"Kudengar ada tamu besar hari ini," ucap Rheana yang kini tiba di samping Namara. Mereka berdua menatap ke bawah, ke halaman yang sudah diisi oleh para pelayan.
"Tamu siapa?" tanya Namara dengan heran. Kelihatannya itu orang penting.
Rheana menggeleng. "Aku tidak tahu siapa tamu itu, barusan Liane menceritakannya padaku. Katanya tamu itu orang yang sangat kaya. Dia membeli semua budak-budak yang ada di pasar budak."
Kening Namara berkerut tidak senang. Orang yang membeli budak berarti orang yang mendukung aksi perbudakan. Bukankah begitu?
Kecuali jika orang itu membeli budak untuk dibebaskan. Namun, kemungkinan ini sedikit tidak mungkin, kan?
"Lalu apa hubungannya dengan para pelayan itu?" Namara bertanya.
Kemudian Rheana berbisik, "Dia menginginkan seorang pelayan centik untuk melayaninya."
Namara menggeleng tidak mengerti. "Itu berarti dia akan tinggal di istana?"