WebNovelSATRIA9.09%

Tragedi

Siang itu, mereka bermain bersama. Lebih tepatnya Athena, Sakha juga Satria. Satria selalu menatap dengan pandangan kosong saat melihat interaksi Athena dan Sakha. Ia berfikir jika ada adiknya saat ini, mungkin ia tak akan kesepian.

Namun setelahnya, ia tersadar karena jika ia memikirkan itu, maka malaikatnya akan bersedih.

Satria tak mau itu.

"Kak Liammmm ... bantu adek ihhh ... kak Sakha nya nakal." Teriak Athena karena kesal selalu di jahili sang kakak.

Satria mendekat dan memeluk Athena dari belakang.

"Aku lindungi ...." Athena senang karena mendapat pelindungnya langsung menjulurkan lidah pada sang kakak.

"Wllee... Kakak sendiri..." Satria tersenyum.

Dan Faysa melihat semua interaksi mereka dengan pandangan sendunya, ia pun merasakan apa yang anaknya rasakan.

"Adek .... awas yaa kamuuuu ...." Sakha mendekat setelah memberikan aba-aba pada Satria untuk tetap memeluk Athena.

"Aahhhhaahaha... ahahah ... kakak ... hahah... aammmp—punn ... haaa."

"Lleppa ... sssshahah ... ahhaahh gellliiii... hahah."

Sakha terus menggelitiki Athena, Satria ikut tertawa akan hal itu.  Hatinya terasa penuh dan bahagia.

DORRRR

Semua orang yang berada di mall mulai panik setelah mendengar bunyi tembakan itu.

DORRR

DORRRRR

"Bundaaaa ... Ayahhhh ..." teriakan dari Athena dan juga Sakha membuat Ily dan Tae mencari sumber suara.

Faysa melihat mereka bertiga.

"Itu." Tunjuk nya dan dengan segera mereka mendekat ke arah anak-anak .

DORRRR

"Ahhhhkkk...."

"Bundaaa ... Ayahhhh ... Rye takut." Mereka belum tenang walau saat ini mereka berada di pelukan kedua orang tuanya.

Orang itu masuk dengan membawa senjata api di tangannya.

Faysa dan Satria saling tatap seolah memberikan instruksi satu sama lain.

Satria mulai merangkak sambil bersembunyi agar tak ketahuan oleh musuh.

Fasya maju ke arah depan, ia telah siap dengan sesuatu di balik dress nya.

"Siapa kau?"

"...."

"Jawab, mau apa kau?"

"...." Orang itu tak menjawab, melainkan menunjuk salah satu orang yang kini berada di belakang Faysa.

Faysa menengok melihat siapa yang orang itu maksud.

Athena?

Athena semakin mengeratkan pelukannya pada sang bunda, ia takut... sangat takut.

"Tidak bisa!" Ucap Faysa dengan lantang beserta wajah dingin andalannya, walaupun Faysa baru mengenal Athena, entah kenapa ia sangat menyukai gadis kecil itu.

Athena akan menjadi matahari bagi anak dan juga keluarganya.

Orang itu memiringkan kepalanya untuk menatap Athena dengan wajah yang tertutup topeng menyeramkan.

"Takuut."

"Rye takkuutttt."

Orang itu mulai menodongkan pistolnya ke arah tepat dimana Athena berada.

Ryeon Tae? Dia bahkan tak bisa melakukan apa-apa saat dirinya telah dipeluk erat anak-anak juga istrinya. Hal terakhir yang bisa ia lakukan saat ini hanya akan menjadi tameng untuk keluarga kecilnya.

Tangan orang itu terangkat dengan menunjukkan 3 jarinya.

3

2

1

Brrukkkk

DOR....

Tembakan itu meleset mengenai kaca di samping Athena hingga pecah.

Dengan segera, orang itu bangkit dan mulai menghajar Satria, namun dengan cekatan nya anak itu membalas apa yang dilakukan orang dewasa di hadapannya ini.

Suara pukulan bertubi-tubi Satria layangkan pada musuh dengan begitu kerasnya. Semua pelatihan yang Robert berikan membuat Satria menjadi kuat.

Dan Satria melakukannya dengan SUKSES. Sang musuh kini tengah terkapar pingsan dengan beberapa luka di wajahnya.

Faysa bertepuk tangan seraya mendekat ke arah Satria.

"Kamu hebat sayang ... kamu melindungi mereka."

"Tapi mom... aku..." Satria menatap kedua tangannya, ia tak percaya akan apa yang ia lakukan.

"Sssttt... kamu harus mulai terbiasa sayang."

Kemudian Faysa dan juga Satria menatap keluarga yang kini masih terpaku menatap kejadian yang beberapa detik lalu mereka lihat.

Faysa mendekat seraya menuntun Satria yang kini bersembunyi di belakangnya.

"Apakah mereka takut padaku???"

"Apakah mereka akan menjauhiku??"

"Apakah mereka akan membenciku??"

Namun semua pemikiran itu lenyap entah kemana saat ia merasakan pelukan dari orang yang sedari tadi menatapnya.

Tae, Ily, Sakha dan juga Athena memeluk Satria dengan erat seraya mengucapkan terima kasihnya.

"Terima kasih nak... kamu menyelamatkan kami..." kecup Ily mencium kening Satria dengan sayangnya.

"Terima kasih Satria, kamu anak yang hebat." Ucap Tae seraya mengelus puncak kepala Satria.

"Makasih ya Satria, udah jaga kita." Ucap Sakha sambil memeluk kembali Satria.

"Kak Liaammmm... huhu... Rye takut... untung ada kakak... makasih kak Liam."

Tanpa di duga oleh semuanya , Athena mengecup bibir mungil milik Satria dan membuat sang empunya membelalakkan mata tak percaya.

Kedua orang tuanya juga Faysa menatap gemas interaksi Athena pada Satria.

"Adek gak boleh cium-cium." Ucap Sakha mengingatkan.

"Kenapa kak?"

"Nanti kayak bunda, mukanya suka merah."

Ucapan itu jelas saja membuat sang bunda yang di sangkut pautkan merona malu karena ketahuan oleh anaknya sendiri.