Hari yang Dinantikan

"Anya, kamu menjual bunga di kantorku. Kamu menggunakan asistenku dan keponakanku untuk bekerja di bawahmu. Apakah kamu tahu bahwa kamu telah membuatku rugi?" suara yang sudah lama tidak didengar Anya kali ini terdengar dari seberang telepon.

Ketika mendengar suara itu, Anya hampir saja melempar ponselnya. Ia tahu bahwa ia salah karena menggunakan hubungannya dengan Nico untuk menjual bunganya. Tetapi bunga yang dipetik terlalu banyak. Ia tidak bisa membiarkan bunga itu tidak terjual dan layu!

"Jangan berpura-pura mati. Bicaralah padaku!" kata Aiden dengan suara tajam.

Anya langsung merasa kesal. Bukankah semua ini gara-gara Aiden? Kalau saja Aiden tidak memetik semua bunganya, ia tidak akan perlu panik! "Bagaimana bisa kamu bersikap seegois ini? Kamu hanya memikirkan kerugianmu sendiri. Bagaimana dengan kerugianku? Ada begitu banyak bunga dan kamu menyuruh para pelayanmu untuk memetik semuanya. Jika aku tidak menjualnya saat ini juga, apakah kamu akan menyimpannya sendiri?"