TST 7

•

•

•

•

𝘽𝙧𝙖𝙠𝙠

"Hyung! Tolong aku!!!!!"

𝙏𝙖𝙥

𝙏𝙖𝙥

𝙏𝙖𝙥

𝙂𝙧𝙚𝙥

"Hiks.. Hiks.. Hyung aku takut~! Huweee.." Jihyun dan tuan Kim terkejut saat melihat jimin kini menangis dan terlihat ketakutan di dalam pelukan jihyun.

"Saeng, kau kenapa?"

"Jimin, sayang kau kenapa?" Ucap Namjon dan jihyun menanyakan sebab jimin menangis. Jimin yang baru sadar jika sang ayah berada di sana ia pun beralih memeluk sang ayah.

"Papa.. Hiks.. J-jimin t-takut.. Hiks.." Namjoon mengusap punggung putra manisnya dengan sayang dan kembali bertanya.

"Katakan sayang ada apa?"

"D-di luar.. A-ada.. Hiks.. Orang a-aneh.. Hiks.. J-jimin takut pa, hyung.. Hiks.." Namjoon dan jihyun saling pandang dengan alis yang berkerut seakan bingung dengan yang di ucapkan jimin 'orang aneh?'. Keduanya masih dengan pikirannya masing-masing, sampai seseorang dengan mudahnya masuk ke ruangan itu karena pintu yang masih terbuka akibat perbuatan jimin tadi.

"Jihyun-ah..." Jihyun menatap datar pada seseorang yang telah masuk ke ruangannya. Seakan mengerti apa yang membuat jimin takut, jihyun melipat tangannya dan menatap tajam pada orang tersebut.

"Yak! Jadi kau yang sudah membuat adik ku menangis, Yoongi-ssi!!" Jihyun meninggikan suaranya terlihat ia sedang menahan emosinya karena orang di depannya itu telah membuat adik manisnya ketakutan.

"A-adik?" Yoongi terlihat bingung. Ia belum paham siapa yang di maksud jihyun sebagai adik. Seketika ia mematung saat suara lembut seseorang yang mirip dengan jihyun terdengar dan yang tadinya pria itu tengah memunggunginya sambil memeluk seorang pria paruh baya sedetik kemudian pria mungil itu tengah berbalik dan berjalan ke arah jihyun dan bersembunyi di balik punggung jihyun sambil mengintip dengan takut-takut.

"Hyung, dia orang nya yang tadi membuat jimin takut~!"

