Arrgh sangat panas hari ini. Dan aku harus menunggu di sini untuk upacara penerimaan siswa baru dan upacara kedewasaan. Sedangkan disebelahku ada duo pecinta yang tengah bermesraan. Dasar bajingan kalian berdua.
"Ngomong-ngomong kenapa kau membawa Gadis daripada Fey" Tanyaku ke arah tuan muda manja di sebelah yang tengah bermesraan dengan maidnya. Sialnya pemuda tersebut tak mendengar kata-kataku dan masih melanjutkan kemesraannya yang membuatku semakin jengkel. Aku lalu mengangkat tanganku dan menampar kepala belakangnya dengan keras membuat wajahnya dan maidnya berbenturan.
"Auuuu!!!" Serunya kesakitan. Namun maid itu malah tertawa seperti tak merasakan sakit akibat benturan itu dan menghawatirkan pemuda itu.
"Sejak kapan kau berani mengabaikan pertanyaanku?" Tanyaku jengkel.
"Oh ayolah tuan kevin. Aku tak mendengarnya saja bukannya mengabaikan." Jelasnya dengan nada meminta maaf.
"Lalu apa alasannya kau membawa Gadis dari pada si Fey itu?" Tanyaku mengulangi pertanyaanku yang semula. Aku melihat ekspresinya sedikit menegang dan dengan senyum bodoh dia berkata.
"Oh ayolah tuan, bagaimana bisa aku membawa monster wanita sepertinya? dia lebih cocok masuk ke sekolah kemiliteran untuk menjadi mata kita di sana" Jelasnya.
"Kau tau kan kemampuan Fey itu di pertempuran dan Gadis di pengumpulan informasi" Bentakku merasa jengkel dengan sikap anak ini.
"Eh iya tapi Fey lah yang mengusulkan dan ingin belajar menjadi pengumpul informasi sendiri" Balasnya dengan takut-takut. Aku lalu menoleh ke arah Gadis dan dia sedikit menganggukkan kepalanya mengkonfirmasi perkataan anak muda itu.
Aku hanya bisa mengehela nafas atas keputusan Fey dan memikirkan bagaimana melindunginya nanti. Untuk sekarang aku harus fokus ke pada hal yang ada di depanku dulu.
Oh ngomong-ngomong anak di depanku ini sebenarnya adalah salah satu anak dari keluarga naga hijau yang merupakan cabang dari keluarga naga biru. Dia adalah anak dari salah satu kepala keluarga cabang naga biru. Kenapa aku bisa begitu dekat dengannya adalah karena aku pernah menyelamatkan keluarganya dari kehancuran, yah meski itu hanya keberuntungan. Dari saat itu keluarga cabang naga hijau mengabikan dirinya kepadaku. Meski itu hanya di dunia bawah. Jika di permukaan tetap aku yang harus menghormati mereka.
Sedangkan Fey dan Gadis adalah salah satu dari pembantu 10 perintah tuhan yang di tugaskan untuk melindungi keluarga naga hijau dari bayang-bayang. Itulah alasan kenapa aku bisa mendapat informasi-informasi yang sulit untuk di dapatkan orang biasa.
Setelah kami bertiga mengobrol sedikit lebih lama. Terdengar bel yang menandakan dimulainya upacara siswa baru dan kedewasaan. Banyak anak-anak baru yang menantikan hal ini, karena hal ini akan menentukan masa depan mereka menjadi apa kelak. Namun ada juga yang sudah memprediksi akan menjadi apa soulpower mereka nanti.
Ahirnya semua siswa baru dikumpulkan di lapangan sekolah yang lumayan besar untuk ukuran sebuah tempat. Ada sekitar 20.000 murid yang di terima tahun ini. Yang mana hampir 70%nya adalah anak dari sebuah keluarga besar atau cabang, sedangkan sisanya adalah keluarga biasa atau keluarga yang telah di keluarkan dari keluarga cabang.
Ahirnya upacara penerimaan siswa baru di lakukan. Upacara itu berjalan seperti biasa. Ada kata sambtan dari guru-guru yang populer di sekolah. Memamerkan prestasi sekolah, memamerkan murid berbakat, dan memamerkan tehnologi dari sekolah ini. Memang sekolah bima sakti adalah salah satu sekolah terbaik. Namun beberapa tahun terahir ini prestasi mereka sedikit menurun akibat dari kepala sekolah mereka yang memasuki pintu tersebut. Namun saat ini dia telah keluar, yang menandakan kebangkitan sekolah ini lagi. Yah meski aku tak terlalu peduli juga. Sebenarnya aku kenal baik dengan kepala sekolah ini namun aku tak mau dia mengenaliku sebenarnya.
Setelah sambutan dari kepala osis yang merupakan seorang anak wanita berambut hitam dan memiliki wajah yang imut namun tegas. Giliran kepala sekolah yang berjalan menuju podium. Kepala sekolah itu terlihat berumur 25-27 tahun. Memiliki wajah tampan dan tubuh yang tegak, otot-ototnya terbentuk dengan rapi, tidak terlalu besar dan juga tidak kecil. Dia memiliki rambut hitam yang di potong rami menambah keren fiturnya. Namun bagi orang yang mengenalnya mereka akan mencibir penampilan kepala sekolah ini termasuk aku.
