Harapan palsu

waktu itu pada tanggal 20 Januari 2020,tak sengaja kami bertemu kembali di tempat keramaian sekian lamanya.kami hanya memandang dari arah berjauhan dengan tatapan seperti tidak saling mengenal, seperti orang asing karena sekian lamanya tidak bertemu hingga sampai di rumah akupun mulai memberanikan diri untuk duluan chatting, Kucari Facebook Nya dan ternyata ada sorotan cerita, segera kulihat "ternyata dia sudah punya pacar" di sorotan nya dipasangkan foto dan ucapan anniversary. Aku pun mulai chatting dan mengucapkan selamat. "Selamat yah,semoga langgeng" ku ucapkan dengan hati kecewa, dia pun merespon ucapan ku," terimakasih banyak''.

chating pun dimulai saat itu, "eh,,Tadi aku lihat kamu, sepertinya kamu udah ngak kenal aku,yah sperti orang sombong gitu", balasnya "aku ngak sombong,itu karena faktor malu hati,tadi juga aku mau kasih suara,tapi malu hati".Obrolan kami pun makin asyik,kami mulai bertukar nomor Wa. " Lanjut di WA yah entar cewe aku bisa baca chat kita", " hmmm oke".

saat itu aku pun mulai membahas kisah-kisah kita waktu masih di bangku sekolah dasar,kisah ini yang membuatku tak pernah lupa dengan dia dari aku kelas 5 dia kelas 6, kami selalu bermain ke rumah dia sepulang sekolah. Karena kesibukan orang tua,dia pindah sekolah dan juga pindah tempat tinggal. Dari sejak itu kami pun hilang komunikasi,sampai aku SMP, SMA, tak pernah bertemu dan komunikasi lagi,dia yang selalu ada dalam benak pikiran ku,sampai akhirnya di dunia perkuliahan aku bertemu dengannya. Chatting kami tak selalu nyaman karena dia sudah punya pacar, pacarnya itu tukang cemburu bahkan dia dekat dengan teman-teman cewek nya saja dicemburui, WhatsApp saja dicopy,akun Facebook dipegang oleh pacarnya itu. Saat kami chatting dia selalu bilang "jangan chat duluan sebelum aku yang chat", kata itu diucapkan terus setiap harinya selama kami chatting, ternyata dia sedang bersama pacarnya. Beberapa hari kemudian aku diajak nonton "nonton yuk,aku yang bayarin", " mau nonton gimanh?, kalau cewek kamu tahu gimanh?", " udah ngak apa-apa nonton aja dia ngak tahu,bantu aku move on yah". Aku terkaget dengan ucapannya, " iya sudah kita jadi nonton, ambil aku di kampus yah,muka fakultas". 10 menit kemudian dia sampai, kami langsung pergi. Ini kali pertama dari sekian lamanya kami bertemu aku berboncengan dengan dia. Kami masih agak malu-malu dan hanya tersenyum satu sama lain, selesai nonton dia mengantarkan ku pulang. Kami selalu melanjutkan obralan kami lewat chatting dan video call,kata sayang segalanya diucapkannya kepada ku hingga aku disuruh menjaga hatiku untuk dia, padahal dia punya pacar. Selalu ada canda tawa yang kami buat, hari-hariku terasa menyenangkan karena selalu dihibur dengan kehadiran dia. Aku mulai menceritakan dia ke teman-teman dekat ku. Awalnya mereka setuju aku dengan dia, kami hanya bertemu 5 kali dalam 1 bulan . Waktu itu hari Valentine dia menagih coklat dari aku dan mengajak menemani dia untuk membuat channel, tapi aku lagi sakit. Aku menolak ajakan dia, dan ternyata dia mengajak pacarnya karena aku tidak bisa menemaninya. 1 Minggu aku tidak pergi ke kampus, dia mencari ku dikampus untuk mengambil cokelatnya namun aku tak ada, beberapa harinya aku chatting dia untuk mengambil cokelatnya. kedepannya aku merasa ada yang tak beres. Tiba-tiba ada yang aneh dalam hatiku,dan ternyata di malam harinya aku ditelpon oleh pacarnya dia menyuruh ku membalas chatting dia. Aku dikatai, dimarahi,bahkan disuruhin buat ngambil cowoknya untuk aku. Aku menolak dan berusaha membuat obrolan menjadi semakin baik,saat itu aku berusaha membuat mereka balikan karena setahu aku mereka sudah putus, aku memarahi cowoknya dan menyuruh dia agar kembali lagi dengan pacarnya itu,meski aku yang harus merasa sakit,mau gimana lagi. Ternyata mereka tak putus tetapi hanya ada sebuah masalah yang membuat mereka tak berkomunikasi sebentar. Saat itu aku sadar mungkin aku hanya tempat pelampiasan saat dia lagi butuhkan saja, semua kata-kata manis mungkin hanya ucapan semata. kami tak komunikasi lagi sampai saat ini, bahkan chat sebagai seorang teman saja tak bisa karena tak diizinkan oleh pacarnya untuk chatting sama cewek lain selain dirinya. Aku hanya terus melihat status media sosial mereka berdua dan hanya bisa berkomentar di akun ceweknya karena tak bisa komunikasi sama sekali dengan pacarnya. Setiap harinya aku hanya berusaha kuat melihat kebahagiaan mereka dengan postingan status yang begitu romantis, membuatku semakin merasa cemburu. Aku berusaha kuat dan belajar melupakan dia dengan semua kisah yang ada karena aku tahu perempuan yang baik tidak merebut kebahagiaan orang lain, meskipun aku mengorbankan perasaan ku. Aku berusaha melupakan dia dan memulai hari baru namun semuanya belum bisa,karena sampai saat ini hatiku belum terbuka untuk siapapun, dan hanya menunggu hingga saatnya siapa yang bisa mendapatkan hatiku kembali. mungkin hanya menunggu jodoh dari Tuhan.