Chapter 27,5: Ujian

Terlahir Kembalinya Dua Orang Penyihir

Chapter 27,5 : Ujian.

Kine perlahan menyatu dengan kerumunan. Kine Tidak mencoba membaur. Tapi dia lebih memasang sikap dinginnya. Walau Kine di kata-katai karena memakai baju yang terlalu santai dan murahan ketika mendaftar ke akademi. Kine tidak mendengarnya.

Disaat antrian mulai sedikit dan hampir giliran Kine yang mendaftar. Tiba-tiba saja seorang lelaki dari belakang dan memakai baju elegan. Terlihat seperti bangsawan yang menyebalkan langsung masuk menerobos ke dalam antrian. Dan saat itu bertepatan dengan giliran Kine yang mendaftar. Tapi tiba-tiba saja laki-laki itu berdiri di depan Kine.

"Hey tuan? Apa kau tau siapa aku? Jadi cepat tidak usah pake lama. Isikan saja formulirku. Aku akan naik ke panggung dan masuk ke tes pertama." Laki-laki itu dengan sombong berbicara pada paman yang mengawasi ujian.

"Hey? Apa yang kau lakukan? Sekarang giliranku." Kine dengan santai memegang pundak laki-laki bangsawan itu dan menahannya.

"Hey!? Siapa kau. Rakyat jelata sepertimu tidak layak memegang bahuku." Orang itu langsung menampar tangan Kine dengan kuat.

Kine yang kesal dengan santai memegang pundaknya lagi.

"Kau tau, sebelum aku sangat kesal. Lebih baik kau minggir." Kine kemudian menarik laki-laki itu dan menerbangkannya kebelakang.

"Tuan Vero!" Para penjaga bawahannya langsung menangkapnya.

"Ka-kau sialan! Apa kau tau siapa aku?" Vero langsung bangun dan membersihkan pakianya. Lalu menunjuk ke Kine.

Semua orang langsung kaget dan terdiam melihat aksi Kine yang sangat berani.

"Hah? Memangnya aku peduli?" Kine kemudian maju dan mengambil secarik formulir yang ada di atas meja. Kemudian dengan datar mengisinya.

"Kau berank membuat masalah denganku? Cari mati." Vero kemudian membuat fire ball di tanganya tanpa rapalan. Semua orang langsung kaget dan loncat mundur dengan reflek.

"Rakyat jelata sepertimu yang berani membuat masalah dengan bangsawan sepertiku sebaiknya mati terbakar." Fire ball yang ada di tangan Vero semakin membesar

Rupanya itu adalah sihir level 2.

"Bahagia lah karena kau akan mati karena sihir luar biasa dari tuan ini." Vero langsung membeperbesar fire ballnya

Rupanya sihir fire ballnya hampir menyentuh level 3.

Vero dengan cepat menembakanya.

>>Sistem<<

Tuan, saya sarankan anda mengaktifkan sistem Mining sekarang.

<>•<>•<>•<>•<>•<>•<>•<>

"Oh iya, hampir lupa. Aktifkan sistem Mining." Kine dengan santai berbalik kemudian mengangkat tangannya kedepan.

"Shield."

Bola api itu menabrak dinding buatan Kine dengan cepat. Efek terbakarnya hampir mengenai meja pendaftaran. Namun, fire ball itu menghilang tanpa melukai Kine segores pun.

"A-apa? Bagaimana bisa!?"

"Di-dia baru saja menahan sihir tingkat 2 dengan sihir dasar?"

"Apa yang terjadi? Apakah dia seorang jenius?"

>>Pemberitahuan<<

Gp meningkat.

+31

+43

+24

+16

+19

+40

<>•<>•<>•<>•<>•<>•<>•<>

"Hooo, menarik." Kine tersenyum melihat gp yang otomatis bertambah.

"Kau! Jangan senang dulu hanya karena bisa menahan satu seranganku. Rasakan ini!" Vero langsung menciptakan 5 bola api seperti tadi di atasnya.

"Tunggu!? Apa? Sebanyak itu. Bagaimana bisa tanpa rapalan?"

"Tentu saja itu karena tuan Vero adalah terjenius dari saudara lainya di keluarga bangsawanya."

"Pantas saja. Sudah di jamin jika tuan Vero akan masuk ke kelas Unggulan."

"Hooo, menarik. Rupanya kau bocah yang sangat berbakat ya." Kine tersenyum kecil.

"Mati!" Vero langsung melemparkan semua bola ap itu. Namun Kine menggunakan Move untuk menghilang dan muncul di belakang Vero. Bola api yang mengarah ke meja pendaftaran pun langsung ditahan dengan mudah oleh pengawas.

"Kau kurang pengalaman dalam pertempuran." Tiba-tiba saja seluruh pakaian Vero terkoyak. Dan dia seketika telanjang.

"A-apa? Penjaga tutupi aku." Vero dengan cekatan menutupi pandangan orang-orang dengan bawahannya.