𝙁𝙡𝙖𝙨𝙝𝙗𝙖𝙘𝙠 𝙤𝙣

𝘑𝘪𝘮𝘪𝘯 𝘴𝘢𝘢𝘵 𝘪𝘯𝘪 𝘣𝘦𝘳𝘢𝘥𝘢 𝘥𝘪 𝘬𝘢𝘯𝘵𝘰𝘳 𝘢𝘨𝘦𝘯𝘴𝘪 𝘯𝘺𝘢. 𝘐𝘢 𝘴𝘦𝘥𝘢𝘯𝘨 𝘥𝘶𝘥𝘶𝘬 𝘮𝘦𝘯𝘢𝘵𝘢𝘱 𝘱𝘳𝘰𝘱𝘰𝘴𝘢𝘭 𝘬𝘰𝘯𝘵𝘳𝘢𝘬 𝘬𝘦𝘳𝘫𝘢 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘔𝘪𝘯 𝘌𝘯𝘵𝘦𝘳𝘵𝘢𝘪𝘯𝘮𝘦𝘯𝘵 𝘴𝘢𝘮𝘣𝘪𝘭 𝘮𝘦𝘮𝘪𝘫𝘪𝘵 𝘱𝘦𝘭𝘪𝘱𝘪𝘴𝘯𝘺𝘢. 𝘣𝘢𝘳𝘶 𝘴𝘢𝘫𝘢 𝘪𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘥𝘢𝘱𝘢𝘵 𝘵𝘢𝘸𝘢𝘳𝘢𝘯 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘴𝘦𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘱𝘳𝘰𝘥𝘶𝘴𝘦𝘳 𝘵𝘦𝘳𝘬𝘦𝘯𝘢𝘭 𝘒𝘪𝘮 𝘸𝘰𝘰𝘣𝘪𝘯. 𝘗𝘳𝘰𝘥𝘶𝘴𝘦𝘳 𝘪𝘵𝘶 𝘣𝘦𝘳𝘵𝘦𝘳𝘶𝘴 𝘵𝘦𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘣𝘢𝘩𝘸𝘢 𝘪𝘢 𝘴𝘢𝘯𝘨𝘢𝘵 𝘵𝘦𝘳𝘵𝘢𝘳𝘪𝘬 𝘱𝘢𝘥𝘢 𝘬𝘢𝘳𝘢𝘬𝘵𝘦𝘳 𝘴𝘦𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘒𝘪𝘮 𝘫𝘪𝘮𝘪𝘯 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘵𝘢𝘮𝘱𝘪𝘭 𝘥𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘧𝘪𝘭𝘮 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘴𝘢𝘢𝘵 𝘪𝘯𝘪 𝘵𝘦𝘯𝘨𝘢𝘩 𝘪𝘢 𝘨𝘢𝘳𝘢𝘱 𝘣𝘦𝘳𝘴𝘢𝘮𝘢 𝘵𝘪𝘮 𝘯𝘺𝘢. 𝘒𝘦𝘵𝘦𝘳𝘵𝘢𝘳𝘪𝘬𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢 𝘱𝘢𝘥𝘢 𝘫𝘪𝘮𝘪𝘯 𝘥𝘢𝘯 𝘣𝘦𝘳𝘶𝘴𝘢𝘩𝘢 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘶𝘫𝘶𝘬𝘯𝘺𝘢 𝘢𝘨𝘢𝘳 𝘱𝘦𝘮𝘶𝘥𝘢 𝘮𝘶𝘯𝘨𝘪𝘭 𝘪𝘵𝘶 𝘮𝘦𝘯𝘦𝘳𝘪𝘮𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘬𝘢𝘳𝘦𝘯𝘢 𝘸𝘰𝘰𝘣𝘪𝘯 𝘮𝘦𝘳𝘢𝘴𝘢 𝘤𝘰𝘤𝘰𝘬 𝘢𝘯𝘵𝘢𝘳𝘢 𝘮𝘢𝘪𝘯 𝘤𝘢𝘴𝘵 𝘱𝘢𝘥𝘢 𝘧𝘪𝘭𝘮𝘯𝘺𝘢 𝘪𝘵𝘶 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘬𝘢𝘳𝘢𝘬𝘵𝘦𝘳 𝘫𝘪𝘮𝘪𝘯. 𝘐𝘢 𝘱𝘶𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘢𝘬𝘶 𝘴𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘴𝘦𝘣𝘢𝘯𝘺𝘢𝘬 5 𝘬𝘢𝘭𝘪 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘨𝘢𝘯𝘵𝘪𝘬𝘢𝘯 𝘢𝘳𝘵𝘪𝘴 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘮𝘦𝘳𝘢𝘯𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘢𝘪𝘯 𝘤𝘢𝘴𝘵 𝘬𝘢𝘳𝘦𝘯𝘢 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘤𝘰𝘤𝘰𝘬 𝘥𝘢𝘯 𝘴𝘶𝘥𝘢𝘩 1 𝘣𝘶𝘭𝘢𝘯 𝘭𝘢𝘮𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘸𝘰𝘰𝘣𝘪𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘶𝘯𝘥𝘢 𝘱𝘳𝘰𝘴𝘦𝘴 𝘴𝘺𝘶𝘵𝘪𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢 𝘬𝘢𝘳𝘦𝘯𝘢 𝘪𝘵𝘶. 𝘑𝘪𝘮𝘪𝘯 𝘴𝘦𝘮𝘱𝘢𝘵 𝘮𝘦𝘯𝘰𝘭𝘢𝘬 𝘬𝘢𝘳𝘦𝘯𝘢 𝘣𝘢𝘨𝘢𝘪𝘮𝘢𝘯𝘢 𝘱𝘶𝘯 𝘫𝘪𝘮𝘪𝘯 𝘩𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘪𝘯𝘨𝘪𝘯 𝘧𝘰𝘬𝘶𝘴 𝘣𝘦𝘳𝘯𝘺𝘢𝘯𝘺𝘪 𝘯𝘢𝘮𝘶𝘯 𝘞𝘰𝘰𝘣𝘪𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘤𝘰𝘣𝘢 𝘮𝘦𝘮𝘰𝘩𝘰𝘯 𝘱𝘢𝘥𝘢 𝘫𝘪𝘮𝘪𝘯 𝘢𝘨𝘢𝘳 𝘮𝘦𝘮𝘪𝘬𝘪𝘳𝘬𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢 𝘬𝘦𝘮𝘣𝘢𝘭𝘪.

"𝘉𝘢𝘨𝘢𝘪𝘮𝘢𝘯𝘢 𝘪𝘯𝘪? 𝘈𝘬𝘶 𝘣𝘪𝘯𝘨𝘶𝘯𝘨.. 𝘜𝘨𝘩.." 𝘑𝘪𝘮𝘪𝘯 𝘴𝘢𝘯𝘨𝘢𝘵 𝘣𝘪𝘯𝘨𝘶𝘯𝘨 𝘫𝘪𝘬𝘢 𝘢𝘬𝘶 𝘮𝘦𝘯𝘦𝘳𝘪𝘮𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘰𝘵𝘰𝘮𝘢𝘵𝘪𝘴 𝘪𝘢 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘬𝘦𝘭𝘶𝘢𝘳 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘢𝘨𝘦𝘯𝘴𝘪 𝘯𝘺𝘢 𝘴𝘢𝘢𝘵 𝘪𝘯𝘪 𝘥𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘩𝘢𝘯𝘤𝘶𝘳𝘬𝘢𝘯 𝘤𝘪𝘵𝘢-𝘤𝘪𝘵𝘢 𝘯𝘺𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘣𝘢𝘳𝘶 𝘣𝘦𝘣𝘦𝘳𝘢𝘱𝘢 𝘵𝘢𝘩𝘶𝘯 𝘪𝘢 𝘳𝘪𝘯𝘵𝘪𝘴 𝘥𝘢𝘯 𝘴𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘮𝘦𝘯𝘤𝘢𝘱𝘢𝘪 𝘬𝘦𝘴𝘶𝘬𝘴𝘦𝘴𝘢𝘯 𝘵𝘪𝘯𝘨𝘨𝘪 𝘮𝘦𝘭𝘢𝘮𝘱𝘢𝘶𝘪 𝘢𝘳𝘵𝘪𝘴 𝘋𝘳𝘢𝘬𝘰𝘳. 𝘑𝘪𝘮𝘪𝘯 𝘱𝘶𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘩𝘦𝘭𝘢 𝘯𝘢𝘧𝘢𝘴𝘯𝘺𝘢.

