sakit untuk kesekian kali

Aku dengan sabar selalu meluangkan waktu untuknya, tak pernah ku tolak permintaan dia yang selalu menyusahkan. Tapi di satu sisi aku senang jadi suatu ketika *Dodi : sis jalan kuy,aku tunggu depan rumah* dia ngechat aku gitu. Seneng lah di ajak dia,langsung lah aku kluar,, ya karna aku tu orang gak suka make up jadi ya cuma pake farfum aja yang penting wangi, aku langsung cuzz pergi sama dia pake motor, saat di jalan aku tanya kita mau kemana kok tumben mendadak," aku mau ajak kau makan bareng ma Tiara" sempet diem beberapa detik, tapi tetep aku jawab " wih bagus dong, lama dah gak ketemu dia" , "hooh dia pasti nambah cantik", yaps. Sedih ya pasti tapi harus tetap tegar karna kami sahabat. Sesampainya kami disana aku melihat sosok wanita yg mirip dan sudah pasti itu Tiara yang sedang memegang rokok elektrik dengan asap yang banyak. " Dalam hati berkata apakah Dodi masih mencintainya", dari situ aku sadar bahwa dia memanggilku," dah lama gak temu, ap kabar sis" hanya ku balas dengan senyum, aku tau kalo Dodi dari SMP sudah merokok. Kami berbincang cukup banyak di situ,UPS bukan kami tapi Dodi dan Tiara berbincang dengan menikmati rokok mereka, disitu aku berfikir apakah seharusnya aku membuka hati untuk yang lain.

Aku yang memutuskan pulang sendiri tanpa Dodi karna dia masih asik berbincang dengan Tiara , sakit hati ya pasti. Aku pun memutuskan untuk memakai ojol untuk mengantar ku pulang saat sampai dirumah, aku mendapat pesan singkat dari Dodi " kau sudah sampai rumah kan. Dengan emot hati" disitu aku mulai berfikir tetap ingin memperjuangkan Dodi . Kalau di fikir aku bodoh ya memperjuangkan orang yang tak mencintai aku, tapi ku fikir fikir ikutin we alurnya, hampir dua hari aku acuhkan Dodi di chat gak aku balas dia telfon gak aku angkat, sok sibuk gitu aku, dan akhirnya dia pun datang kerumah, dgn suara lantangnya dia memanggil nama ku, disitu aku harus kluar dan ku tanya " mau apa kau kesini, aku sibuk", dengan raut wajah marah dia berkata" di chat gak di bales, jangan kan di bales di baca pun tidak, di telfon gak diangkat,kenapa sih", aku sibuk jawab ku singakat. Di tengah perdebatan kami mama ku kluar dan memenggil Dodi dan menyuruhnya masuk, setelah dia masuk aku pun memutuskan untuk masuk kamar dan menyelesaikan tugas ku, tak lama dia pun mengikuti ku masuk kamar yg tak ku tutup pintunya " wih banyak juga kerajaanmu", " tu tau" aku mencoba untuk tidak memperdulikan dia " sis aku mo ngomong serius", dengan cetus aku menjawab " ngomong aja", dan seketika aku di kejutkan karna dia berlutut di depan ku " aku mau nembak Tiara gimana menurutmu", siapa hati yang gak panas kalo di gituin " hah, bagus kok, banyak banyak latihan gih" dengan mata yang aku tujukan pada leptop ku, " aku mau latihan sama kamu gimana", yang ada dalam fikirku hanya ingin ku usir dia atau ku tonjok mukanya, " aku sibuk Di, latihan aja pake kaca, tu ad kaca ", "ayo lah sis bantu, masa temen minta bantu gak di bantu kau kan sahabatku yang paling cuantek", " aku tu sibuk, besok harus ku kirim semua ini", untung we aku punya banyak alasan untuk membuat dia menyerah, " ya udah lah gak usah latihan aku langsung tembak aja, aku ajak ketemuan sekarang aja" " ya udah pergi, husssss pergi lah " ku dorong dia untuk kluar dari rumah dan ku tutup pintu, aku memutuskan untuk masuk kamar dan menangis. Ya nangis hampir dua jam aku nangis di kamar, dan aku putuskan untuk pergi, bukan kabur tapi pergi jalan untuk menghilangkan stres ku.

Hampir seminggu aku tak bertemu Dodi, aku memutuskan untuk menemuiny untuk menanyakan kabar, aku tetap tegar karna aku tak inginketahuan bahwa aku menyukainya,aku temui ia di rumahnya dan yang aku lihat dia terlihat lesu, dan aku tanya" hoi yang baru jadian malah lesu, mana ni traktiran aku " dia memeluk ku dengan erat dan kurasakan air menetes "kau nangis", dia hanya diam dan terus menangis, aku berusaha menenangkannya akhirnya dia pun mengucapkan sesuatu" aku bodoh ya " " aku tau kau bodoh", aku nembak orang yang sudah mau tunangan di depan keluarganya " hah siapa yang kau tembak, apa mungkin Tiara udah punya tunangan" dia pun melepas pelukan itu dan mengangguk. Gimana ya ada rasa senang dan sedih campur aduk,