Mundur untuk Sementara 2

Malam gelap telah menggantikan siang yang cerah, tidak ada bintang atau bulan yang bersinar di langit, suara ombak yang menghempas tepian pantai sayup-sayup terdengar dari kejauhan diikuti dengan suara serangga yang berisik diantara celah bebatuan.

"Kau baik-baik saja?" Andrew berdiri dengan tubuhnya yang tinggi menjulang, ia duduk di atas batu karang sambil mengasah belati di kegelapan.

"Hm …." Skanez mengerang pelan, ia menyentuh perutnya yang terkena luka bakar. "Aku harus beristirahat selama beberapa saat lagi."

Andrew tidak menyahut, ia sibuk mengasah belati hingga suara gesekan antara belati dan batu membuat Skanez ngilu.

Dua serigala itu terdiam selama beberapa saat, sibuk dengan pikiran masing-masing. Malam semakin larut dan dingin semakin menusuk ke dalam tulang.

"Untuk apa kau mengasahnya?" tanya Skanez, ia tidak suka dengan kesunyian ini, kemudian melihat botol berisi air suci dituang oleh Andrew ke atas belati.