"Sialan!" Vero kemudian merapal sihir angin tingkat tinggi(3).

Namun, tiba-tiba saja pengawas lainya muncul di tengah-tengah mereka berdua.

"Sudah cukup. Hentikan semua ini." Suaranya saja langsung menghilangkan lingkaran sihir dan memberikan tekanan angin kesekitar.

"Apa!?" Kine agak terdorong kebelakang.

"Sialan, aku tidak menyangka akan ada guru sekuat dia disini. Aku harus berhati-hati." Kine berbicara dalam hati.

"Hentikan. Tidak boleh ada pertempuran sebelum ujian kedua dimulai. Sekali lagi yang melanggarnya akan langsung di diskualifikasi. Apa kalian paham!?" Suaranya lagi-lagi menggetarkan tempat pendaftaran.

"PAHAM PAK!" Jawab murid-murid lainya.

"Jika kalian paham. Maka tidak akan kuampuni jika ada perkelahian lagi." Guru tersebut kemudian menatap Kine dan Vero dengan hawa membunuh

"Sialan. Tidak akan kubiarkan penghinaan ini. Awas kau!" Vero menatap benci ke Kine.

Kine kemudian dengan datar berjalan kembali ke meja pendaftaran.

"Sitem, non aktifkan Mining."

>>Sistem<

Baik.

Menonaktifkan Mining<•>

<>•<>•<>•<>•<>•<>•<>•<>

"Bisakah kita lanjutkan?" ucap Kine sambil tersenyum ke pengawasnya.

"A-ah. Ya, silakan." Kine dipersilahkan menaiki panggung. Dimana, di atas panggung tersebut terdapat sebuah bola kristal putih. Yang digunakan untuk mengukur kekuatan seseorang.

Disaat Kine naik. Di belakang bola kristal putih itu ada seorang pengawas lainya.

"Dengarkan. Ada 5 tingkatan dari bola kristal pendeteksi sihir ini. Yang pertama adalah warna hijau, itu berarti bakatmu berada di paling bawah. Yang kedua warna kuning. Kau harus menyalakan minimal warna Oren untuk lulus Tes pertama, namun kau akan masuk ke kelas F(terendah). Ketiga warna Oren. Oren adalah warna normal orang-orang disini, semakin terang warna orenya semakin tinggi bakatmu. Keempat warna merah. Kau akan masuk kedalam kelas unggulan secara langsung dan tidak mengikuti seleksi lainya. Dan terakhir warna hitam. Sudah hampir 40 tahun belum ada yang menyalakan warna ini. Jadi persiapkan dirimu." Jelas pengawas tersebut ke Kine.

"Baik."

Kine kemudian menutup matanya.

"Sistem? Apakah aku perlu mengeluarkan bakatku yang sebenarnya atau tidak?" Tanya Kine di dalam hati.

>>Sistem<<

Sebaiknya tidak tuan.

Jika Anda memberitahu yang sebenarnya ke orang-orang. Itu sama saja anda tinggal menunggu waktu hingga anda ditemukan.

<>•<>•<>•<>•<>•<>•<>•<>

"Tapi aku tidak ingin mengikuti ujian tes yang lainya. Argh! Menyebalkan, tapi baiklah." Kine kemudian menaruh tangannya di atas bola kristal tersebut.

Semua orang lainya antusias untuk melihat bakat Kine yang sebenarnya. Karena Kine baru saja mengalahkan bangsawan tingkat tinggi dengan mudah.

Namun, Kine memberikan harapan hampa pada mereka. Bola tersebut hanya berubah menjadi warna kuning.

"Haha! Rupanya dia sampah!" Vero dengan bangga tertawa melihat Kine. Dengan cepat ia sudah mengenakan pakaian mahal lainya

"Aku tidak menduga bahwa bakatnya serendah itu."

"Lalu bagaimana dia menahan sihir tuan Vero tadi?"

"Kuyakin dia pasti curang."

"Ya! Itu benar. Kau pasti curang kan!" Vero menunjuk ke Kine.

Namun Kine bahkan tidak melihatnya. Kine berjalan turun dari panggung dan mengacuhkan Vero.

"Sialan kau!" Vero benar-benar terlihat kesal.

Vero kemudian naik ke atas panggung setelah Kine.

Kine duduk dengan tenang di ujung paling belakang para penonton.

Vero dengan bangga memperlihatkan bakatnya. Dan mengeluarkan warna Oren yang sangat terang. Semua orang kagum, namun lebih kagum lagi ketika bola kristal itu berubah menjadi warna merah. Semua orang langsung bersorak.

"Tuan muda. Anda adalah orang yang berbakat. Jadi apakah anda masih ingin mengikuti tes selanjutnya? Atau lewat?" tanya pengawas di belakang kristal itu.

"Tidak. Aku terlalu malas. Aku akan menunggu hingga ujian selesai dan saat itu terjadi aku akan menantangnya di atas arena. Dan mengeluarkan semua kekuatanku." Vero melirik rendah ke Kine

3 jam kemudian.