"𝘈𝘱𝘢 𝘢𝘬𝘶 𝘵𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘱𝘢𝘥𝘢 𝘫𝘪𝘩𝘺𝘶𝘯 𝘩𝘺𝘶𝘯𝘨 𝘺𝘢? 𝘒𝘢𝘳𝘦𝘯𝘢 𝘪𝘢 𝘭𝘦𝘣𝘪𝘩 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘦𝘳𝘵𝘪 𝘢𝘬𝘶 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘱𝘢𝘥𝘢 𝘫𝘪𝘩𝘦𝘰𝘯 𝘩𝘺𝘶𝘯𝘨 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘴𝘦𝘭𝘢𝘭𝘶 𝘤𝘶𝘦𝘬 𝘴𝘢𝘢𝘵 𝘥𝘪 𝘮𝘪𝘯𝘵𝘢𝘪 𝘴𝘢𝘳𝘢𝘯, 𝘴𝘢𝘯𝘨𝘢𝘵 𝘵𝘢𝘬 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘢𝘯𝘵𝘶." 𝘋𝘦𝘯𝘨𝘶𝘴 𝘫𝘪𝘮𝘪𝘯 𝘬𝘢𝘭𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘪𝘯𝘨𝘢𝘵 𝘴𝘪𝘬𝘢𝘱 𝘑𝘪𝘩𝘦𝘰𝘯 𝘴𝘢𝘢𝘵 𝘪𝘢 𝘮𝘦𝘮𝘪𝘯𝘵𝘢 𝘱𝘦𝘯𝘥𝘢𝘱𝘢𝘵 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘩𝘺𝘶𝘯𝘨 𝘯𝘺𝘢 𝘪𝘵𝘶.

𝘑𝘪𝘮𝘪𝘯 𝘱𝘶𝘯 𝘣𝘦𝘳𝘢𝘯𝘫𝘢𝘬 𝘬𝘦𝘭𝘶𝘢𝘳 𝘴𝘦𝘵𝘦𝘭𝘢𝘩 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘢𝘸𝘢 𝘱𝘳𝘰𝘱𝘰𝘴𝘢𝘭 𝘪𝘵𝘶 𝘥𝘪 𝘵𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘪𝘢 𝘵𝘶𝘯𝘫𝘶𝘬𝘢𝘯 𝘱𝘢𝘥𝘢 𝘩𝘺𝘶𝘯𝘨 𝘯𝘺𝘢. 𝘚𝘢𝘢𝘵 𝘫𝘪𝘮𝘪𝘯 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘬𝘦𝘭𝘶𝘢𝘳 𝘫𝘪𝘮𝘪𝘯 𝘥𝘪 𝘬𝘦𝘫𝘶𝘵𝘬𝘢𝘯 𝘰𝘭𝘦𝘩 𝘱𝘰𝘯𝘴𝘦𝘭𝘯𝘺𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘣𝘦𝘳𝘥𝘦𝘳𝘪𝘯𝘨.

"𝘠𝘦𝘰𝘣𝘰𝘴𝘦𝘰.. 𝘗𝘢𝘱𝘢?"

"𝘑𝘪𝘮𝘪𝘯𝘪𝘦, 𝘱𝘢𝘱𝘢 𝘴𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘱𝘶𝘭𝘢𝘯𝘨."

"𝘉𝘦𝘯𝘢𝘳𝘬𝘢𝘩?" 𝘜𝘤𝘢𝘱 𝘫𝘪𝘮𝘪𝘯 𝘵𝘦𝘳𝘬𝘦𝘫𝘶𝘵 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘯𝘺𝘶𝘮 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘦𝘮𝘣𝘢𝘯𝘨 𝘥𝘪 𝘸𝘢𝘫𝘢𝘩𝘯𝘺𝘢.

"𝘐𝘺𝘢 𝘯𝘢𝘬, 𝘱𝘢𝘱𝘢 𝘴𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘣𝘦𝘳𝘢𝘥𝘢 𝘥𝘪 𝘬𝘢𝘯𝘵𝘰𝘳 𝘴𝘢𝘢𝘵 𝘪𝘯𝘪."

