Suara ketukan pintu kembali menggema dan Willy yang terlihat bersih masuk ke dalam ruangan. Dia kembali berdiri dengan tegak dan memandang hormat pada dua orang yang duduk di atas sofa.
"Madam, saya telah membersihkan diri saya. Izinkan saya mengulangi laporan sekali lagi. Saya telah kehabisan akal untuk membujuk anak itu. Saya mohon pencerahan dari anda, Sir." Lapor Willy dengan tubuh tegap.
Anna sedikit menyipitkan matanya. Bau tidak sedap telah berkurang dari Willy, wajahnya telah bersih, kecuali pakaiannya. Anna tersenyum lega.
"Lupakan saja jika dia. Bisa kau ceritakan secara singkat tentang anak itu? Nona muda ini adalah orang yang tertarik pada anak itu." Perintah Koby.
Willy menganggukkan kepalanya. "Madam, anda pastilah alasan Sir Koby memerintahkan saya untuk membujuk seorang anak pencuri roti. Sebelumnya, saya tidak menerima anggota kelompok dibawah sepuluh tahun. Saya akan menceritakan tentang anak itu.
Anak pencuri roti memiliki nama Dhaniel. Dia tidak menyebutkan nama keluarganya. Usianya akan memasuki delapan tahun tepat musim panas tahun ini. Dia hanya mengatakan keluarga besarnya telah membuang dirinya.
Selebihnya, dia tidak mengatakan apa pun mengenai dirinya. Hanya satu hal yang saya tahu adalah, tubuhnya penuh luka dan kemampuan melarikan diri dengan langkah ringan sangat hebat. Bahkan, pemilik toko roti masih tidak menyadari roti-rotinya telah dicuri." Jelas Willy dengan bangga.
Anna mendengarkan penjelasan Willy dengan seksama. Dia tidak terkejut dengan langkah ringan yang dimiliki oleh Dhaniel. Anna merasa kasihan pada pemilik toko yang tidak menyadari roti-rotinya telah dicuri.
"Apakah kau tahu sejak kapan keluarganya membuang Dhaniel kecil?" Tanya Anna dengan wajah penasaran.
Willy menggelengkan kepalanya. "Saya tidak tahu. Menurut beberapa anak jalanan yang berada di sekitar sana, dia adalah anak baru. Kemungkinan baru beberapa bulan." Jawab Willy.
Anna menganggukkan kepalanya. Informasi yang dia dapat cukup cepat untuk seorang anak jalanan. Tidak salah Koby merekrutnya. Bahkan, hampir menyamai Han dalam mengumpulkan informasi.
Anna tersenyum puas pada Willy. "Kerja bagus, Willy. Mulai saat ini, tidak perlu kau lanjutkan lagi apa yang diperintahkan Tuan Harris sebelumnya. Ajaklah dia bicara seperti biasa." Perintah Anna dengan tenang.
Willy terdiam. Dia memandangi Koby dengan wajah bingung. Haruskah dia menuruti perintah perempuan di hadapannya? Atau harus menolaknya?
Koby hanya tersenyum pasrah memandangi Anna dengan santai memberikan perintah pada Willy. Koby memandangi Willy yang menatapnya dengan wajah kebingungan. "Turuti saja permintaan nona muda ini. Lagipula, kita tidak bisa memaksa anak itu untuk masuk ke dalam kelompokmu." Ujar Koby dengan pasrah.
Willy menganggukkan kepalanya. "Baik, Madam. Willy telah menyelesaikan laporan dan akan menganggap anak pencuri roti seperti anak jalanan pada umumnya. Sebelum pergi, bolehkah saya menanyakan sesuatu?" Tanya Willy dengan tenang dan memandangi Anna dengan wajah penasaran.
Anna tersenyum ramah. "Silakan." Jawabnya dengan singkat.
Willy menghela napas dan memandangi Anna dengan wajah serius. "Saya telah memperhatikan hubungan anda dengan Sir Harris melebihi sebuah pertemanan. Akan tetapi, kenapa anda begitu tertarik pada seorang anak jalanan?" Tanya Willy dengan tatapan menyelidik.
