Ponsel Cadangan

"Ah!" teriak Anya dengan terkejut. Tangannya langsung terangkat untuk mengelus hidungnya yang menabrak dada berotot Aiden. "Mengapa kamu tiba-tiba berhenti?"

Tubuh Anya menabrak tubuh Aiden dan langsung terkubur di dalam pelukan suaminya itu.

"Aku berhenti karena ingin memberimu kesempatan untuk langsung melemparkan dirimu ke pelukanku," tangan besar Aiden memeluk pinggang Anya.

Anya mengangkat kepalanya dan menatap Aiden sambil tersenyum. "Aiden, jangan marah padaku, ya?"

"Apa kesalahanmu? Sehingga kamu takut aku akan marah padamu …" Aiden tidak menjawab pertanyaan Anya dan malah menanyakan kembali. Ia ingin Anya menyadari apa kesalahannya.

"Tidak seharusnya aku memohon untuk Raisa. Wanita itu berniat jahat kepada suamiku, seharusnya aku tidak memaafkannya," kata Anya. "Aku bersalah. Maukah kamu memaafkan aku?"

"Cium aku dan aku akan memaafkanmu," kata Aiden dengan sengaja.

"Ada banyak orang. Bagaimana kalau aku menciummu saat di rumah saja?�� jawab Anya dengan malu.