"𝘑𝘪𝘮𝘪𝘯 𝘫𝘶𝘨𝘢 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘬𝘦 𝘬𝘢𝘯𝘵𝘰𝘳 𝘱𝘢,"

"𝘜𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘢𝘱𝘢 𝘯𝘢𝘬?"

"𝘈𝘥𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘪𝘯𝘨𝘪𝘯 𝘫𝘪𝘮𝘪𝘯 𝘣𝘪𝘤𝘢𝘳𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘩𝘺𝘶𝘯𝘨."

"𝘖𝘩 𝘣𝘦𝘨𝘪𝘵𝘶. 𝘉𝘢𝘪𝘬𝘭𝘢𝘩 𝘤𝘦𝘱𝘢𝘵 𝘥𝘢𝘵𝘢𝘯𝘨 𝘱𝘢𝘱𝘢 𝘫𝘶𝘨𝘢 𝘴𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘳𝘪𝘯𝘥𝘶 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘱𝘶𝘵𝘳𝘢 𝘮𝘢𝘯𝘫𝘢 𝘱𝘢𝘱𝘢 𝘪𝘯𝘪." 𝘑𝘪𝘮𝘪𝘯 𝘥𝘢𝘯 𝘕𝘢𝘮𝘫𝘰𝘰𝘯 𝘴𝘢𝘮𝘢-𝘴𝘢𝘮𝘢 𝘵𝘦𝘳𝘬𝘦𝘬𝘦𝘩.

"𝘕𝘦 𝘱𝘢𝘱𝘢, 𝘣𝘢𝘪𝘬𝘭𝘢𝘩 𝘫𝘪𝘮𝘪𝘯 𝘬𝘦 𝘴𝘢𝘯𝘢 𝘴𝘦𝘬𝘢𝘳𝘢𝘯𝘨." 𝘚𝘢𝘮𝘣𝘶𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘵𝘦𝘭𝘦𝘱𝘰𝘯 𝘱𝘶𝘯 𝘵𝘦𝘳𝘱𝘶𝘵𝘶𝘴. 𝘑𝘪𝘮𝘪𝘯 𝘱𝘶𝘯 𝘴𝘦𝘨𝘦𝘳𝘢 𝘱𝘦𝘳𝘨𝘪 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘢𝘨𝘦𝘯𝘴𝘪𝘯𝘺𝘢 𝘴𝘦𝘯𝘥𝘪𝘳𝘪 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘮𝘢𝘬𝘢𝘪 𝘴𝘢𝘮𝘢𝘳𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢.

𝘚𝘦𝘵𝘦𝘭𝘢𝘩 20 𝘮𝘦𝘯𝘪𝘵 𝘫𝘪𝘮𝘪𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘦𝘮𝘱𝘶𝘩 𝘱𝘦𝘳𝘫𝘢𝘭𝘢𝘯𝘢𝘯 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘢𝘨𝘦𝘯𝘴𝘪 𝘯𝘺𝘢 𝘪𝘢 𝘱𝘶𝘯 𝘴𝘢𝘮𝘱𝘢𝘪 𝘥𝘪 𝘥𝘦𝘱𝘢𝘯 𝘨𝘦𝘥𝘶𝘯𝘨 𝘱𝘦𝘳𝘶𝘴𝘢𝘩𝘢𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢.

𝘒𝘪𝘯𝘪 𝘫𝘪𝘮𝘪𝘯 𝘮𝘦𝘮𝘢𝘴𝘶𝘬𝘪 𝘨𝘦𝘥𝘶𝘯𝘨 𝘱𝘦𝘳𝘶𝘴𝘢𝘩𝘢𝘢𝘯 𝘮𝘪𝘭𝘪𝘬 𝘱𝘢𝘱𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘪𝘵𝘶 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘭𝘢𝘯𝘨𝘬𝘢𝘩 𝘴𝘢𝘯𝘵𝘢𝘪 𝘥𝘢𝘯 𝘥𝘪 𝘵𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢 𝘵𝘦𝘳𝘥𝘢𝘱𝘢𝘵 𝘴𝘦𝘣𝘶𝘢𝘩 𝘮𝘢𝘱 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘣𝘦𝘳𝘪𝘴𝘪𝘬𝘢𝘯 𝘱𝘳𝘰𝘱𝘰𝘴𝘢𝘭 𝘬𝘰𝘯𝘵𝘳𝘢𝘬 𝘬𝘦𝘳𝘫𝘢. 𝘑𝘪𝘮𝘪𝘯 𝘱𝘶𝘯 𝘮𝘦𝘭𝘦𝘱𝘢𝘴 𝘢𝘵𝘳𝘪𝘣𝘶𝘵 𝘴𝘢𝘮𝘢𝘳𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢 𝘥𝘢𝘯 𝘣𝘦𝘳𝘫𝘢𝘭𝘢𝘯 𝘴𝘢𝘯𝘵𝘢𝘪 𝘬𝘦 𝘢𝘳𝘢𝘩 𝘭𝘪𝘧𝘵.

