Apa Aku Harus Melemparkan Bukti di Depan Wajahmu, Baru Kamu Sebut Adil?

He Yirong memejamkan matanya. "Aku tidak akan menyerah. Selama masih belum ada berita tentang Jingyao aku tidak akan menyerah!"

'Anakku, anakku yang paling hebat pasti akan baik-baik saja!'

Liu Minjun menarik napas dalam lalu melihat ke arah He Yirong. "Tidak peduli Jingyao bisa pulang atau tidak, bukankah ada hal yang harus kamu urus dulu?"

"Apa?" He Yirong mengangkat kepalanya dan melihat ke arah Liu Minjun.

Liu Minjun menggertakkan giginya. "He Yizheng!"

Raut wajah He Yirong terlihat bergetar.

Liu Minjun tersenyum dingin. "Kenapa? Kamu tidak rela? Dia mau membunuhmu, bahkan sampai membuat Jingyao seperti ini. Apa kamu merasa walaupun Jingyao sudah seperti ini, tapi dia masih anakmu jadi kamu tidak rela?!"

"Tidak, tentu saja bukan!" He Yirong menyangkalnya dengan malu. "Dia bahkan mau aku mati, bagaimana mungkin aku masih memiliki harapan kepadanya? Aku hanya … tidak tahu harus melakukan apa."