Anna tidak melepaskan senyuman ramah di wajahnya. Anna terduduk dengan badan tegam dan memandangi Willy dengan mata berkobar api. "Pertanyaan bagus. Menurutmu, apa yang membuat seorang anak kecil dibuang dan bisa menarik perhatianku?" Tanya Anna kembali.
Willy terkejut. Dia menundukkan kepalanya dan berpikir. Apa yang menarik dari anak sekecil Dhaniel? Willy mencoba mengingat dengan baik apa yang dia bicarakan dengan anak itu.
Willy dengan wajah terkejut mendongakkan kepalanya dan memandangi Anna. "Tutur bahasa yang sopan." Gumamnya.
Anna yang mendengarnya tersenyum miring. "Benar sekali. Saya sebenarnya tidak tahu cara dia berbicara. Hanya saja, pakaian yang dia gunakan bukan dari bahan biasa. Caranya dia berjalan pasti tidak seperti anak jalanan pada umumnya. Dia pasti dibuang oleh sebuah keluarga yang bermartabat." Jelas Anna.
Willy menganggukkan kepalanya. Dia membenarkan semua perkataan Anna. Dhaniel ... adalah salah satu anak buangan dari keluarga bangsawan.
"Anak kecil, kau tidak perlu melakukan apa pun. Lakukan saja perintahku sebelumnya. Perlakukan dia seperti biasa. Jangan katakan ini pada siapa pun." Tambah Anna seraya berdiri. "Ini uang atas informasi berhargamu. Dan ini, tolong berikan pada Dhaniel. Buat dia hingga tidak bisa menolaknya." Anna memberikan beberapa lembar pada Willy.
Willy menerima uang tersebut dan berjanji akan mengirim laporan setelah memberikan uang yang Anna titipkan untuk Dhaniel. Willy berpamitan setelah berterima kasih dan meninggalkan Koby dan Anna yang masih berada di dalam ruangan.
Anna membalikkan tubuhnya dan menatap kagum pada Koby. "Sungguh mengejutkan anda bisa menemukan seorang anak yang cukup cerdas. Hanya saja, dia perlu dimandikan. Tidak heran anda bisa mendapatkan banyak informasi." Puji Anna.
Koby hanya tertawa lirih. Tidak sia-sia dia menghabiskan waktu berhari-hari berada di jalanan. Selama lima tahun mempekerjakan Willy untuk mendapatkan informasi di jalanan membuat Koby merasa terbantu. Setidaknya, dia tidak harus berkeliaran di jalanan meski, terkadang dia harus berpergian untuk menyamar dan melakukan hal lain untuk pekerjaannya.
"Tetapi, saya tidak bisa mendapat informasi dari beberapa tempat seperti anda. Willy hanya mendapatkan informasi dari jalanan. Saya harus terjun sendiri untuk mendapatkan beberapa informasi khusus di beberapa tempat yang tidak bisa dimasuki oleh Willy. Apa yang anda lakukan di sini?" Tanya Koby dengan wajah penasaran.
Anna membulatkan matanya. Dia hampir melupakan tujuannya sendiri untuk menemui Koby. Kejadian Robby Harris dan informasi tentang Dhaniel kecil membuat dia melupakan segalanya.
Anna menoleh dan memandangi Koby. Dia melihat kondisi Koby dengan yang telah membaik. Mengingat kejadian sebelumnya, dia tidak bisa mengatakan tujuannya ke mari karena kakak kedua Koby, Robby. Ann menghembuskan napasnya.
"Maafkan saya. Karena kedatangan Tuan Robby Harris dan informasi mengenai Dhaniel kecil membuat saya hampir melupakan tujuan saya sendiri. Setelah melihat anda dalam kondisi baik saat ini, saya akan mengatakannya. Apakah ada kabar dari kasus Pembunuhan Tuan Baker?" Tanya Anna dengan wajah serius.