𝘑𝘪𝘮𝘪𝘯 𝘬𝘪𝘯𝘪 𝘴𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘣𝘦𝘳𝘢𝘥𝘢 𝘥𝘪 𝘥𝘦𝘱𝘢𝘯 𝘱𝘪𝘯𝘵𝘶 𝘭𝘪𝘧𝘵 𝘥𝘢𝘯 𝘴𝘢𝘢𝘵 𝘪𝘯𝘪 𝘐𝘢 𝘮𝘢𝘴𝘪𝘩 𝘮𝘦𝘯𝘶𝘯𝘨𝘨𝘶 𝘭𝘪𝘧𝘵 𝘵𝘦𝘳𝘣𝘶𝘬𝘢 𝘴𝘢𝘮𝘣𝘪𝘭 𝘮𝘦𝘮𝘢𝘪𝘯𝘬𝘢𝘯 𝘱𝘰𝘯𝘴𝘦𝘭𝘯𝘺𝘢. 𝘵𝘢𝘬 𝘣𝘦𝘳𝘢𝘱𝘢 𝘭𝘢𝘮𝘢 𝘴𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘴𝘢𝘵𝘶 𝘭𝘪𝘧𝘵 𝘱𝘶𝘯 𝘵𝘦𝘳𝘣𝘶𝘬𝘢 𝘫𝘪𝘮𝘪𝘯 𝘱𝘶𝘯 𝘮𝘦𝘭𝘢𝘯𝘨𝘬𝘢𝘩𝘬𝘢𝘯 𝘬𝘢𝘬𝘪𝘯𝘺𝘢 𝘬𝘦 𝘴𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘴𝘢𝘵𝘶 𝘭𝘪𝘧𝘵 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘵𝘦𝘳𝘣𝘶𝘬𝘢 𝘪𝘵𝘶. 𝘕𝘢𝘮𝘶𝘯 𝘴𝘢𝘢𝘵 𝘪𝘢 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘮𝘢𝘴𝘶𝘬𝘪 𝘭𝘪𝘧𝘵, 𝘴𝘦𝘴𝘦𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘭𝘢𝘯𝘤𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘭𝘪𝘯𝘨𝘬𝘢𝘳𝘬𝘢𝘯 𝘵𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢 𝘬𝘦 𝘱𝘪𝘯𝘨𝘨𝘢𝘯𝘨 𝘳𝘢𝘮𝘱𝘪𝘯𝘨𝘯𝘺𝘢.

𝘾𝙪𝙥

"𝘑𝘪𝘩𝘺𝘶𝘯-𝘢𝘩 𝘢𝘬𝘶 𝘮𝘦𝘳𝘪𝘯𝘥𝘶𝘬𝘢𝘯𝘮𝘶." 𝘜𝘤𝘢𝘱 𝘱𝘳𝘪𝘢 𝘪𝘵𝘶 𝘴𝘢𝘮𝘣𝘪𝘭 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘦𝘤𝘶𝘱 𝘭𝘦𝘩𝘦𝘳 𝘫𝘦𝘯𝘫𝘢𝘯𝘨 𝘫𝘪𝘮𝘪𝘯. 𝘑𝘪𝘮𝘪𝘯 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘳𝘢𝘴𝘢 𝘥𝘪 𝘭𝘦𝘤𝘦𝘩𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘥𝘰𝘳𝘰𝘯𝘨 𝘱𝘳𝘪𝘢 𝘣𝘦𝘳𝘬𝘶𝘭𝘪𝘵 𝘱𝘶𝘤𝘢𝘵 𝘪𝘵𝘶.

"𝘓𝘢𝘯𝘤𝘢𝘯𝘨 𝘴𝘦𝘬𝘢𝘭𝘪 𝘬𝘢𝘶 𝘮𝘦𝘭𝘢𝘬𝘶𝘬𝘢𝘯 𝘪𝘵𝘶!" 𝘜𝘤𝘢𝘱 𝘫𝘪𝘮𝘪𝘯 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘦𝘮𝘰𝘴𝘪 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘴𝘶𝘢𝘳𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘯𝘪𝘯𝘨𝘨𝘪.

"𝘑𝘪𝘩𝘺𝘶𝘯-𝘢𝘩 𝘬𝘢𝘶 𝘬𝘦𝘯𝘢𝘱𝘢?" 𝘜𝘤𝘢𝘱 𝘱𝘳𝘪𝘢 𝘣𝘦𝘳𝘬𝘶𝘭𝘪𝘵 𝘱𝘶𝘤𝘢𝘵 𝘪𝘵𝘶 𝘬𝘦𝘣𝘪𝘯𝘨𝘶𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘭𝘪𝘩𝘢𝘵 𝘳𝘦𝘴𝘱𝘰𝘯 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘴𝘦𝘴𝘦𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘪𝘢 𝘳𝘪𝘯𝘥𝘶𝘬𝘢𝘯 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘣𝘦𝘣𝘦𝘳𝘢𝘱𝘢 𝘩𝘢𝘳𝘪 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘣𝘦𝘳𝘵𝘦𝘮𝘶.

