Kamar Tamu

Tubuh Aiden menegang saat Anya memeluknya. Tangannya mendarat di bahu Anya, hendak mendorong tubuh wanita itu untuk menjauh darinya.

"Aiden, jangan mengusirku. Jangan menjauh dariku," Anya menguburkan kepalanya di dada Aiden dan tangannya memeluk Aiden dengan lebih erat. Aiden bisa merasakan bajunya mulai basah karena air mata Anya.

"Aku tidak mengusirmu," kata Aiden dengan tenang.

"Lalu?" Anya memandang wajah Aiden dengan mata penuh dengan air mata. "Nico bilang kamu menyuruhku untuk membereskan semua barangku dan meninggalkan rumah ini secepat mungkin. Kamu mengusirku."

Aiden mengerutkan keningnya. Istrinya ini memang sangat mudah untuk dibohongi.

"Kamu adalah istriku. Aku yang menentukan apakah kamu bisa tinggal atau pergi dari rumah ini." Mata Aiden tertuju pada kaki Anya. Wanita itu terburu-buru lari menyambutnya hingga kehilangan salah satu sandal merah mudahnya.

Aiden langsung membungkukkan badannya dan sedikit menggendong Anya agar kakinya tidak menyentuh lantai.