"Ucapkan sekali lagi!"
"Aku mencintaimu, Tristan Izham Putra. Presdir paling nyebelin yang pernah aku temui," ulang Haruna.
"Perasaan tadi cuma tiga kata. Tapi, kenapa saat diulang, jadi makin panjang. Enggak enak lagi ujungnya," sungut Tristan.
Haruna tertawa lepas. Ia ingin melupakan sejenak kegundahan hatinya. Melupakan waktu yang hanya sedikit lagi untuk bersama Tristan.
"Izinkan aku menikmati sisa waktuku di sisinya. Tiga minggu, bahkan tiga tahun pun tidak cukup untuk berada disampingnya. Aku akan mencoba memberitahu Mama dan yang lainnya perlahan-lahan. Aku akan memberitahu Tristan kalau aku sedang mengandung anaknya, saat nanti Mama memberikan restu. Tunggu sebentar, anakku. Mama akan memberitahu Papa Tristan nanti," batin Haruna.
Haruna menunduk, menatap perut datarnya dengan senyuman. Tingkahnya tidak luput dari pandangan Tristan. Heran. Saat melihat Haruna menunduk dan tersenyum. Namun, Tristan tidak mengerti kenapa Haruna bertingkah demikian.
***