"𝘈𝘬𝘶 𝘣𝘶𝘬𝘢𝘯 𝘫𝘪𝘩𝘺𝘶𝘯!.. 𝘠𝘢𝘬!.. 𝘫𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘥𝘦𝘬𝘢𝘵!" 𝘉𝘦𝘯𝘵𝘢𝘬 𝘫𝘪𝘮𝘪𝘯 𝘴𝘢𝘢𝘵 𝘮𝘦𝘭𝘪𝘩𝘢𝘵 𝘱𝘳𝘪𝘢 𝘪𝘵𝘶 𝘬𝘦𝘮𝘣𝘢𝘭𝘪 𝘮𝘦𝘯𝘥𝘦𝘬𝘢𝘵𝘪𝘯𝘺𝘢.

"𝘑𝘪𝘩𝘺𝘶𝘯-𝘢𝘩, 𝘬𝘢𝘵𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘱𝘢𝘥𝘢 𝘬𝘶! 𝘈𝘱𝘢 𝘢𝘬𝘶 𝘵𝘦𝘭𝘢𝘩 𝘣𝘦𝘳𝘣𝘶𝘢𝘵 𝘴𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘴𝘦𝘩𝘪𝘯𝘨𝘨𝘢 𝘬𝘢𝘶 𝘮𝘦𝘯𝘫𝘢𝘶𝘩𝘪𝘬𝘶 𝘴𝘦𝘱𝘦𝘳𝘵𝘪 𝘪𝘯𝘪?" 𝘑𝘪𝘮𝘪𝘯 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘭𝘪𝘩𝘢𝘵 𝘱𝘳𝘪𝘢 𝘪𝘵𝘶 𝘴𝘦𝘮𝘢𝘬𝘪𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘥𝘦𝘬𝘢𝘵, 𝘴𝘦𝘮𝘢𝘬𝘪𝘯 𝘥𝘪 𝘣𝘶𝘢𝘵 𝘱𝘢𝘯𝘪𝘬 𝘮𝘢𝘵𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘴𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘣𝘦𝘳𝘬𝘢𝘤𝘢-𝘬𝘢𝘤𝘢 𝘥𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘤𝘰𝘣𝘢 𝘬𝘢𝘣𝘶𝘳 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘵𝘦𝘮𝘱𝘢𝘵 𝘪𝘵𝘶.

"𝘈𝘪𝘴𝘩..! 𝘒𝘶𝘣𝘪𝘭𝘢𝘯𝘨 𝘢𝘬𝘶 𝘣𝘶𝘬𝘢𝘯 𝘑𝘪𝘩𝘺𝘶𝘯! 𝘗𝘦𝘳𝘨𝘪 𝘬𝘢𝘶!.. 𝘠𝘢𝘬! 𝘠𝘢𝘬!! 𝘑𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘥𝘦𝘬𝘢𝘵!" 𝘑𝘪𝘮𝘪𝘯 𝘮𝘦𝘳𝘢𝘴𝘢 𝘴𝘪𝘢𝘭 𝘴𝘢𝘢𝘵 𝘪𝘵𝘶 𝘬𝘢𝘳𝘦𝘯𝘢 𝘥𝘪 𝘴𝘢𝘯𝘢 𝘥𝘪 𝘥𝘦𝘱𝘢𝘯 𝘭𝘪𝘧𝘵 𝘪𝘵𝘶 𝘴𝘢𝘯𝘨𝘢𝘵 𝘴𝘦𝘱𝘪 𝘬𝘢𝘳𝘦𝘯𝘢 𝘪𝘯𝘪 𝘮𝘢𝘴𝘪𝘩 𝘫𝘢𝘮 𝘬𝘦𝘳𝘫𝘢 𝘥𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢 𝘱𝘢𝘴𝘵𝘪𝘯𝘺𝘢 𝘣𝘦𝘳𝘢𝘥𝘢 𝘥𝘪 𝘳𝘶𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘮𝘢𝘴𝘪𝘯𝘨-𝘮𝘢𝘴𝘪𝘯𝘨 𝘵𝘢𝘬 𝘢𝘥𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘣𝘪𝘴𝘢 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘢𝘯𝘵𝘶𝘯𝘺𝘢.