Kenyataannya orang di depan itu adalah seorang kakek-kakek yang berumur 50 tahun yang sudah keriput. Namun karena metode kultifasinya yang buruk mengakibatkannya memiliki kulit awet muda yang menjijikkan. Meski tak ada yang salah dengan hal itu tapi tetap saja aku tak menyukainya karena sifatnya yang sangat menjengkelkan.
"Selamat datang di sekolah yang aku pimpin ini. Di sini kalian akan belajar bagaimana cara berkultifasi dan memanfaatkan soulpower yang akan kalian pelajari dari guru-guru profesional di sini. Tak ada soulpower yang tak berguna. Semua soulpower berguna tergantung dimana kalian menggunakannya. Dan juga disini kalian akan mempelajari seni berpedang dan sihir dari ahlinya. Kalian akan mendapatkan pelajaran tentang sejarah dan terhnologi terbaru dengan cepat" Kata orang tua itu dalam pidatonya. Dia lalu menyinggung perihal beberapa hal yang tak ada hubungannya dengan alasan kami masuk ke sekolah ini. Namun saat dia berbicara, suaranya seperti menyihir orang-orang untuk mengagumi perkataannya dan memperhatikannya saat berbicara.
Tentu saja aku tak terpengaruh. Setelah sesi pidato yang membosankan ahirnya tiba sesi upacara kedewasaan kami. kami akan dipisahkan menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari 500 orang tiap kelompok. Setelah itu kami akan menunggu nama kami untuk di panggil dan akan menuju ke ruangan dimana di dalam ruangan ada orang yang bertugas untuk membangkitkan soulpower kami.
Aku dimasukkan ke kelompok nomer 10 dimana dalam kelompokku aku melihat nama-nama akrab di dalamnya. Ada Nana, ada Ayesa, ada karindila, Bagus, Abi, Fauzan dan beberapa nama terkenal lain yang sudah mendapatkan nama mereka di masyarakat. Sedangkan Paula dan Naula mendapatkan kelompok nomer 1 dimana di sana di kumpulkan orang-orang yang adalah keturunan dari 4 keluarga besar. Yah bahkan belum beberapa hari kami masuk, dan sudah ada diskriminasi keluarga dari pihak sekolah. Dasar orang-orang bar-bar.
Aku tak terlalu peduli dengan hal tersebut dan menikmati waktuky menunggu untuk giliranku tiba. Namun saat aku tengah menunggu tiba-tiba dari sebelahku ada seorang gadis cantik yang berjalan ke arahku dan menyapaku.
"Hai, Kevin?" katanya beranya.
"Ya, aku?" Kalo aku tak salah ingat, dia adalah orang yang ikut naik ke podium bersama kepala osis sewaktu memberi sambutan kepada anak baru yang mana kemungkinan besar dia adalah wakil kepala osis.
"Seseorang memanggilmu" Kata dia sembari mengajakku "Ikuti aku!" katanya.
"Kau selalu bisa mengikuti upacara itu kapanpun" Katanya dengan wajah membosankan. Aku hanya bisa mengangkat bahu dan mengikutinya ke tempat tujuannya.
Saat aku meninggalkan kelompokku beberapa pengawas dan guru melihat ke arahku namun segera mengabaikanku saat melihat wanita didipanku ini yang memimpin jalan.
Aku dibawa entah kemana melewati beberapa taman dan menasuki sebuah gedung. Gedung itu lumayan besar, cukup besar untuk menampung beberapa puluh ribu orang. Di pintu masuk gedung ada tulisan besar di atasnya yang berbunyi 'Kantor Sekolah'
'Hemm? langsung di bawa ke kantor sekolah? argh aku tau ini pasti terjadi' fikirku.
Setelah itu aku mengikuti wakil kepala osis itu dan memasuki sebuah ruangan. Namun sebelum masuk, dia berhenti di depan pintu dan membuka pintu itu dan mempersilahkan aku masuk.
"Kau tak ikut?" Tanyaku penasaran.
"Aku tidak berhak masuk ke ruangan itu" Balasnya dengan menunduk. Setelah itu tanpa basa-basi lagi, aku masuk kedalam pintu dan memasuki sebuah ruangan yang terlihat seperti kantor seorang guru.
Ada meja persegi panjang di depanku dan kursi putar yang kosong, serta ada buku-buku tebal dan lampu kecil di sudut meja. Saat aku bertanya-tanya dimana orang yang ada di ruangan ini, pintu di belakangku tiba-tiba tertutup. Secara reflek aku menoleh ke belakang dan tiba-tiba dari arah samping ada sosok yang memelukku dengan erat.
"Apa aku mengagetkanmu?" kata orang yang memelukku.
"Hampir" balasku sambil tersenyum. Yah aku bohong, aku sudah tau dia disana dan membiarkan dia memainkan perannya mengagetkanku. Sejujurnya aku tau bahwa wakil kepala osis itu adalah salah satu dari anak buah orang ini yang tak lain dan tak bukan adalah seorang perintah tuhan, dia adalah sireli si kesayangan/cinta.
"Kita sendirian di sini sekarang tuan" Bisiknya di telingaku yang membuat tubuhku bergidik.
"Yah kita mulai kalo begitu" Kataku, sembari berbalik ke arahnya dan mulai mencium bibir Sireli yang kecil dan imut itu.