Bab 27 - Judul Bab Kosong

Paman Rasyid merasa kesal karena mereka tidak bangun dari tidurnya, karena merasa kesal paman Rasyid lantas mengeluarkan sihir air lalu menyiramkan kearah mereka.

"kalian tidak mau bangun juga hah,!!! kalau begitu rasakan ini, 'water ball' milikku," ucap paman Rasyid yang mengarahkan water ball miliknya kearah mereka bertiga, mereka lalu terhempas kedinding yang jaraknya sekitar 2 meter dari meja makan.

"aduh, duh, duh,!!! apa apaan ini, siapa yang berani menyerang ku dengan water ball," protes Irwan yang bangun dari tidurnya dan merasakan kesakitan karena terbentur di dinding.

"iya siapa ini yang berani menyerang kami," protes Ridho juga yang telah bangun dari tidurnya.

Berbeda dengan Ridho dan Irwan, Arman hanya diam seraya mengelap wajahnya yang terkena air.

"aku yang menyerang kalian,!!!! apa kalian ingin membalasnya,?!!" ucap paman Rasyid seraya melipat kedua tangannya di dada dan disertai dengan tatapan melotot kearah mereka bertiga.

"ehh,!!! tidak guru, kami tidak berani melawan guru, iyakan bro," cengir Irwan seraya bangkit dan merapikan barang-barang yang jatuh berantakan.

"hehehe, iya paman," angguk Ridho dan Arman, mereka berdua lantas bangkit dan membantu Irwan merapikan barang-barang yang terjatuh.

"kalian itu kerjanya cuman tidur, lihat diluar sudah terang,!!! pemuda zaman sekarang hanya bisa bermalas-malasan," tegur Paman Rasyid seraya membuka jendela ruangan sehingga sinar matahari nampak masuk ruangan tengah.

"hehehe iya paman, kami semalam keasyikan minum hingga ketiduran sampai pagi," cengir Ridho sambil menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal.

"cukup,!!! aku tidak mau dengar alasan apapun, sekarang kalian berdua bereskan barang-barang itu, sedangkan kamu Arman segera siapkan sarapan pagi, paman sudah lapar," pinta paman Rasyid sambil menunjuk mereka bertiga.

"baik paman,!!!" jawab Arman yang segera bergegas kearah dapur namun sebelumnya dia membisikkan sesuatu ke Ridho,

"selamat membereskan yah kak," bisik Arman yang menggoda Ridho karena mendapat hukuman untuk membereskan barang-barang yang berantakan.

"dasar kamu man," jawab Ridho seraya memukul Arman namun tak kena karena Arman segera menghindar dan berlari masuk kearah dapur untuk menyiapkan sarapan pagi.

"apa yang kalian berdua tunggu, cepat bereskan semua, aku ingin istirahat dulu dikamar, nanti panggil aku kalau sarapannya sudah selesai," ungkap paman Rasyid yang segera meninggalkan ruangan itu dan berbalik menuju kamar tidurnya untuk beristirahat karena semalaman dia bekerja membuat sebuah senjata tanpa istirahat sekalipun.

"baik paman,"

"baik guru,"

Mereka berdua segera membereskan barang-barang yang jatuh berantakan karena serangan dari paman Rasyid, meskipun disertai dengan keluhan-keluhan bahwa kenapa mereka yang membereskan barang-barang itu sedangkan paman Rasyid yang membuatnya berantakan, namun itu hanya bisa mereka luapkan didalam hati saja.

Arman tengah menyiapkan beberapa bahan masakan untuk diolahnya menjadi makanan yang lezat, tak lupa daging menjadi peran penting dalam olahan masakannya.

Arman membutuhkan waktu sekitar 30 menit untuk memasak, ketika semuanya telah selesai, dia lantas membawanya keruang tengah tempat mereka makan bersama, tak lupa membawakan makanan untuk Harpic yang sedang menunggu dikandang kuda belakang.

"wow, seperti biasa masakan kamu pasti wangi sekali man," puji Ridho yang wajahnya kemeja makan untuk menghirup aroma masakan Arman.

"hehehe makasih kak,!! ngomong-ngomong paman Rasyid kemana," tanya Arman yang tak melihat keberadaan paman Rasyid.

"aku ada disini man," ucap paman Rasyid yang tiba-tiba muncul dari balik pintu kamarnya.

"eh bukannya paman sedang beristirahat yah tadi,??!?" ucap Ridho yang kaget melihat kedatangan paman Rasyid yang secara tiba-tiba muncul dari balik pintu.

"iya betul,!!! dan tadi bukannya guru berpesan jika makanannya sudah maka panggil aku, ini belum dipanggil sudah muncul," tambah Irwan yang juga kaget melihat kedatangan paman Rasyid.

"memangnya kenapa,!?!" protes paman Rasyid seraya melototi mereka berdua.

Sebenarnya yang membuat paman Rasyid terbangun dan keluar kamar adalah aroma masakan Arman yang tercium hingga kedalam kamar, dia tidak sabar ingin menikmati sarapan pagi buatan Arman.

"sudahlah tidak usah ribut, ini masih pagi juga, lebih baik kita sarapan dulu, masa kalah sama Harpic yang sudah duluan sarapan tadi,!!" ungkap Arman seraya meletakkan piring-piring untuk mereka.

