Setelah beberapa menit mereka berempat mengobrol, tak terasa waktu sudah sore, dan mereka harus pulang.
"Bunga lu mau pulang gak? " tanya Kila.
"Ya mau lah, masa iya gue mau nginep di sini, yang bener aja, " balas Bunga.
"Ya biasa aja kali, " ujar Kila yang merasa jawaban Bunga sewot.
"Udah ah, kalian mau ikut pulang juga? atau masih mau di sini? " tanya Bunga pada Nathan dan juga Alvin.
"Kita mau juga mau pulang, soalnya udah sore, " balas Nathan sambil berdiri. Mereka berempat pun berjalan keluar dari kafe tersebut.
"Lu mau pulang bareng gue gak? " tanya Nathan pada Kila.
Kila menatapnya dengan tak percaya, " Ya Tuhan mimpi apa aku semalam, " Kila membatin.
"Gak udah gue bisa pulang sendiri, " balas Kila, walaupun ia ingin sekali di antarkan pulang oleh Nathan tapi itu tidak bisa, karena ia takut Nathan tau apartemen nya, bisa-bisa nanti ia main ke apartemen nya tanpa izin. Kan gawat kalau sampai masih ada Sadewa di apartemen nya.
"Ya udah, gue pulang duluan yah? " pamit Nathan sambil pergi meninggalkan mereka, di ikuti oleh Alvin dari belakang.
"Ya ampun manis banget, bisa-bisa gue kena diabetes nih lama-lama kalau deket dia mulu, " ucap Kila histeris sambil menatap mobil Nathan yang sudah mulai menjauh dari pandangan nya.
"Jangan ngaco, mau pulang gak? " tanya Bunga.
"Ya mau lah masa iya gue mau nginep di sini, " balas Kila.
"Lu mah nyamain gue jawabannya. "
"Udah ah gue mau pulang, " Kipa berjala mendahului Bunga untuk pulang ke apartemen nya.
Setelah sampai di apartemen ia melihat Sadewa sedang asik menonton televisi, " Tumben ada di rumah, gak main sama pacar lu? " tanya Kila yang baru datang dengan sinis.
"Baru pulang, " balas Sadewa acuh.
"Ouh. "
Setelah itu Kila pergi ke kamarnya, lalu ia menyimpan tasnya ke atas kasur king size nya yang berwarna putih pucat, ia membaringka tubuhnya yang ia rasa sudah sangat lelah, ia menatap ke arah langit-langit kamarnya sambil membayangkan senyuman Nathan yang benar-benar bisa membuatnya jatuh cinta hanya pada pandangan pertama nya.
Sementara itu di tempat lain Nathan sedang berada di sebuah rumah bersama dengan Alvin dan juga beberapa teman lainnya, " Cewek tadi cantik juga yah, " ucap Alvin pada Nathan.
"Yang mananya? kan ada dua, " tanya Nathan.
"Si Kila. "
"Dia mah punya gue yah, jangan di ganggu, " balas Nathan.
"Anjir ya gak bisa lah, dia kan belum jadi milik siapapun, masih bisa gue embat, " ujar Alvin tak Terima ia pikirnya Kila masih bukan milik siapapun.
"Kita besaing secara sehat aja kalau gitu, bagaimana? " Nathan menawarkan sebuah usul pada Alvin.
"Emangnya kalau bersainh secara sakit kayak gimana? " tanya Alvin kesal.
"Gak tau sih, ya udahlah pokoknya kita bersainh aja, " balas Nathan.
"Emangnya tu cewek secantik apa sih? sampai buat lu pengen banget dapetin tu cewek, bukannya lu paling anti yah sama cewek? " tanya Malik masih sahabatnya Nathan.
"Pokoknya gue mampu jatuh cinta pada pandangan pertama, " balas Nathan sambil tersenyum dan mengangkat kan satu alisnya.
"kenalin napa, " ujar Malik.
"Gak nanti saingan kita nambah, " balas Alvin dan Nathan bersamaan.
"Iya terserah lu pada lah, " ujar Malik acuh.
"Dih marah, masa gitu aja marah, " goda Nathan sambil menarik-narik baju Malik.
"Diem lu ah, gue lagi marah sama lu pada, " balas Malik acuh sambil memalingkan tatapan nya.
Di tempat lain Bunga baru saja sampai di rumahnya, ia langsung berlari menuju kamarnya, karena kalau orang tuanya tau ia sudah pulang ia pasti di suruh melakukan banyak hal, padahal kan ia baru pulang dari kampus masih capek dan butuh istirahat.
Namun rupanya rencana kaburnya gagal, baru saja ia akan membuka pintu kamarnya itunya berdiri di belakang dirinya sambil berkacak pinggang, " Mau berusaha kabur yah kamu, " ucap ibunya Bunga.
Bunga dengan kesal berbalik menghadap ke arah ibunya, " Enggak kok bu, niatnya mau masukin tas doang, " bantah Bunga sambil tersenyum kikuk dan mengaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Ya udah cepetan, nanti ke dapur bantu ibu beres-beres di dapur, terus abis itu bantuin ini masak, " ujar ibunya Bunga sambil berjalan melalui Bunga.
Bunga memutar bola matanya malas sambil berjalan dengan kasar masuk ke kamarnya, " Pasti aja kayak gini mulu, " kesal Bunga.
Setelah menyimpan tasnya kini Bunga berjalan menuju dapur dan membantu ibunya untuk masak dan juga beres-beres di dapur, mereka akan masak untuk makan siang. Walaupun ayah nya tidak datang tapi setiap siang mereka selalu memasak makanan untuk makan siang bersama, mereka tidak mau membeli makanan di luar untuk makan siang. Terkecuali itu permintaan ayahnya Bunga.