Doa di langit mana yang kau banggakan itu?
Masih segar di telingaku sumpahmu mengutuk langit atas rasa yang terpaksa kau telan pahit-pahit
Lantas sekarang seolah berbalik penuh isak tangis
Berharap ikhasku hadir di ujung remuknya hati?
Aku telah pergi, jauh berlari, dan sayang, takkan kembali