Saat sedang asiknya Bunga menarik-narik tangan Kila tanpa sengaja mereka bertabrakan dengan seorang pria yang sangat amat Kila bencin, namun untung saja yang menabrak pria itu adalah Bunga bukan Kila, bisa-bisa ia yang marah walau kenyataanya pria itu yang menabraknya.
"Sorry saya gak sengaja, " ucap Bunga sambil membungkuk.
Pria itu hanya tersenyum manis ke arah Bunga namun siapa sangka senyum itu mampu membuat Bunga ambyar dan mendadak menjadi patung menatap lakum ke arah pria itu. Sementara itu pria yang barusan ia tabrak kini mengalihkan pandangan nya ke arah Kila.
"Mau pulang sama siapa? " tanya pria itu yang tak lain adalah Sadewa.
"Jangan pernah sok akrab sama gue kalau di sini, " tegas Kila pelan tepat di depan telinga Sadewa.
Sadewa tersenyum mendengar ucapan Kila, " Dih malah senyum lagi, " kesal Kila bukannya mengangguk Sadewa malah tersenyum dan itu membuat Kila benar-benar kesal dengan Sadewa. Para mahasiswi yang sedang berjalan pun mendadak menghentikan langkahnya karena melihat pangeran mereka menghentikan langkahnya.
Sekarang mereka gantian, jadi saat ini Kila lah yang menarik paksa Bunga, karena sedari tadi ia hanya memandangi Sadewa dengan tatapan yang sangat-sangat aneh, "Lu mah gak mau banget sahabat nya bahagia, " ujar Bunga karena Kila menariknya dari hadapan Sadewa.
Kila menghentikan langkahnya sambil menghadap ke arah Bunga, " Denger baik-baik ya bambang, tadi juga lu tarik-tarik tangan gue dari depan pangeran gue, " Kila melakukan itu hanya untuk membalaskan kelakukan Bunga padanya tadi.
"Ya tapi kan, " Bunga juga merasa kalau tadi dirinya salah menarik paksa Kila pada saat mengobrol dengan orang lain.
"Udah ah ke kafe yuk, mau ngopi ngantuk nih, " ajak Kila pada Bunga.
"Ya udah yuk, " mereka saling bergandengan tangan lalu berjalan pergi dari kampus itu menuju sebuah kafe yang jaraknya tidak jauh dari kampus mereka. Mereka juga sering bolos di sana, tempatnya nyaman di tambah di sana ada Wifi gratis, biasa dua anak ini memang suka hijau kalau melihat gratis.
Sampailah mereka di kafe, mereka memilih tempat duduk di pojok kanan dekat jendela kaca yang memperlihatkan keramaian jalan di siang hari ini, Kila dan Bunga sudah memesan minuman dan saat ini mereka sedang bersantai.
"Lu tau gak La? " ujar Bunga pada Kila.
"Tau apa? " tanya Kila sambil menatap serius pada Bunga.
"Kalau misalka hari ini matahari terbit, " ujar Bunga sambil tertawa geli, ia benar-benar tidak kuat melihat wajah kesal Kila.
Kila melempar Bunga menggunakan tas miliknya tepat ke depan wajahnya, " Gak lucu anjing, " kesal Kila ia langsung mengambil ponselnya yang berada di saku bajunya.
Tiba-tiba ia melihat sebuah notifikasi masuk ke ponselnya, " Lu dimana? mau makan siang bareng gak di restoran? " itulah pesan yang Ia dapatkan dari Sadewa.
Lalu ia mengetik pesan balasan pada Sadewa, " Gak gue gak mau, kalau ada yang liat gimana? " itulah yang Kila balaskan pada Sadewa.
Tak perlu lama menunggu balasan Sadewa langsung membalas pesannya, " Ya lu pakai hoodie kek, atau pakai masker kek. "
"Udah ah, pokoknya gue gak mau ikut titik, " itu adalah pesan terakhir yang ia kirimkan, ia benar-benar malas ikut dengan Sadewa.
Kila menyimpan ponselnya di samping tangan kanan nya, lalu ia menegak kofi yang ia beli tadi, " Bunga lu nanti jangan pernah ke rumah gue lagi yah, kalau lu mau ke rumah gue lu hubungi gue dulu, " ucap Kila ia tidak mau Bunga tau kalau sebenarnya ia sudah menjadi suami sah menurut hukum dan juga agama.
Karena kalau misalkan tau bisa-bisa Bunga marah besar padanya, karena Bunga sama tergila-gila nya dengan murid lainnya pada Sadewa. Kila tidak pernah habis pikir memangnya sesempurna apa Sadewa sampai mereka bisa benar-benar gila karena hanya ingin mendapatkan Sadewa.
Tiba-tiba ada dua orang pria datang menghampiri meja mereka, Kila menatap salah satu pria itu dengan tatapan tak percaya, " Lu, " ucap Kila sambil menunjuk Nathan, yah yang barusan datang adalah Nathan.
"Boleh gabung gak? " tanya Nathan sambil tersenyum manis ke arah Kila.
"Ya Tuhan, sempurna sekali ciptaan mu ini, " gumam Kila dalam hati masih dengan mata yang menatap lekat ke arah Nathan.
"Boleh kok, " balas Kila sambil mengangguk dan tentunya sambil tersenyum.
Mereka berdua pun duduk di samping Kila, "Kenalin ini temen aku, namanya Alvin, " Nathan mengenalkan temannya pada Kila dan juga Bunga.
"Ini juga temen aku, namanya Bunga, " Kila juga memperkenalkan Bunga pada mereka berdua.
"Hay, " Alvin melambaikan tangannya ke hadapan Kila dan juga Bunga.