Salah sangka

Brukk!

Ken tiba di rumahnya. Melawan empat preman seorang diri, masih beruntung ia tidak mati. Ken bukan orang yang jago berkelahi, tapi demi menyelamatkan Syasya, ia akan melakukan apa saja.

"Uhukk! Uhukk!" Ia terbatuk sambil memegangi perutnya. Melangkah dengan susah payah menuju sofa, lalu menjatuhkan diri di sana.

"Gadis itu …. Aku datang untuk menolongnya, tapi dia pergi begitu saja. Benar-benar tidak berperasaan. Shh!" Ken meringis menyentuh sudut bibirnya yang sobek dan berdarah.

Malam itu, Ken hanya bisa berbaring merasakan sekujur tubuhnya yang terasa seolah-olah hancur. Rasa laparnya juga tidak bisa diobati karena ia sulit untuk bergerak. Akhirnya ia memesan makanan cepat saji lewat aplikasi.

***

"Pah, aku kangen sama Devan. Aku izin ke rumah Syasya besok, boleh?"

"Boleh. Sekalian juga, sampaikan pesan Mama padanya. Dia sudah berusia dua puluh lima tahun sekarang. Untuk usia wanita, itu sudah cukup matang untuk segera menikah."