Duapuluh lima

Anna hanya terdiam dan memandangi Robby dengan wajah datar. Dalam sekejap, Anna kembali mengangkat cangkir tehnya dan menyesap habis isinya. Dia tersenyum memandangi Robby seraya menyerahkan cangkir kosongnya ke arah Han. Han segera mengambilnya, meletakkannya di atas meja, dan mengisinya kembali.

"Saya bosan mendengarnya dan terlalu malas untuk menjelaskan. Hubungan persaudaraan kami terlalu kuat hingga membuat orang lain memiliki pandangan yang cukup berlebihan. Akan tetapi, ini lebih baik daripada memiliki banyak saudara tanpa satu pun terlihat baik." Jawab Anna dengan tenang seraya tersenyum.

"Saudara tua anda, Tuan Burret Harris, memilih pergi dari rumah setelah kepergian Koby dan tidak pernah kembali. Tidak ada kabar darinya semenjak itu. Bukankah hubungan persaudaraan anda telah lama retak?" Tanya Anna dengan tatapan menyelidik.

Roby yang tadinya terlihat senang, perlahan menjadi dingin. Genggaman tangan pada tongkatnya semakin mengerat. Pernyataan Anna mengenai saudara tuanya adalah kebenaran yang tidak bisa disangkal.

Burret Harris, anak sulung dalam keluarga Harris telah pergi meninggalkan rumah selama sepuluh tahun. Semenjak mendengar adik kecilnya melarikan diri dari rumah, keesokan harinya dia memutuskan pergi. Tidak ada yang tahu alasan dibalik kepergiannya.

Robby berdiri tanpa mengalihkan tatapan dinginnya pada Anna. Dia mengenakan topinya dan berbalik. "Hubungan persaudaraan kami mungkin telah retak. Akan tetapi, bagaimana dengan anda sendiri? Bagaimana perasaan saudara tua anda? Anda masih seorang gadis kecil dan terlalu naif. Saya akan kembali lagi nanti. Saya permisi." Pamitnya lalu berjalan menuju pintu keluar masuk dalam ruangan tersebut.

"Jangan pernah menginjakkan kaki anda di sini lagi. Saya tidak suka memperingati orang untuk kedua kalinya. Saat anda menginjakkan kaki di sini, maupun di sekitar rumah ini, saya tidak akan bertanggung jawab pada apa pun yang terjadi pada Keluarga Harris." Ancam Anna dengan tenang lalu menyesap habis tehnya.

Robby terhenti di depan pintu. Dia hanya tersenyum miring saat mendengar ancaman Anna. "Saya tidak akan menyerah." Ucap Robby. Dia membuka pintu dan pergi.

"Han, ikuti dia! Pantu terus hingga di tertidur." Perintah Anna dengan tenang. Han meletakkan telapak tangan kanan ke dada kirinya. Segera dia melenggang pergi untuk melaksanakan perintah Anna.

Anna sudah memberitahu Pasangan Harris untuk membiarkan anak bungsu mereka sendiri. Dia yakin kalau Robby bukan orang yang bodoh. Dia atau mungkin mereka menunggu waktu yang tepat untuk membujuk Koby kembali ke rumah.

Kemarin malam, tepat pesta di kediaman Smith adalah salah satu waktu yang tepat menemui Koby. Sudah rahasia umum kedekatan antara Jhonatan Small, Anna Holmes, Andrew Smith, dan Koby Harris. Salah satu kelompok generasi muda dari London yang memiliki koneksi langsung dengan ibunda Pangeran Harry, Yang Mulia Ratu Carrisa. Salah satu kelompok generasi muda lainnya adalah kelompok yang dibentuk oleh Pangeran Harry sendiri.

Dalam pesta itu, semua teman dan sahabat Keluarga Smith akan hadir. Keluarga Harris adalah salah satu kenalan mereka, mereka tidak luput untuk mendapatkan undangan. Koby mengetahuinya dan merasa tidak perlu khawatir mengingat Anna akan datang. Satu hal yang tidak sesuai dengan prediksinya adalah ayahnya sendiri, Jordan Harris memintanya pulang tepat kepulangan Anna dari pesta Keluarga Smith.