"𝘑𝘪, 𝘬𝘢𝘵𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘢𝘥𝘢 𝘢𝘱𝘢? 𝘑𝘪𝘬𝘢 𝘮𝘦𝘮𝘢𝘯𝘨 𝘢𝘥𝘢 𝘮𝘢𝘴𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘬𝘪𝘵𝘢 𝘣𝘪𝘤𝘢𝘳𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘣𝘢𝘪𝘬-𝘣𝘢𝘪𝘬."  𝘑𝘪𝘮𝘪𝘯 𝘵𝘢𝘬 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘩𝘪𝘳𝘢𝘶𝘬𝘢𝘯 𝘶𝘤𝘢𝘱𝘢𝘯 𝘱𝘳𝘪𝘢 𝘥𝘪 𝘥𝘦𝘱𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢 𝘪𝘵𝘶 𝘥𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘨𝘦𝘳𝘢 𝘮𝘢𝘴𝘶𝘬 𝘬𝘦 𝘥𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘭𝘪𝘧𝘵 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘣𝘢𝘳𝘶 𝘴𝘢𝘫𝘢 𝘵𝘦𝘳𝘣𝘶𝘬𝘢 𝘥𝘢𝘯 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘵𝘦𝘳𝘣𝘶𝘳𝘶-𝘣𝘶𝘳𝘶 𝘫𝘪𝘮𝘪𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘦𝘬𝘢𝘯 𝘵𝘰𝘮𝘣𝘰𝘭 𝘢𝘯𝘨𝘬𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘢𝘥𝘢 𝘥𝘪 𝘥𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘴𝘢𝘯𝘢 𝘥𝘢𝘯 𝘱𝘪𝘯𝘵𝘶 𝘭𝘪𝘧𝘵 𝘱𝘶𝘯 𝘵𝘦𝘳𝘵𝘶𝘵𝘶𝘱. 𝘑𝘪𝘮𝘪𝘯 𝘱𝘶𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘺𝘢𝘯𝘥𝘢𝘳𝘬𝘢𝘯 𝘵𝘶𝘣𝘶𝘩𝘯𝘺𝘢 𝘬𝘦 𝘥𝘪𝘯𝘥𝘪𝘯𝘨 𝘥𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘥𝘰𝘯𝘨𝘢𝘬 𝘬𝘦 𝘢𝘵𝘢𝘴 𝘴𝘢𝘮𝘣𝘪𝘭 𝘵𝘦𝘳𝘱𝘦𝘫𝘢𝘮 𝘢𝘬𝘩𝘪𝘳𝘯𝘺𝘢 𝘪𝘢  𝘣𝘦𝘳𝘯𝘢𝘧𝘢𝘴 𝘭𝘦𝘨𝘢 𝘯𝘢𝘮𝘶𝘯 𝘳𝘢𝘴𝘢 𝘵𝘢𝘬𝘶𝘵𝘯𝘺𝘢 𝘣𝘦𝘭𝘶𝘮 𝘴𝘦𝘱𝘦𝘯𝘶𝘩𝘯𝘺𝘢 𝘩𝘪𝘭𝘢𝘯𝘨. 𝘗𝘪𝘯𝘵𝘶 𝘭𝘪𝘧𝘵 𝘱𝘶𝘯 𝘵𝘦𝘳𝘣𝘶𝘬𝘢, 𝘫𝘪𝘮𝘪𝘯 𝘱𝘶𝘯 𝘬𝘦𝘭𝘶𝘢𝘳 𝘥𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘨𝘦𝘳𝘢 𝘣𝘦𝘳𝘭𝘢𝘳𝘪 𝘬𝘦  𝘳𝘶𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘫𝘪𝘩𝘺𝘶𝘯 𝘩𝘺𝘶𝘯𝘨 𝘯𝘺𝘢.

𝘿𝙧𝙖𝙥

𝘿𝙧𝙖𝙥

𝘿𝙧𝙖𝙥

𝘚𝘶𝘢𝘳𝘢 𝘥𝘦𝘳𝘢𝘱 𝘭𝘢𝘯𝘨𝘬𝘢𝘩 𝘣𝘦𝘳𝘭𝘢𝘳𝘪 𝘫𝘪𝘮𝘪𝘯 𝘵𝘦𝘳𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘳 𝘥𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘺𝘪𝘵𝘢 𝘱𝘦𝘳𝘩𝘢𝘵𝘪𝘢𝘯 𝘱𝘢𝘳𝘢 𝘬𝘢𝘳𝘺𝘢𝘸𝘢𝘯 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘣𝘦𝘳𝘢𝘥𝘢 𝘥𝘪 𝘴𝘢𝘯𝘢 𝘥𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘭𝘪𝘩𝘢𝘵𝘯𝘺𝘢 𝘣𝘪𝘯𝘨𝘶𝘯𝘨. 𝘈𝘬𝘩𝘪𝘳𝘯𝘺𝘢 𝘪𝘢 𝘱𝘶𝘯 𝘴𝘢𝘮𝘱𝘢𝘪 𝘥𝘪 𝘳𝘶𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘫𝘪𝘩𝘺𝘶𝘯 𝘥𝘢𝘯 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘬𝘢𝘴𝘢𝘳 𝘫𝘪𝘮𝘪𝘯 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘶𝘬𝘢 𝘱𝘪𝘯𝘵𝘶 𝘪𝘵𝘶 𝘪𝘢 𝘵𝘢𝘬 𝘱𝘦𝘳𝘥𝘶𝘭𝘪 𝘫𝘪𝘬𝘢 𝘯𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘗𝘢𝘱𝘢 𝘥𝘢𝘯 𝘩𝘺𝘶𝘯𝘨 𝘯𝘺𝘢 𝘮𝘢𝘳𝘢𝘩 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘵𝘦𝘳𝘱𝘦𝘯𝘵𝘪𝘯𝘨 𝘥𝘪𝘢 𝘪𝘯𝘨𝘪𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘥𝘢𝘱𝘢𝘵 𝘱𝘦𝘭𝘶𝘬𝘢𝘯 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘩𝘺𝘶𝘯𝘨 𝘯𝘺𝘢 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘮𝘦𝘯𝘦𝘯𝘢𝘯𝘨𝘬𝘢𝘯 𝘥𝘪𝘳𝘪𝘯𝘺𝘢.

