Marah

"Kalian semua orang jahat," Anya melotot ke arah Aiden dan Nico sambil berteriak dengan marah. "Aiden, aku tidak akan melupakan hari ini."

Kali ini Anya benar-benar merasa marah. Sejak menikah dengan Aiden, ia selalu merasa takut dan berusaha untuk bersikap baik di hadapan Aiden. Ia menjaga perilakunya dan bertindak dengan hati-hati. Ia selalu menyesuaikan perilakunya dengan keinginan dan temperamen Aiden.

Setiap hari, ia merasa seperti berjalan di atas es yang hendak meleleh. Saat Aiden pergi ke luar negeri, mungkin ia memang merindukannya, tetapi setidaknya Anya tidak harus bersikap berhati-hati.

Saat Aiden ada di rumah, Anya harus menjaga perilakunya karena ia takut membuat Aiden kesal atau marah.

Setelah Raka kembali ke Indonesia, Anya seperti menari di atas ujung pisau dan bersiap-siap untuk jatuh dan terluka. Hidupnya semakin tidak tenang karena Raka terus berusaha untuk mencarinya.