Saat ini Harpic tengah sarapan duluan, karena Arman telah duluan membawakan daging panggang milik Harpic ketimbang membawa makanan untuk mereka.

"wah ternyata hewan itu sudah duluan makan ketimbang kita, pilih kasih kamu man," protes Ridho seraya memonyongkan bibirnya kearah Arman.

"iya benar tuh,!!!" tambah Irwan.

"eh,!!!" kaget Arman.

"yaelah, kalian ribut-ribut soal apa sih, mending duduk dan makan, atau kalian tidak mau dan berikan semua makanan ini untuk ku seorang," ucap paman Rasyid yang tengah duduk dan mengambil beberapa makanan untuk diisi di dalam piring miliknya.

"TIDAK,!!!!" kompak Ridho dan Irwan yang segara menarik kursi dan ikut mengambil makanan buat sarapan, begitupun dengan Arman.

Mereka berempat lantas sarapan pagi bersama sambil di selingi oleh canda tawa mereka.

Dilain tempat, disebuah penginapan dimana petualangan bangsawan itu menginap bersama partynya.

"apakah kalian sudah mencari tahu siapa pemilik Griffin itu,???" ucap Rey seraya menikmati sarapan pagi di restoran tempat mereka menginap.

"belum tuan,!!" tunduk anggota partynya.

"apa saja yang kalian lakukan, sekarang cepat cari tahu tentang hal itu,!!!" bentak Rey kepada anggota partynya.

"baik tuan,!!!" kompak mereka.

Anggota party Rey terdiri dari 1 orang ksatria, 1 orang penyihir, 1 orang hunter dan 1 orang healer. Rey sendiri merupakan seorang ksatria, namun dia jarang melakukan kerja kotor seperti membasmi monster atau lainnya.

Keempat anggota Rey lantas berdiri dan ingin meninggalkan meja untuk bergegas mencari tahu tentang kepemilikan griffin.

"Mau kemana kalian,?!?" tegur Rey yang melihat seluruh anggotanya berdiri serentak ingin meninggalkannya sendiri.

"kami ingin mencari tahu tentang kepemilikan griffin itu tuan,!!" jawab salah satu anggota party.

"kalian tak usah ramai-ramai kesana, cukup beat saja yang kesana, sisanya tetap disini," ucap Rey seraya menunjuk anggota partynya yang merupakan seorang penyihir yang bernama beat.

"baik tuan, saya akan segera mencari tahu tentang info tersebut," ucap beat seraya meninggalkan meja dan keluar dari restoran.

Sebenarnya Rey merasa khawatir jika seluruh anggotanya partynya pergi meninggalkan dia sendiri, dia takut jika petualang lainnya menyerang dirinya, karena selama ini dia telah berbuat semena-mena terhadap petualang dan penduduk yang dia temui.

"sial kenapa mesti aku yang mendapatkan tugas seperti ini, andaikan bukan anak bangsawan sudah ku bunuh Rey sialan itu," keluh beat yang berjalan menyusuri tiap desa mulai dari pasar, pemukiman hingga pusat keramaian lainnya guna mendapatkan info tentang siapa yang menjadi pemilik Griffin. Dia mendapat tugas untuk mencari info mengenai kepemilikan griffin itu.

Sementara berkeliling, Beat mendengar beberapa warga yang sedang membahas tentang kejadian kemaren, lebih tepatnya kejadian didepan toko paman Rasyid.

"ternyata griffin tidak seseram yang orang katakan yah,!!"

"iya nih, kemaren anakku sempat bermain bersamanya, namun karena kedatangan tuan Rasyid yang membubarkan maka kita tidak bisa melihatnya lagi,"

"iya, kenapa tuan Rasyid seperti itu yah,?!?"

"entahlah, coba kamu tanyakan sendiri ke dia, itupun kalau kamu berani, ahahah"

Beat lantas mendekati mereka dan bertanya,

"maaf mengganggu kawan,!!! kalau boleh tanya, siapa yah yang memiliki Griffin tersebut,"

"oh kalau tidak salah itu miliknya tamu tuan Rasyid, memang kenapa kamu bertanya seperti itu kawan,??"

"tidak kenapa-kenapa kawan, aku hanya penasaran siapa kah gerangan yang mampu menaklukkan hewan buas seperti Griffin,!!!"

"hewan itu tidak buas kok, dia ramah dan bersahabat terutama kepada anak-anak,"

"oh benarkah, baiklah kalau gitu, terimakasih atas informasinya kawan," ucap beat seraya pamit meninggalkan mereka berdua.

Beat lantas kembali menuju restoran tempat dimana Rey dan teman-temannya sedang sarapan pagi, dia berjalan sangat cepat bahkan hampir lari, itu karena dia ingin tiba tepat waktu sebelum mereka selesai sarapan dan bisa ikut sarapan pagi.

"sial aku harus cepat tiba ke restoran, jika tidak maka hari ini aku tidak akan sempat sarapan, ini semua akibat Griffin yang tidak jelas, apa sih tujuannya si Rey ingin mengetahui siapa pemilik Griffin, jangan-jangan dia ingin mengakui lagi bahwa itu miliknya," umpat Beat yang mengubah jalannya mencari lari.