Rasa Sakit Hati yang Terpendam

"Anggap saja aku sedang membawamu ke bioskop untuk melihat kemampuan akting semua orang," suara Aiden tidak terlalu keras, tetapi semua orang yang ada di ruangan itu bisa mendengarnya.

Anya benar-benar ingin menggali lubang dan bersembunyi di dalamnya. Mengapa ia harus memancing Aiden sehingga suaminya itu berkata demikian?

Mengapa mulutnya itu terlalu bocor?

Seharusnya ia tahu bahwa mulut Aiden sangat tajam dan ia akan mengatakan apa pun yang ia mau tanpa memikirkan perasaan orang lain.

Bima melotot ke arah Aiden dengan marah. "Kita semua adalah orang munafik. Kita semua berakting. Hanya kamu yang paling asli …" sindirnya.

"Aku punya ayah, tetapi rasanya aku tidak memilikinya. Kalau kamu tidak memiliki kepribadian yang baik, tidak usah berpura-pura. Kalau kamu tidak menyukaiku, untuk apa kamu memanggil aku ke rumah ini?" Aiden berpikir bahwa mereka hanya akan malam. Begitu masuk, ia merasa seperti melihat sebuah pertunjukkan berpura-pura sebagai keluarga yang harmonis.