Semester enam

Tidak ada hal yang lebih penting daripada menyelesaikan studi dengan cepat dan mendapat nilai yang baik. Aku mengfokuskan diri pada kuliah tanpa memperhatikan hal lainnya.

Didalam proses perkuliahan, aku benar-benar belajar lebih giat dan memperhatikan pelajaran, menyingkirkan sejenak hal yang kupikir tidak terlalu penting.

Aku akan mengambil kuliah kerja nyata pada semester ini. Aku siap untuk itu, aku selalu berdoa agar semua berjalan dengan baik.

Aku lebih sering menghabiskan waktu ku berdiskusi dengan dosen pembimbing, Alhamdulillah aku cukup akrab sehingga memudahkan ku dan juga beliau banyak membantu memberi nasehat dan masukan agar aku menjadi lebih baik lagi.

Aku lebih berfokus pada Psikologi klinis dan kesehatan mental, tentu saja dosen pembimbing berperan penting dalam keputusan itu.

Banyak orang-orang penting yang tidak akan pernah terlupa jasanya sampai kapanpun, dimana pun nantinya aku berada, aku tidak akan pernah lupa bagaimana aku bisa sampai seperti ini.

Pada saat KKN, aku banyak mendapat pelajaran dan juga lingkungan baru. Aku juga mendapat pengalaman baru, yaaaaaa, sesekali aku dipercaya menjadi imam sholat berjamaah, walaupun masih dalam proses belajar, menghafal Al-Qur'an, bekal dari pesantren cukup menjadi modal yang berguna, setidaknya untuk diri sendiri. Biarkan Allah yang menilai.

Aku tidak pernah berfikir bahwa aku bisa sampai pada titik ini, teringat di awal ketika aku pertama kali menginjakkan kaki di negara ini, negara dengan agama yang bermacam-macam, serta toleransi yang sangat kuat. Sangat jarang terdengar adanya pertengkaran antar agama, itu yang membuatku kagum dengan negara ini, negara kedua yang aku cintai dan banggakan. Aku sangat bersyukur bisa berada disini, bertemu dengan orang-orang terbaik, terimakasih kepada takdir yang Allah berikan kepadaku, sungguh luar biasa, Mahasuci Allah yang telah membawaku sampai di sini, aku telah berjanji tidak akan mengecewakan Tuhanku sekalipun. Insya Allah.

"Sedikit lagi, semua akan baik-baik saja". Kata itu yang selalu kukatakan pada diri sendiri sebagai motivasi agar tidak berhenti ditengah jalan. Sebagai seorang psikolog, aku tahu bahwa sangat penting untuk memotivasi diri sendiri disaat tidak ada suara lainnya yang dapat memberi support. Bagiku motivasi sangatlah penting ditengah-tengah perjalanan menuntut ilmu, apalagi mengingat bahwa ada orang-orang diluar sana yang mengharap kesuksesanku. Tentu saja keluarga ku, terutama ibuku yang menaruh harapan besar pada diri ini.

Aku ingin menjadi seorang dosen seperti kakakku. Aku ingin berbagi ilmu kepada orang banyak. Tentu saja yang lebih penting adalah menyampaikan ilmu tentang agama ini kepada siapapun, mengajak ke jalan takwa, mengenalkan Islam kepada siapapun, tentu saja bukan hanya melalui lisan, tetapi juga melalui sikap dan cerminan akhlak. Seperti tugas Rasulullah Saw. "Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang baik". (HR. Al Bukhori).

Aku berharap kesempatan untuk berdakwah masih diberikan kepadaku, sehingga tidaklah sia-sia umurku ini. Aku tidak menuntut ilmu untuk menjadi lebih pintar dari orang lain, tetapi aku menuntut ilmu untuk berguna bagi orang lain. Seluruh pemikiran seperti itu kudapatkan setelah aku memeluk agama Islam, agama ini telah mencerahkan hatiku, merasakan Islam adalah anugerah paling indah sepanjang hidupku.