Pulang ke rumah Tristan

Rendi masuk ke kamar bersama Syahera. Gadis itu tidak merasa takut, meski tidur di ranjang yang sama. Mereka sudah sering melakukannya, tidur di ranjang yang sama, hanya berpelukan.

Tunangannya itu laki-laki yang sabar dan bisa menahan hasrat, meski tegangannya sangat tinggi. Ia hanya bisa menahannya. Rendi sangat ingin segera menikah, tapi Syasya selalu saja memberikan jawaban yang sama selama lima tahun.

Mereka berbaring di ranjang, menarik selimut, lalu berpelukan. Syahera merebahkan kepalanya di lengan Rendi. "Honey!"

"Ehm."

"Apa jawabannya masih sama?"

"Hem."

Syahera tahu, Rendi pasti bertanya tentang hal itu. Setiap kali Rendi berlibur ke Indo, hal pertama yang ditanyakan adalah soal pernikahan. Ia mencintai Rendi, tapi tidak merasa yakin bisa menjalani kehidupan rumah tangga.

 Ia takut memiliki keturunan dan mengalami hal buruk yang selama ini ditakuti gadis itu. Syahera memilih tidur setiap kali Rendi bertanya. Rendi menghela napas. 

 

***

Brukk!