Koby perlahan keluar dari persembunyiannya. Dia berdiri dengan wajah pucat seraya menundukkan kepalanya. Dia terlalu malu menghadapi Anna saat ini. Koby merasa, dia bukanlah laki-laki sejati karena selalu bersembunyi di balik ketiak seorang perempuan seperti sepuluh tahun yang lalu. Ini sudah merusak citranya sebagai seorang laki-laki.

Suara tirai terbuka. Pandangan Koby jatuh pada Anna yang berdiri di hadapannya. "Mandi dan ganti pakaian anda. Saya akan meminta induk semang untuk menyiapkan makan siang." Ucap Anna dengan tenang dan pergi tanpa menantikan jawaban dari Koby.

"Aku seorang pengecut." Gumamnya pada dirinya sendiri.

Seorang Koby tidak bisa menyelesaikan masalahnya sendiri seperti dia menyelesaikan masalah dalam kasus yang dia tangani. Tidak hanya gagal sebagai seorang laki-laki, dia juga gagal dalam pekerjaannya sebagai detektif swasta.

Anna menunggu di depan pintu kamar mandi. Dia melipat kedua tangannya di depan dada. Selama lima belas menit dia berdiri menunggu Koby yang masih di dalam kamar mandi.

"Apa yang kau lakukan?" Tanya Koby setelah keluar dari kamar mandi. Dia terkejut melihat Anna tengah berdiri di depannya dengan santai. Seorang gadis terhormat tidak akan menunggu seorang laki-laki di depan kamar mandi.

Anna hanya terdiam dan memandangi Koby sekilas. Tanpa peduli, dia pergi masuk ke dalam ruangan Koby. Koby dengan kebingungan mengekori Anna. Setelah menutup pintu, dia dikejutkan dengan dorongan di dadanya yang tidak ditutupi oleh sehelai kain.

"Pakai ini!" Perintah Anna seraya menyerahkan setelan kemeja putih dan celana kain berwarna cokelat tua pada Koby.

Koby menerima pakaian itu dengan tersenyum kecut. Dia memandangi Anna dengan wajah bersalah. "Anna, maafkan aku!" Sesalnya.

Anna yang teruduk di atas sofa mengembuskan napas panjang. "Jika anda ingin dimaafkan, cepat berpakaian. Induk semang telah menyiapkan makan siang untuk kita. Kita bicarakan lagi nanti setelah makan siang." Ujarnya dengan santai. Koby menganggukkan kepalanya.

Usia Koby saat ini duapuluh lima tahun dan Anna hanya seorang perempuan berusia duapuluh tahun. Dia adalah laki-laki dewasa, tapi di hadapan Anna, dia seperti seorang bocah berusia sepuluh tahun. Tidak terhitung bagaimana Anna membantunya sejak melarikan diri dari rumah. Seharusnya, sebagai laki-laki dan orang dewasa, dialah yang harus melindungi Anna apa pun yang terjadi. Penyebabnya adalah orang yang menyebabkan dia trauma datang kembali.

Sejak kecil, dia telah dipertontonkan dengan kelakuan aneh orang tuanya dan kedua kakaknya. Keluarganya menculik, menyiksa, dan melakukan tindakan asusila pada orang lain. Orang yang diculik adalah orang-orang desa yang datang untuk mengubah nasib di kota besar dan orang-orang yang dijual sebagai budak.

Tidak hanya itu, Koby kecil mendapatkan pelecahan dari kakak keduanya, Robby. Seluruh orang yang berada di dalam kediaman Keluarga Harris mengetahuinya, kecuali Burret yang lebih memilih menyibukkan diri belajar bisnis.

Tidak ada yang berani menghentikan Robby karena dia adalah salah satu yang terkejam dalam silsilah keluarga setelah Burret. Bahkan, Pasangan Harris tidak berani melakukan apa pun pada kedua anak mereka.

Koby yang tidak tahan perlakuan saudara tuanya memilih untuk melarikan diri dengan berpamitan ke rumah Keluarga Holmes untuk menjenguk Anna yang telah kembali. Anna yang masih kecil meminta Han untuk mencarinya setelah tanpa sengaja mendengar pembicaraan Ardian dengan kepala keluarga Harris, Jordan Harris.

Sebelum matahari terbit, Han telah menemukan Koby menginap di kediaman Nyonya Poole. Anna yang sedang mengalami insomnia berat segera mengganti pakaian dan pergi menyusul laki-laki yang menggunakan namanya sebagai sebuah alasan.