𝘽𝙧𝙖𝙠𝙠

"𝘏𝘺𝘶𝘯𝘨! 𝘛𝘰𝘭𝘰𝘯𝘨 𝘢𝘬𝘶!!!!!"

𝙁𝙡𝙖𝙨𝙝𝙗𝙖𝙘𝙠 𝙤𝙛𝙛

"T-tunggu! Jadi benar k-kalian ada dua?" Ucap yoongi gugup.

"Sebenarnya kami ada tiga. Hanya saja Jiheon adik ku yang lain berada di pulau jeju sedang pemotretan."

"Jadi, dia...

" J-jimin, Kim jimin imnibda." Lirih jimin yang masih sedikit takut pada pria pucat di depannya.

"Jadi, jimin maafkan aku. Ku pikir tadi kau adalah jihyun jadi, aku minta maaf padamu."

"Um n-ne..."

"Perkenalkan aku Min yoongi. Ah ya.. Apa ini milikmu?... —yoongi menyodorkan sebuah map milik jimin—...Kau menjatuhkannya tadi. aku tadi melihat isinya dan ternyata proposal ini dari perusahaan ku. Jadi siapa yang mengirimkan kontrak kerja ini padamu?"

"Yang mengajukannya Tuan Kim woobin." Ucap jimin yang mulai terlihat lebih baik.

"Kim woobin? Bukankah dia seorang produser film?" Ucap Namjoon yang sejak tadi diam melihat interaksi ke tiga makhluk mungil itu.

"Em.. Maaf bisa kita bahas ini dengan duduk? Kaki ku lelah jika harus berdiri seperti ini!" Ucap jihyun menginterupsi.

Kini mereka sudah duduk di sofa yang ada di ruangan jihyun dan sudah tersaji 2 cangkir kopi, secangkir lemon tea dan segelas strawberry milkshake.

"Jadi, kenapa produser Kim woobin menawarkan sebuah peran di filmnya pada jimin?" Ucap jihyun yang masih bingung.

"Produser kim mengatakan bahwa karakteristik dari jimin sangat cocok dengan main cast di film itu. Kalian bisa percaya atau tidak, sudah 5 kali dia mengganti main cast nya dan sampai menunda 1 bulan lamanya hanya untuk mencari seseorang yang cocok di peran itu. Dan berakhir ia memilih jimin." Jelas yoongi.

"Tapi, maaf yoongi-ssi aku masih ingin melanjutkan karir ku sebagai penyanyi." Yoongi pun tersenyum, ia paham akan kegundahan di hati jimin.

"Jimin dengar, saat kau menerima kontrak kerja ini otomatis kau akan berpindah ke agensi ku. Masalah karir bernyanyi mu, Kau jangan khawatir jimin kau pasti akan terus bernyanyi meski kau menerima tawaran casting di film itu. Bagaimana?"

"Em, apa aku masih bisa memakai managerku saat ini untuk tetap bersama ku jika aku berpindah agensi?"

"Tentu. Jika kerjanya bagus aku akan mengijinkannya tetap bersamamu."

"Ne terima kasih dan yoongi-ssi aku akan menerima kontrak kerja itu." Jihyun dan Namjoon pun tersenyum melihat jimin yang sudah bisa mengambil keputusannya. Jihyun pun mengusap punggung jimin dan kemudian mengecup pelipis adiknya sayang.

"Aku merasa bangga padamu, kau sudah bisa menentukan langkah mu sendiri. Sekarang kau benar-benar terlihat dewasa!"

"Hyung~! Ish!!" Jimin memukul lengan jihyun, ia merasa malu saat ini. Jihyun pun membawa adiknya ke pelukannya dan sesekali mengecup kening adiknya.

"Hei, bukankah kalian seumuran?!" Ucap yoongi yang terlihat bingung.

"Benar nak Yoongi, mereka seumuran namun dari ketiganya yang sangat polos dan kekanakan adalah jimin, si bungsu. Maka dari itu selama ini kami benar-benar menjaga nya. Namun entah bagaimana saat ia melakukan perfomance di atas panggung dia jadi sosok yang berbeda."

"Ne benar, aku pernah melihatnya saat acara penghargaan musik awards tahun lalu. aku sangat terkejut atas 3 nominasi yang ia dapatkan padahal dia terbilang masih baru di dunia hiburan." Yoongi pun berdecak kagum atas prestasi yang di dapat oleh jimin.

"Baiklah jimin, kau bisa tanda tangani kontrak ini setelahnya aku akan segera mengurus pengunduran dirimu dari agensi itu dan aku akan menarik manager mu agar tetap bekerja dengan mu." Jimin senang mendengarnya karena ia tak akan mau beradaptasi kembali pada orang baru yang akan mengurus jadwal-jadwalnya. Karena manager nya yang bernama jaehyun itu lebih bisa memahami dirinya.

"Ne yoongi-ssi, terima kasih!" Ucap jimin yang kini sudah bisa tersenyum lebar.

𝙏𝘽𝘾