Ujian yang kedua telah di mulai.

Ada lebih dari 1.200 orang yang lolos. Namun menurut instruksi. Hanya ada 100 murid baru yang akan diterima. Oleh karena itu seleksi besar-besaran terjadi. Karena itu ujianya adalah merapal sihir dan menembakanya ke target yang berjarak sejauh 100m.

Tanpa diduga. Hanya ada 500 orang yang lolos. Kemudian ujianpun lanjut ke tahap ketiga. Ujian berikutnya adalah ujian merapal 5 sihir tingkat 2 yang berbeda. Dan instruksi nya hanya ditampilkan 2 kali. Saat itu yang lolos hanya 89 orang.

89 orang pun masuk ke akademi termasuk Kine. Dan ada 9 orang yang menyalakan warna merah pada bola kristal. Mereka adalah para bangsawan.

Kemudian ujian terakhir ntuk memilih 16 murid lainya yang akan masuk ke kelas unggulan.

Terjadilah pertempuran duel di atas arena.

"Sistem. Apakah menurutmu kita akan masuk ke kelas unggulan? Atau tidak?"

>>Sistem<<

Sebaiknya tidak. Takutnya di kelas unggulan terdapat bangsawan yang mengenal putri dari kerajaan yang tuan selamatkan. Sudah pasti kan putri tersebut akan bercerita ke orang-orang terdekatnya siapa orang yang menyelamatkan nyawanya.

<>•<>•<>•<>•<>•<>•<>•<>

"Hah. Benar juga ya, baiklah aku tidak ikut. Tapi aku akan memperhatikan semua orang dan kemampuan mereka." Kine kemudian duduk dengan santai di kursi penonton.

Pertempuran terjadi.

Yang pertama adalah pertempuran dimana semua murid diletakan di atas arena. Yang keluar dari atas arena maka tereliminasi. Orang-orang pun bertempur. Kine di awal Tidak melihat ada yang spesial dari orang-orang. Namun ada 5 orang yang tidak di serang oleh murid lainya. Karena mereka sudah tau bahwa tidak mungkin menang. Ada 3 perempuan dan dua laki-laki. Mereka terlihat tenang dan dingin di atas arena. Di saat tersisa 30 orang. Duel antar murid pun terjadi.

Semua orang menikmati pertempruan itu. Namun tidak ada yang menarik perhatian Kine. Tidak ada yang terlalu kuat. Namun ada suatu hal yang membuat Kine merasa janggal. Ada seseorang yang menggunakan sihir yang sudah lama hilang terlebih lagi itu adalah sihir dari para iblis. Semua orang tidak ada yang tau karena sihir itu sudah ribuan tahun hilang. Kine merasa dia harus berbicara sesuatu dengan perempuan itu.

Pertandingan berakhir.

Kine dengan santai dan menerima bahwa ia masuk ke kelas F. Diapun berjalan ke kelas tersebut, dan melihat ada sekitar 12 orang yang tidak terlalu mencolok Dan kelihatan culun. Namun dengan bantuan Kine. Mereka akan menjadi orang-orang terkuat di akademi. Namun, cerita itu masih lama. Sekarang Kine berfokus menyelesaikan quest dan mendapatkan GP.

**

Setelah mendapatkan pengumuman di kelas. Murid di persilakan untuk pulang. Dan Kine mendapat informasi bahwa kelas dimulai saat pagi sekitaran jam setengah 8 dan berakhir saat jam 3 sore. Kine berencana membunuh monster ketika pulang sekolah saat ini.

Kine kemudian berjalan dingin keluar. Namun tepat saat ia keluar dari ruangan kelas. Seseorang yang sedang berlari menabraknya.

Bruk!

Mereka berdua terpental ke arah yang berlawanan

"Ah! Maaf, aku sedang terburu-buru." Perempuan itu langsung bangun dan mengulurkan tangan ke Kine.

"Ah, tidak masalah." Saat Kine melihat ke atas, Kine sadar bahwa itu adalah perempuan yang menggunakan teknik iblis.

"Eh?" Ucap Kine kaget.

"Hummm? Ada apa? Apa kau mengenalku?" ucapnya terlihat kebingungan.

"Ah tidak." Kine kemudian menyambut tanganya dan berdiri.

"Maaf yah." Perempuan itu berlari lagi meninggalkan Kine.

....

"Sudah kuduga, ada yang aneh dengan perempuan itu. Aku merasakan hawa gelap disekitar tubuhnya." Kine menatap perempuan itu berlari pergi.

Kine kemudian berjalan ke arah keluar akademi. Namun seseorang menunggunya di gerbang. Dan tentu saja itu Vero.

"Hey sampah! Aku dengan ini menantangmu untuk berduel denganku di atas arena. Apakah kau sanggup!?"

"Ah sial. Aku terlibat dengan orang menyebalkan lainnya."

>>Bersambung<<

~Higashi