Membunuhnya

"Aiden, semua parfum buatanku telah terjual habis," Anya menelepon Aiden untuk mengabarkan berita baik setelah beberapa hari mereka tidak berbicara.

Ia terlalu bahagia sehingga lupa terhadap rasa canggung yang ia rasakan setelah bertengkar dengan Aiden.

Ketika mendengar suara Anya yang ceria, sudut bibir Aiden melengkung membentuk senyuman. "Bagus sekali," katanya.

"Terima kasih telah membantuku mempromosikannya," Anya berterima kasih pada Aiden dengan tulus.

"Kamu memberikan hadiah voucher belanja mall dalam acaramu. Tentu saja mall juga harus memberikan dukungan pada tokomu. Acaramu telah memberikan keuntungan bagi mall," kata Aiden.

Dalam hati Anya tersenyum puas. Ia tahu bahwa rencananya akan berhasil.

Aiden memang memiliki harga diri yang tinggi. Tetapi Anya yakin, semarah-marahnya Aiden, suaminya itu masih akan memanjakannya dan tidak akan mengabaikannya begitu saja. Ia memberikan dukungannya dari belakang.