong apa-apa gue, " balas Kila tanpa menatapnya, sedari tadi ia terus saja melayangkan tatapan kesal pada pria di depannya.
Pelajaran telah berakhir, namun tiba-tiba Sadewa malah menarik tangan Kila keluar kelas, membuat pada wanita fans berat Sadewa histeris dan bertanya-tanya, ada hubungannya apa di antara mereka? Sadewa membawa Kila ke tempat yang agak lumayan sepi.
"Ngapain sih tarik-tarik tangan gue? " kesal Kila yang merasa dirinya di tarik paksa oleh Sadewa.
"Makasih yah untuk sarapan nya, " balas Sadewa sambil tersenyum.
"Ya elah cuman itu, ya udah iya, udah ah gue pergi dulu yah bay, " pamit Kila sambil berjalan menjauhi dari Sadewa.
Sadewa hanya tersenyum melihat kepergian Kila menurutnya Kila adalah gadis yang sangat berbeda dari yang lainnya, ia sebenarnya sudah menyimpan rasa pada Kila namun ia enggan menganggap perasaannya itu benar-benar ada untuk Kila.
Kila berjalan menuju kelasnya untuk mengambil tas dan mengajak Bunga pergi ke kantin, namun tiba-tiba beberapa wanita menghalangi langkahnya dan membuat Kila menatap mereka dengan tatapan aneh dan kesal.
"Mau kalian apa sih? " tanya Kila sedikit ngegas.
"Lu abis ngapain sama dosen kita? " tanya salah satu wanita yang menghalangi jalannya.
"Bukan urusan lu semua, " balas Kila.
"Berani lu yah sama gue, " saat wanita itu akan melayangkan sebuah tamparan pada pipi halus dan indah Kila tiba-tiba seorang pria menahanya, Kila menatap pria yang berada di sampingnya dengan tatapan kagum.
"Jangan pernah ngelawan orang yang lemah, " ucap pria itu sambil merangkul Kila dan membawanya masuk ke dalam kelasnya.
Kila tersenyum lebar, bagaikan ada petir di siang bolong yang langsung menyambar, pria itu sangat mempesona di matanya, ia benar-benar bisa langsung jatuh cinta pada pria itu.
"Halo, hey, " ucap pria itu sambil mengibaskan tangannya di hadapan wajah Kila, karena sedari tadi Kila hanya memandangi nya.
"Eh sorry, gue jadinya keasikan mandangin wajah lu, " balas Kila jujur, wanita ini memang sangat jujur dan tidak pernah enggan mengatakan perasaannya.
"Oh iya makasih yah udah mau nolongin gue, " sambung Kila sambil menampilkan senyum termanis yang ia milki.
"Sama-sama, nama lu siapa? " tanya pria itu.
"Gue Kila, kalau lu siapa? "
"Gue Nathan, " balas Nathan, ternyata pria yang mampu membuat Kila jatuh cinta pada pandangan pertama nya itu adalah Nathan.
"Oh nama lu bagus sama ke orangnya, " goda Kila.
Tiba-tiba Bunga datang ke hadapan Kila dan mengajaknya pulang, padahal Kila masih ingin menatap pangerannya lebih lama.
"Pulang yuk cepetan, " ajak Bunga sambil menarik tangan Kila.
Kila pun langsung mengambil tasnya sambil berjalan menjauh dari Nathan, karena ia tertarik oleh Bunga, namun matanya tetap menatap ke arah wajah Nathan.
"Tuhan dia tampan sekali, gak salah dia pasti bakal jadi jodoh gue, " gumam Kila.
"Berisik malu-maluin lu, " balas Bunga.