WebNovelSATRIA75.00%

OD!

Typo dimana-dimana... harap dimaklum yaaa... 😁😁😁😁

*****

Semuanya menunggu dengan gelisah, sudah beberapa menit setelah masuknya Athena ke ruang IGD membuat perasaan mereka tak menentu.

Satria terus resah, tangannya saling menggenggam erat akan apa yang kini terjadi.

"Gue harap ini mimpi, please Rye... jangan seperti ini... kakak gak mau kamu pergi lagi."

Ily menangis dalam pelukan Tae seraya menyebutkan nama Rye tanpa hentinya, Faysa pun demikian , ia yang kini berada dalam pelukan Ken tak kuasa menahan air matanya. Robert sang kakek menatap semua orang dengan tatapan dinginnya, namun begitu terpancar jelas kekhawatiran di dalamnya.

Arthur dan Sakha terduduk lemas dengan kepala yang ditundukkan menatap alas kaki yang mereka pakai saat ini.

"Tuhan... selamatkan adikku... "

"Ini gara-gara gue... harusnya gue sadar kalau Rye kesakitan... harusnya gue sadar ada yang gak beres sama dia. Maafin kakak twin... "

Namun seseorang , bukan, dua orang itu menatap mereka dengan seringai di bibirnya.

"Momma, apa Nabil berhasil?"

"Kita lihat hasilnya, jika ini gagal lagi, kamu yang akan menerima hukumannya."

"Itu gak akan terjadi... momma harus percaya."

"Hm.. lihat aja hasilnya."

.

.

.

Flashback on

Athena mendapatkan surat kaleng lagi, ia yakin bahwa pengirimnya adalah orang yang sama. Namun ia menyimpannya terlebih dahulu karena kini ada Arthur bersamanya.

Ia kini menoleh ke sebelahnya dimana Arthur yang kini telah tertidur pulas seraya memeluknya. Dengan perlahan, ia mengangkat tangan Arthur pada perutnya.

Athena turun dari tempat tidur dengan perlahan , berusaha untuk tak menimbulkan suara. Hingga akhirnya, ia sampai di meja belajar dan mulai mengambil surat yang telah ia simpan dibalik buku pelajarannya.

.

.

Namun, kali ini ada yang berbeda.

Saat dibukanya kertas itu, tak ada tulisan tangan akan ancaman ataupun kata-kata kotor seperti biasanya. Ini aneh.

Kemudian, ia membolak-balik bahkan mengarahkan senter pada kertas itu namun hasilnya tetap nihil.

Terakhir, ia mengendus kertas itu dengan perlahan.

"Gak ada yang aneh, gak ada..."

"Tunggu... ini."

Athena merasakan sesuatu yang aneh masuk indra pernafasan nya. Namun ia masih bisa mengendalikan itu .

.

.

.

"Selamat tinggal Athena, dalam waktu 6 jam, nyawamu pasti berakhir."

Nabila langsung keluar mengendap agar tak ketahuan oleh siapapun. Ia menatap kembali para pengawal yang berjaga tengah tergeletak tak sadarkan diri, ia yakin momma Daisy akan memuji pekerjaannya kali ini. Dengan perlahan , ia melangkahkan kaki menuju pintu dapur menuju gerbang belakang.

"Sukses momma!"

.

.

.

Pukul 05.00 , Rye mulai merasakan sesuatu yang membuat dadanya terasa sesak , tubuhnya kaku, matanya bahkan tak bisa berkedip.

Ia mencoba menggerakkan tangannya untuk menggapai Arthur yang kini memunggungi dirinya. Namun tetap tak bisa.

Jantung ini seolah di remat begitu kuat, "ini menyakitkan."  Batinnya seolah berteriak frustasi.

Kepalanya mulai terasa berat, seluruh tubuhnya mulai terasa dingin seolah berendam dalam air es. Keringat yang membasahi pelipisnya keluar dengan begitu banyak .

