Pergi dari pikiranku!

"Kak! Ada telepon dari Ma …." Ucapannya terhenti saat masuk ke kamar dan melihat Ratu berpelukan dengan Danang. Hatinya sakit, perih. Ia menahan rasa cemburunya dengan menggertakan gigi. Tangannya terkepal kuat.

'Kakak? Kenapa Raja memanggil Rau dengan panggilan kakak?' Danang melepaskan pelukannya dan menatap Ratu. "Kenapa dia memanggilmu kakak?" tanya Danang dengan suara pelan. Tubuhnya lemah karena ia selalu menolak untuk makan.

"Ceritanya panjang, Mas. Saya harus menerima telepon dulu sebentar," pamit Ratu.

"Hem." Danang menggumam pelan.

Ratu mengambil ponsel di tangan Raja. Ia keluar dari kamar Danang dan menjauh untuk bicara. Kedua pria itu saling tatap dengan pikiran yang menggelayuti benak masing-masing.

Danang masih terus menatap Raja sampai Ratu kembali ke kamar. Sementara Raja masih dengan posisinya semula. Tangannya terus mengepal untuk menahan amarah karena rasa cemburu. Ia sudah tidak memiliki hak untuk melarang Ratu dekat dengan pria lain.