"Aku berjanji." Iris mengatupkan kedua tangannya di depan dada, ia tidak punya pilihan.
Iris sudah memperhitungkannya matang-matang.
Sepertinya masalah apa pun yang melibatkan Penyihir Putih akan selalu memiliki hubungan dengan dirinya.
Morgan menghela napas, entah kenapa ia merasa Iris tidak secemas dirinya. Biasanya penyihir merah itu akan ketakutan hanya karena Thomas tidak berada di dalam jangkauannya.
Tapi melihat Iris yang tetap memasang wajah tenang dan berniat mencari kitab sihir miliknya, Morgan tidak ingin membantahnya, justru ia merasakan sedikit kegembiraan di hatinya.
Iris mungkin mulai mengabaikan bocah lemah itu dan mulai memperhitungkan dirinya sebagai orang yang dapat diandalkan.
Morgan diam-diam tersenyum.