Darah...

Ia merasa hidungnya mulai mengeluarkan darah . Siksaan ini terasa begitu lama.

Ia terus berusaha memanggil Arthur atau sekedar menyentuhnya. Tetap tak bisa!!,  Tubuhnya tak bisa bergerak sama sekali.

30 menit

.

.

1 jam

.

.

1 jam ...30 menit

"Aku gak kuat... ayah, bunda, mom , dad,  kakak Liam, kak Sakha, Twin... maafin Rye." Tentu saja hal itu hanya bisa ia ucapkan dalam hatinya seraya menetesnya air mata berharga itu.

Tubuhnya mulai berguncang tak terkendali , sesuatu membuat perutnya bergejolak dan tanpa bisa ditahan lagi, cairan putih berbusa itu keluar dari mulutnya tanpa henti.

"Astaga!!!!"

Teriak Sakha membuat Arthur terbangun karena kerasnya suara Sakha.

"Ada apaan sih?"

"Art, Rye... dia kenapa??"

Dengan cepat Arthur menatap ke arah Rye .

"Astaga!!!! Kenapa ini??"

Mereka berdua panik saat melihat kondisi Rye saat ini. Ada apa sebenarnya???

.

.

Satria yang mendapat kabar dari Faysa bahwa Rye dibawa ke rumah sakit langsung melajukan motornya dengan kecepatan di atas rata-rata. Bahkan ia meninggalkan kedua orang tuanya.

"Rye... bertahan.. kenapa bisa seperti ini?? padahal baru kemarin kita ngobrol.. kak Liam mohon.. kamu harus kuat Rye." Satria terus bergumam penuh harap serta berdoa agar Athena baik - baik saja.

Mata itu mulai berkaca-kaca , hatinya terasa sakit. Ia memiliki firasat buruk ... "semoga tak terjadi."

Brruuuummmmmm

Jalanan masih lenggang karena ini masih sangat pagi . Angin yang menembus kulitnya tak membuat Satria memelankan laju motornya sedikitpun.

Sesampainya di rumah sakit, ia langsung disuguhkan dengan isak tangis Ily dan juga para sahabatnya.

"Mana Rye?" Tanya Satria pada Sakha , Sakha hanya menunjuk pintu yang kini tepat berada di hadapannya.

IGD

Flashback off

Faysa mulai menelpon seseorang, ya, mereka harus tau juga .

"Hallo..."

"Hallo dek, ada apa?"

"Kak, Rye masuk rumah sakit."

"Apa??? Kenapa bisa???"

"Fay gak tau, kakak bisa ke Indonesia?"

"Ya, kakak akan kesana."

Pintu ruangan pun terbuka membuat mereka langsung mendekat ke arah sang dokter .

"Dok.. bagaimana keadaan putri saya dok??"

"Bagaimana keadaan adik saya. dokter?? Dia gapapa kan dok?"

"Dok!"

"Dokter... anak saya bagaimana??"

Sang dokter menghela nafas berat, ia sangat tak sanggup menyampaikan ini pada semua keluarga pasiennya.

"Pasien Athena ... hari senin, pukul 06.45 dinyatakan meninggal dunia akibat overdosis."

"Dokterrrr!!!!! Jangan bohong!!!!" Teriak Ily dan juga Satria yang begitu kerasnya.

"RYEEEEE...." Ily langsung masuk kedalam ruangan bersama Satria dan yang lainnya.

Semua mendekat , dengan perlahan Ily membuka kain yang menutup wajahnya. Tangannya gemetar, jantungnya berpacu begitu cepat, begitupun yang lain.

Hingga, kain itu terbuka sempurna.

"Ryeee!!!!!!!"

End

.

.

.

.

.

Tapi ini bukan ending 😁😁😁😁

Masih ada lanjutannya kok... ditunggu aja ya part selanjutnya

Vote dan Comment!!!!

Sebanyak banyaknya...