"Rosie!"
Aku mengerjap-ngerjap di tengah rasa sakit yang menghantam kepalaku. Sesaat kemudian aku merasakan sepasang tangan yang menarik tubuhku hingga berdiri walaupun kedua kakiku masih goyah.
Karena gelap aku tidak bisa melihat dengan jelas siapa yang membantuku berdiri, tapi dari aromanya yang sangat familiar dan kedua tangannya yang tegas dan hangat aku bisa mengenalinya.
"Ugh," erangku sambil memejamkan mataku lagi.
"Apa aku menyakitimu?" bisik Alexei sambil menuntunku kembali ke ruangan sebelumnya yang lebih terang.
"Aku akan mengecek tempat itu sekarang sebelum wanita itu kabur." Suara Alice terdengar samar-samar di antara denyutan keras dan rasa panas yang meledak-ledak di kepalaku.
Kubuka sedikit mataku, mengintip Alexei yang mendudukkanku di atas kotak kayu lalu berlutut di depanku. Tangannya menyibak rambutku yang menutupi wajahku lalu menyelipkannya ke balik telingaku. "Apa kau bisa melihat tanganku, solnyshko?" tanyanya khawatir.